Sunoo menatap sang kakak, Heeseung yang terbaring lemah setelah kejadian tiga hari lalu. Helaan nafas terdengar kemudian, bersamaan dengan air mata yang mengalir begitu saja.
"Kenapa? Kenapa selalu lo yang buat gue nangis gini, bang?"
Sisanya hening di ruangan itu. Hanya terdengar riuh kesibukan di luar sana. Sunoo menggenggam tangan Heeseung dengan erat. Ingin sekali dia memberitahu sang Ayah soal ini, tapi saudara-saudaranya melarang.
"Kenapa harus lo yang dikirim kekuatan gelap itu? Kenapa bukan gue,.. atau Niki? Kami punya energi kegelapan yang bisa mengendalikan kekuatan itu,.."
Isak tangis terdengar samar, "Bang, tadi penjaga alam sihir datang, loh. Bukannya selama ini lo sering cerita tentang mereka yang pernah main bareng lo di hutan kerdil?", Sunoo tertawa hambar.
"Bangun, bang."
"Bangun,.."
Tok, tok!
"Permisi,.. Pangeran Sunoo?"
Sunoo menoleh, "Iya. Ada apa?", dia bertanya kepada Ashley yang mengetuk pintu.
"Para penjaga ingin mengunjungi Pangeran Heeseung, apa boleh?"
"M-mereka belum pulang?", pertanyaan itu dijawab dengan gelengan oleh Ashley.
"Kalo gitu suruh mereka masuk."
Sedetik kemudian para penjaga alam sihir itu pun masuk ke ruangan rawat Heeseung. Wajah mereka terlihat sendu dibandingkan dengan ekspresi riang mereka saat kelas sejarah tadi. Ashley pun pamit.
"Heeseung,.."
"Sunoo, kenapa,.. Heeseung bisa kayak gini?",tanya Beomgyu.
"Itu,.. itu karena tiga hari lalu ada energi gelap yang berhasil menguasai tubuh bang Hee. Energi itu punya aura yang sama dengan aura penyihir bayangan. Itu energi yang kuat dan punya kegelapan yang pekat."
"Waktu itu kami gak tau mau misahin mereka dengan cara apa. Karena kami tau, kami gak akan bisa kalahin kekuatan itu sepenuhnya. Tapi Putri Agung punya ide buat menggunakan Tombak Cahaya Malaikat Agung milik Allen. Kami setuju, apapun untuk nyelamatin bang Hee dari energi jahat itu. Ternyata efek serangannya jauh lebih buruk dari yang kami kira. Dan,.. ya, gini jadinya.", jelas Sunoo.
"Gimana bisa energi itu berhasil menguasai tubuh Heeseung? I-itu mustahil, 'kan?",Kai tak percaya.
"Kedengarannya emang mustahil. Tapi itulah kenyataannya."
"..., Itu mungkin aja. Mengingat beberapa tahun lalu Heeseung udah kehilangan semua kekuatannya. Tubuhnya udah gak punya energi pertahanan lagi. Jadi untuk menguasai tubuhnya,.. bukan hal yang sulit.", kata Yeonjun.
"Gimana kalau kita kirim sebagian dari energi pertahanan kita buat Heeseung?", usul Taehyun.
Soobin menggeleng tegas, "Kalau kita kasih seluruh energi pertahanan kita pun gak akan cukup. Yang ada kita yang mati. Energi asli Heeseung jauh di atas kita."
"Kenapa?"
"Bocil modelan lo mana paham. Udah, diem aja kagak usah banyak tanya.", repet Yeonjun.
Kai menghela nafas, "Dengar baik-baik, bocil. Heeseung itu,.. The Ace of Magic Universe. Ngerti?", katanya seraya memegang kedua bahu Taehyun.
Taehyun kaget bukan main, "Jadi dia yang dibahas di buku ramalan itu?!"
Mereka mengangguk.
"Astaga, ternyata sedekat itu gue sama pemilik sihir terkuat selama ini. Ya ampun kenapa gue baru tau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] We Call Them : Anak Agung
Teen FictionDeretan petualangan yang menanti mereka tak terkira panjangnya. Secara tak tertulis, mereka dilahirkan untuk memecahkan banyak masalah, teka-teki, dan membuktikan banyak ramalan yang ada. Yang namanya kehidupan, 'People come and go' tidak bisa diba...