Masih di kamar Luna. Keempat gadis itu berteriak histeris mendengar cerita Allen.
"Kyaaa! Kenapa kiyut banget? Gue juga pengen kayak gitu sama Jay!", teriak Kirei.
"Lo serius dia megang pinggang lo? Heeseung loh?", tanya Luna. Dibalas anggukan oleh Allen untuk menjawabnya.
"Ya, namanya juga pesta dansa. Mau gimana lagi? Gue juga harus hargain pengorbanan ibu gue."
"Tapi gue belum ngerti maksud yang tiga hari lo bilang tadi. Jelasin, gih.", kata Einyd. Skaya mengangguk setuju, dia juga belum paham.
"Jadi,.. dengar ya, bocil-bocil. Tiga hari yang dimaksud sama Allen tadi itu adalah hari dimana Heeseung harus berhasil luluhin dia. Tadi 'kan ada tuh Heeseung bilang kalo perasaan itu bisa tumbuh. Nah, itu dia. Heeseung punya tekad buat numbuhin perasaan suka di hati Allen dalam tiga hari. Ngerti?", kata Kirei.
"Owh,..", Einyd manggut-manggut.
"Dan lo ngizinin? Berarti dia boleh ngelakuin cara apapun buat mencapai itu?", tanya Skaya.
Allen, Luna dan Kirei mengangguk. Mendadak Skaya menutup mulutnya sok kaget.
"Allen, ntar kalo dia pake cara yang aneh-aneh gimana? Misalnya dia-- astaga bayanginnya aja takut."
Plak!
Luna dan Einyd menggeplak paha Skaya,
"Jangan mikir yang aneh-aneh, deh. Pikirin yang baik dan indah aja. Jay contohnya.""Baik? Indah?"
"Iya, 'kan Jay itu baik mau nemenin gue belajar. Trus dia itu indah, ganteng maksudnya. Lo bayangin aja, jawline- nya aja tegas, tatapannya tajam, hidung mancung, kuat lagi, astaga beneran perfect banget.", Kirei mulai berangan-angan.
"Tapi,.. bukannya lo lebih tua setahun daripada dia?", tanya Luna.
"Ck! Umur itu cuma angka. Ga penting. Yang terpenting itu rasa cintanya--
"Kalo misal tipe Jay itu cewek yang lebih muda gimana?", potong Allen. Kirei auto mengeluarkan tatapan maut.
"Pasrah, lah. Kalo misalnya Jay lebih suka cewek lebih muda, Kirei bisa apa? Ya gak?", Einyd ikut mengompori. Tapi Skaya hanya diam, tak ikut meledek Kirei.
"Nyesal beneran nyesal gue cerita sama kalian. Dasar teman tak berguna! Bukannya kasih semangat malah menjatuhkan. Gue ini lagi berjuang, loh. Berjuang mendapatkan hati seorang Jay Owen Kwon."
"Iya deh, iya. Maaf, maaf. Semoga berhasil ya, mendapatkan hati seorang Jay Owen Kwon.", ledek Luna lagi.
"Ah, terserah kalian mau ngejekin atau mau apa."
"Utututu gemesnya kakak kita yang lagi ngambek ini.", Einyd mencubit kedua pipi Kirei hingga memerah. Membuat sang empu pipi berteriak kesal hingga Ken dan Kadytha terbangun dari tidur mereka.
"Berisik tau gak?!", geram Kadytha.
"Diem lo pada!", teriak Ken.
"Santai, santai. Yang teriak cuma Kirei. Jadi marahin dia aja.", kata Skaya.
Triing!
Ponsel Kirei. Ada notifikasi dari Twitter dan itu pesan dari--
"JAY?!"
"Jay kenapa?"
"Dia nanyain jadi belajar bareng apa enggak! Ya Tuhan jantung gue!", Kirei sampai lompat-lompat di atas kasur Luna. Membuat Ken dan Kadytha kembali terbangun dan mengamuk.
"Kyaaa!"
_•°*°•_
_
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] We Call Them : Anak Agung
Novela JuvenilDeretan petualangan yang menanti mereka tak terkira panjangnya. Secara tak tertulis, mereka dilahirkan untuk memecahkan banyak masalah, teka-teki, dan membuktikan banyak ramalan yang ada. Yang namanya kehidupan, 'People come and go' tidak bisa diba...