3

161 111 43
                                    


~°°¶un©ak°°~

"HAH KITA!!"

"Iya hehe."

Yap sini lah mereka berempat, para lelaki itu tengah memilih kasur, kasur yang mana akan dibawa ke kamar para cewek cewek.

Yap cewek cewek memilih untuk tidur berempat, mereka tidak mau tidur pisahh, jadi mereka memutuskan untuk tidur bareng saja.

Dan juga mereka meminta bantuan kepada para lelaki untuk mengngangkat kan satu kasur lagi, untuk disimpan dikamar para cewek. Tidak mungkinkan satu kasur muat untuk empat orang!!

"Ehh, pelan-pelan dong.... kaki gue diinjek nih sama si Adit!!" Yap mereka tengah mengangakat kasur itu, dan membawanya ke kamar cewek nya.

"Yaa ini jugaa udah pelan, lu aja yang lambat kek siput,"

"Bacot lu berdua." ucap Yoga sebab Adit dan si Diga ribut melulu.

"Eeh ni kamar nya kok dikunci, atau jangan-jangan mereka udahh tidur yaa?!" tanya Fadlyy.

"Coba gedor aja," celetuk Diga

TOK! TOK! TOK! TOK! TOK! TOK!

"WOI KALIAN UDAH TIDUR APA BELUM SIH KOK PINTUNYA DIKUNCI, KITA UDAH ANGKATIN KASUR NIH, BUKA DONG!! " teriakk Yoga sambil menggedor-gedor pintu.

"BUKA WOI CAPEK NIH KITA BERDIRI,"

"DENGER GAK SIH KALIAN!"

"Udah, jangan teriak lagi, mungkin udah pada tidur kalii." Kata Fadlyy.

"Njirr mereka enak bener tidurnya, lah kita malah disuru angkat kasur. " cibir Diga

Adit yang sudah lelah pun menggedor pintu mereka lagi "WOII ANAK BABI BUKA PINTUNYA NJIRR!!"

Mendengar pintu yang digedor-gedor kayak orang kesetanan, mereka berempat yang sedang berada dikamar mandi pun keluar. Yap mereka mandi bareng. Gak papa lah ya, kan sama-sama cewek juga.

"Anjirr tu orang gak sabaran banget, kita lagi mandi juga!!" Ujar Keila yang duluan keluar dari kamar mandi. Yang hanya mengenakan handuk sampai diatas lutut saja.

"Iya tuh, kita juga lagi mandi." Juni pun ikut keluar, Sama seperti Keila yang hanya mengenakan handuk sampai diatas lutut.

Sedangkan Nanda sama Dinda lagi mandi, gerah katanya.

Dinda yang melihat Juni dan Keila yang sudah keluar dari kamar mandi dan, hanya mengenakan handuk sampai diatas lutut pun, "ehhh, lu berdua mau keluar pakai handuk doang?"

"Eemm emang kenapa Din? Toh mereka juga masih diluar, pintunya juga udah dikunci sama Keila tadi. Jadi, mereka gak akan masuk dong!" Jawabnya. Juni pun melangkah ke lemari dan mengambil baju tidur nya lalu memakai nya.

Ia akan memakai baju terlebih dahulu baru membukakan pintu, biar saja para lelaki lelah menunggu mereka, bodoamat lah kalau mereka kehabisan suara karena sedari tadi tidak henti-hentinya berteriakk.

Keila? Dia sedang mengeringkan rambut panjang nya yang basah, ia akan mengeringkan rambut nya terlebih dahulu baru memakai baju. Ia tidak akaan memakai baju kalau rambutnya belum kering . Bisa gitu yah!

Lelah menunggu para cewek-cewek tidak keluar, mereka pun memutuskan untuk membiarkan saja kasurnnya berada didepan pintu. Tohh ini bukan salah mereka. Salahkan saja mereka, para cewek-cewek yang tidak membukakan mereka pintu dan meletakan kasurnya didalam.

"Udahlah Ditt, gak capek lu berteriak dari tadi. Sakit nih, kuping gue dengar lu teriak mulu." Diga capek dengar suara Adit yang sedari tadi teriak-teriak didepan pintu kamar cewek-cewek tapi tak kunjung dibuka.

PUNCAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang