Jam digital di atas nakas menunjukkan pukul satu dini hari. Jay bahkan sudah terlelap di atas kasur Kirei. Gadis pemilik segel Cerberous itu masih berkutat dengan serius di depan buku sejarah. Sekarang dia sudah mencapai jilid enam bab dua. Itu artinya tinggal enam buku lagi yang harus dia baca.
Meski sudah sangat-sangat mengantuk, Kirei tetap memaksakan matanya untuk membaca.
"Udah sampe jilid berapa?", tanya Jay yang tiba-tiba bangun. Dia turun dari kasur lalu keluar dari kamar Kirei.
"Bentar, ya."
Jay masuk ke kamarnya, membuka sebuah kotak yang tadinya di letakkan di bawah kasur. Dia mengambil sebuah botol kaca berisi ramuan lalu kembali ke kamar Kirei.
Dia melihat gadis itu kini tertidur di atas buku sejarah yang super tebal. Kemudian Jay membangunkan Kirei
"Rei, bangun dulu. Minum nih."
".., Apaan?"
"Ramuan anti kantuk.", Jay menyodorkan botol itu. Kirei langsung menenggaknya.
"Tinggalin dikit buat gue."
_•°*°•_
Dua jam berlalu lagi. Kini tinggal dua buku dari jilid sembilan yang perlu Kirei baca. Jay ikut menemaninya sambil mencoret-coret jurnal kosong milik Kirei.
"Lo bisa, Kirei. Dua buku lagi."
"Kayaknya efek ramuannya mulai hilang. Gue mulai ngantuk lagi."
"Tidur aja sana.", titah Kirei. Dia merasa kasihan kepada Jay yang rela menemaninya.
"Gak. Gapapa, gue tungguin lo sampe selesai. Lanjut, lanjutin belajarnya. Biar cepat kelar."
Satu jam lagi berlalu. Kirei hampir menyelesaikan buku yang dibacanya. Lembaran yang tersisa untuk dibaca tinggal hitungan jari. Sementara Jay sudah terlelap tidur di sebelahnya.
"David Bronzfi- apa nih?"
"David Bronzfield, Kirei,..", lihatlah, meski sedang dalam keadaan terlelap Jay tetap membantunya. Kirei memandangi wajah Jay yang tidur.
'Lo baik banget, Jay. Udah baik, ganteng, pinter juga.'
"Fokus belajarnya,.."
"Eh, i-iya."
Mata Jay memang sedang terpejam, tapi bibirnya tak tahan untuk menyunggingkan senyuman. Tingkah Kirei terkadang memang sangat menyebalkan, tapi tak jarang juga kelakuannya itu menggemaskan seperti barusan. Sampai membuat Jay juga tersenyum.
Sepuluh menit yang berlalu bagai satu jam. Akhirnya. Iya, akhirnya Kirei berhasil menamatkan sembilan jilid buku sejarah dengan total sembilan belas buku yang masing-masing buku terdiri dari lima ratus lembar.
"Yeay, selesai!"
Karena kaget Jay jadi terbangun. Dia kembali dikejutkan dengan Kirei yang memeluknya dengan erat.
"Akhirnya selesai!"
Jay ikut tersenyum, "Akhirnya selesai. Sekarang waktunya tidur. Ayo, lo harus tidur.", dia mendorong Kirei ke kasur.
"Jay-
"Selamat malam,-- maksudnya selamat pagi. Semoga tidur lo nyenyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] We Call Them : Anak Agung
TienerfictieDeretan petualangan yang menanti mereka tak terkira panjangnya. Secara tak tertulis, mereka dilahirkan untuk memecahkan banyak masalah, teka-teki, dan membuktikan banyak ramalan yang ada. Yang namanya kehidupan, 'People come and go' tidak bisa diba...