23

25 6 2
                                    

HALOO 🙌

APA KABAR?

BAIK KAN!

SEMOGA SELALU BAIK DAN SEHAT SELALU.

AMIN. SVAHA🙏


JANGAN LUPA SEBELUM MEMBACA ALANGKAH BAIKNYA KALIAN PENCET BINTANG NYA TERLEBIH DAHULU.

ABSEN: HADIR

Selamat membaca 📍

***

Jean dan Delvino menutup telinga mereka dengan sangat rapat. Sebab Juan yang berteriak sangat keras.

"WHAT! ANJIR LAH....KOK BISA GITU... KOK BISA!"

Sedari tadi Juan tidak henti-hentinya berteriak sambil berjalan kesana kemari seperti setrika. Bolak balik kesana kemari.

Lama kelamaan membuat Jean dan Delvino menjadi pusing melihat tingkah laku Juan yang sangat alay ini.

"Stop Juan! Stop!" mata Jean menyorot tajam kearah Juan yang sedang mondar-mandir tidak jelas.

Dengan kesal Juan kembali duduk disofa. Disusul Delvino dan Jean. Kini mereka duduk berhadapan.

"Gue gak tau mau bilang apa, yang intinya gue gak tau kenapa kita bertiga tiba-tiba bisa ada divilla." ucap Jean membuka suara.

Juan melirik kearah Jean. "Gue terkejut sumpah! Kok bisa kita ada divilla. Sedangkan tadi kita kan ada di Puncak, mau naik keatas nyusul Keila!"

"Gue juga bingung. Kenapa tiba-tiba kita ada disini coba. Heran!" pikir Delvino sambil memijat pelipisnya yang terasa sangat sakit.

Jean berdehem. "Gue gak mau tau, sekarang gue harus kesana. Nyusul mereka, perasaan gue tiba-tiba gak enak." dengan cepat Jean melangkahkan kakinya keluar dari villa.

Juan dan Delvino saling pandang. "Jen! Tungguin kita!" pekik mereka berdua.

Jean menoleh sekilas kearah belakang. Lalu mata tajamnya menyorot ke depan. Memandang penjaga villa yang berjalan kearah mereka.

"Kalian mau kemana?" tanya penjaga itu. Kita panggil saja Pak Yahid.

Jean mengernyit heran. "Kenapa? Terserah kami dong mau kemana!" sewot Jean.

Entah mengapa ia merasa tidak suka dengan Bapak penjaga ini. Perasaan nya mengatakan kalau penjaga villa ini berbahaya.

Pak Yahid menyorot tajam kearah Jean. "Masuk kedalam! Kalian tidak boleh keluar dari villa ini." perintahnya.

Dan langsung saja ditolak oleh Jean dengan mentah-mentah. "Enggak! Kami mau pergi, pergi dari villa yang menyeramkan ini." desis Jean diakhir kalimat nya.

"Bapak gak bisa gitu dong ngatur-ngatur kita! Terserah kita mau kemana, kenapa bapak yang sewot!" dengus Juan dengan mulut pedasnya.

Sedangkan Pak Yahid mengeram marah. Dengan segera ia menarik tangan mereka dan mendorong mereka masuk kedam villa dengan kasar. Jean, Juan dan Delvino yang mendapat perlakuan seperti itu sontak melawan.

PUNCAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang