_•°*°•_
Tiga hari berlalu sejak Allen pulang ke Klan Langit. Situasi kembali normal seperti biasa. Pembelajaran berjalan lancar, XP para murid terus meningkat setiap harinya.
Sekarang di Cafetaria, para anak agung sedang berkumpul di satu meja termasuk Niki yang sudah sadar. Mereka memilih beberapa menu,
"Eh, kenapa menunya makin dikit?!", heboh Kirei yang tak terima. Kemudian seorang pramusaji menghampiri meja mereka,
"Maaf, tapi banyak dari pemasok kita dari pesisir memilih menghentikan pasokan selama sekitar dua atau tiga Minggu ke depan. Mereka mempertimbangkan hari Festival Kelapa akan segera tiba, bersamaan kontes sihir tahunan di Negeri Air. Jadi mereka punya strategi sendiri untuk itu."
"Astaga tega banget. Padahal gue pengen banget makan cumi pedas.", keluh Kirei.
"Hah, lo pesan aja ayam goreng pake sambel banyak-banyak, pedes juga.", cibir Jay.
Kirei melotot ke arah Jay sebelum kembali fokus ke daftar menu. Yang lain santai dengan berkurangnya menu di kafetaria dan memaklumi alasannya. Tapi Kirei, lihatlah dia terlihat masih sangat jengkel dengan itu.
"Ini udah tiga hari, seharusnya Allen udah pulang gak, sih?", Kadytha memancing topik pembicaraan.
"Iya, udah tiga hari.", timpal Niki. Setelah mengetahui fakta tentang kematian ibunya, hubungannya dan Allen jadi lebih santai sekarang. Meski belum bertemu selama tiga hari, perasaanya jauh lebih tenang. Tidak ada lagi dendam dan rasa benci.
"Gue udah kirim telepati berkali-kali gak dibalas sama dia.", kata Luna kemudian.
"Makanya jangan pake cara jadul! Lihat gue, langsung chat aja. Dibales noh. Tadi pagi tuh.", kata Ken sembari menunjukkan layar ponsel sembari

"Wah, apaan tuh? Beneran kangen, bang?", tanya Jake menyenggol bahu Heeseung.
"Hah?"
"Itu, liat noh.", Jay mengarahkan kepala Heeseung agar melihat layar ponsel Ken. Laki-laki itu sontak kaget lantas menatap Ken meminta penjelasan.
"Ngaku aja. Lo kangen 'kan, sama dia? Udah tiga hari loh.", kata Ken.
Heeseung terdiam mendengar yang dikatakan oleh Ken. Yang lain auto menatapnya tak percaya,
"Beneran kangen?", tanya Einyd.
"Oh, akhirnya kapal pertama akan segera berlayar.", ucap Jungwon penuh drama.
"Setelah dua belas tahun, akhirnya ada tanda kapal yang satu ini akan segera berlayar.", tambah Skaya tak kalah dramatis.
"Ini kita mau pesan apa? Ntar keburu masuk kelas.", geram Sunghoon yang perutnya sudah keroncongan dari tadi.
"Oh iya, ayo pesan. Eum,.. Yang pesan pizza energi?", tanya Sunoo.
Kirei, Luna, Einyd, Kadytha, Skaya, Jay, Sunghoon, Jake, Heeseung, Jungwon dan Sunoo sendiri mengangkat tangan.
"Satu, dua, lima, tujuh, sebelas. Oke, pizza energi sebelas. Tulis, Won.", titah Sunoo. Meski sempat julid, Jungwon tetap melakukan yang diperintahkan Sunoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] We Call Them : Anak Agung
Novela JuvenilDeretan petualangan yang menanti mereka tak terkira panjangnya. Secara tak tertulis, mereka dilahirkan untuk memecahkan banyak masalah, teka-teki, dan membuktikan banyak ramalan yang ada. Yang namanya kehidupan, 'People come and go' tidak bisa diba...