Up lagi!!!!Apa kabarnya para readers yang aku sayangi dan aku cintai❤️
JANGAN LUPA ⭐ NYA DIPENCET BIAR ABANG AKU GAK MENYE-MENYE. MWEHHHH
KOMEN JUGA YAHHHHH!!
TANDAI TYPO NYA!
*
*
*
Selamat membaca 📍~°°¶un©ak°°~
Jean melangkahkan kakinya ke tepi sungai untuk mencuci wajahnya. Ia bediam sejenak disana, memandangi pantulan wajahnya didalam air sungai yang mengalir.
Huftttt!
Jean menghembuskan nafas gusar. "Dek, kamu dimana?" Gumamnya sambil tertunduk dalam.
"Abang udah datang buat jemput kamu, tapi, kamu dimana!"
Jean memandang kosong kearah air sungai yang mengalir, "Balik dek, Abang kangen."
Setelah lama berdiam diri, Jean memutuskan untuk mencuci wajahnya dengan cepat dan kembali ketempat dimana Juan dan Delvino berada.
Jean menatap Juan yang sudah berdiri dari duduknya, "Udah mendingan, Ju?" Tanya Jean sambil menatap Juan dengan tatapan sayu. Tidak ada lagi tatapan matanya yang tajam dan menusuk. Yang ada hanya tatapan mata yang sayu dan sendu.
"Udah, Jen." Balasnya sambil tersenyum tipis.
Delvino bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Jean. "Jen, mending kita balik dulu kevila. Bentar lagi bakalan sore, besok kita lanjutin nyari adek Lo!"
"Tap-,"
"Iya, Jen. Kita balik dulu, istirahat. Besok kita lanjutin." Sambung Juan. Sebelum Jean melanjutkan ucapannya.
Jean berpikir sejenak, ada benarnya juga, ia harus beristirahat dan masih ada hari esok untuk mencari adiknya itu.
"Tapi, gue ngerasa adek gue ada disekitar sini Vin, Ju!" Ucapnya sambil menatap kedua temannya.
Delvino dan Juan saling pandang lalu, "Jen?" Panggil Juan.
"Gue tau kok, Lo khawatir sama adek Lo. Gue yakin adek Lo pasti baik-baik aja, Lo gak usah khawatir."
"Sekarang kita balik dulu kevila, besok pagi-pagi sekali kita kembali kesini. Biar gak ditau sama Fadlyy dan teman-temannya." imbuh Delvino.
"Yaudah, kita balik dulu." Putus Jean, ia berjalan mengambil tasnya yang tergeletak di bawah lalu menyampirkan dipundaknya sebelah kiri.
Mereka mulai melangkahkan kakinya dan meninggalkan tempat itu tetapi perkataan Juan menghentikan langkah Mereka.
"Bentar, jalan baliknya kearah mana?" Tanyanya sambil memandang kedua temannya itu.
"Gue tau!" Sahut Jean. Kemudian ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
Delvino dan Juan pun mengikuti Jean dari arah belakang, sesekali Juan berpegang pada Delvino. Entah karena apa kaki Juan terasa sangat sakit, padahal sedari tadi ia tidak merasa sakit dikakinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PUNCAK
Mystère / Thriller⚠️ WARNING ⚠️ CERITA UNTUK DIBACA BUKAN DIJIPLAK! Menceritakan tentang empat orang remaja yang sudah memiliki pasangan masing-masing. Mereka berdelapan. Mereka merencanakan untuk berlibur sebab ujian kelulusan sudah berakhir. Jadi mereka merencanaka...