Seminggu berlalu. Allen berjalan meninggalkan kelas setelah jam pelajaran selesai. Ia hendak menuju ke kafetaria untuk membeli beberapa camilan. Tapi seketika langkahnya terhenti karena melihat Heeseung keluar dari kelas umum.
'Apa? Kenapa dia keluar dari kelas umum? Gak mungkin dia.. Ah, aneh.'
Dia penasaran tapi gengsi untuk bertanya, terlebih lagi Heeseung yang berasal dari klan Bumi. Jadi dia langsung menuju kafetaria saja. Namun ekor matanya sempat menangkap Heesung yang mendadak berlari ke portal dengan tergesa-gesa.
'Dasar aneh.'
_•°*°•_
Heeseung langsung berlari ke kamarnya setelah tiba di lantai enam asrama, asrama VVIP level tiga yang ditempati para Putra dan Putri Agung. Ia masuk lantas mengunci kamarnya. Menarik dasi dan melepas beberapa kancing baju, menuju kamar mandi.
"Argh, j-jangan lagi.."
Laki-laki itu membasuh mukanya. Dada dan kepalanya terasa sangat sakit. Sakit sekali. Dia menatap bayangan dirinya di cermin.
"J-jangan.."
Ia meremat kedua tangannya dengan kuat. Tak peduli jika kukunya menembus telapak tangannya. Sambil berharap rasa sakit itu hilang, kejadian empat tahun lalu mendadak kembali terngiang.
_•°*°•_
Empat tahun lalu,.."Heh, peri kampret lo kemana?!" Sunghoon terus berlari menyusuri hutan kerdil dalam rangka mengejar-ngejar peri kecil yang sudah merusak rambut rapinya.
Seharusnya sebentar lagi acara penobatan Heeseung sebagai putra mahkota akan dimulai. Untuk itulah Sunghoon berpenampilan sangat rapi hari ini. Tapi tadi dia bertemu peri kecil di taman belakang kastil dan peri itu ternyata usil merusak rambut klimisnya. Alhasil Sunghoon pun geram dan berusaha menangkap peri itu. Ia berlari mengejarnya sampai masuk ke hutan kerdil yang merupakan habitat asli para peri kecil.
Tak peduli bajunya sudah terkena dahan-dahan pohon mini. Prioritasnya kali ini adalah menangkap si peri kecil pembuat masalah. Saking fokusnya mengejar, Sunghoon tak menyadari kalau-
Brakk!
Keras sekali suara tabrakan itu sampai membuat beberapa hewan kecil kaget dan berlarian.
Sunghoon menyeka darah yang mengalir dari keningnya. Kepalanya pusing luar biasa, pandangannya mulai kabur. Dan setelah itu dia tak sadarkan diri di lantai hutan kerdil. Tak ada satupun yang tau kecuali si peri usil tadi.
"Hei, Pangeran Sunghoon?" Peri itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sunghoon.
"Hallooo!"
"Pangeran Sunghoon beneran pingsan? Eh, pangeran!" Peri kecil mulai panik dan segera memanggil bantuan.
"Pangeran, tunggu sebentar. Aku akan cari bantuan!"
Sementara di kerajaan klan Bumi para Putra Agung sudah siap. Sebentar lagi acara penobatan akan dimulai. Tamu-tamu kerajaan sudah datang. Tapi kemudian Jungwon menyadari ada yang kurang dari mereka,
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] We Call Them : Anak Agung
Teen FictionDeretan petualangan yang menanti mereka tak terkira panjangnya. Secara tak tertulis, mereka dilahirkan untuk memecahkan banyak masalah, teka-teki, dan membuktikan banyak ramalan yang ada. Yang namanya kehidupan, 'People come and go' tidak bisa diba...