15. Astalion Hargbonner, Sang Pemuda Tanpa Aura

134 15 0
                                    

Selamat pagi dari Negeri Air. Cahaya matahari menelusup masuk ke dalam kamar melalui celah-celah jendela yang ada. Sekarang pukul sembilan pagi. Tapi para anak agung ini belum juga bangun, ya, meski tidak semua.

Ken dan Allen bangun lebih awal untuk berlatih. Mereka akan berkompetisi hari ini. Juga Heeseung dan Jay yang bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan.

Nomor undian yang didapat Universe Magic Academy adalah 7. Mereka masih punya banyak waktu. Perkiraan kompetisi mereka baru akan berlangsung pukul dua siang nanti.

Tugas Ken di kompetisi ini adalah sebagai penyerang dari garis belakang. Sedangkan Allen sebagai penyerang sekaligus pengamat dari sayap kanan. Aiden sebagai penyerang dan penyusun strategi dari sayap kiri. Dan Asta sendiri sebagai penyerang utama.

Formasi yang kali ini mereka gunakan adalah formasi Phoenix. Dan sebagai formasi cadangan, mereka punya formasi Khatulistiwa.

"Nanti kalo gue pake Sonic Ball gapapa ya, 'kan?"

"Aman. Mereka bakal pasang sekat pertahanan supaya gak bahaya buat para penonton. Kita bisa pake serangan apapun karena ini pertarungan bebas."

"Allen. Ken.", Heeseung datang membawa sarapan untuk mereka berdua, "Sarapan dulu biar fokus latihannya."

"Makasih."

"Thanks."

Allen dan Ken duduk di kursi dekat balkon penginapan. Heeseung mengambil sebuah kursi lalu ikut duduk di sebelah Allen tentunya.

"Katanya kompetisi tahun ini bebas banget. Bahkan kalau ada yang mati gak masalah, ya?", tanya Heeseung.

"Iya, kejam banget. Gue jadi agak takut. Gimana kalau nanti gue yang mati?", Ken melahap omelette buatan Heeseung.

"Tapi feeling gue kita bakal menang, sih. Ingat kata Profesor Zy, sepuluh tahun terakhir sekolah kita juara bertahan.", kata Allen.

"Kita gak tau. Apa aja bisa terjadi, Allen. Kamu tetap harus waspada."

"Oh, jadi kamu gak yakin aku bakal menang? Iya?", Allen menatap garang Heeseung.

"Heh, itu tanda dia khawatir sama lo, bego.", Ken hendak menggeplak kepala Allen dengan garpunya. Tapi urung karena mengingat di sana ada Heeseung.

Sarapan yang menyenangkan. Mereka sarapan diselingi perbincangan kecil. Sementara itu biarkan yang lain tetap tertidur pulas. Mungkin mereka sangat kelelahan setelah berkeliling kota seharian kemarin.

_•°*°•_

Sekarang pukul dua belas siang. Allen, Ken, Asta dan Aiden masih berlatih untuk nanti. Padahal beberapa Profesor sudah mengatakan kepada mereka untuk berhenti sejenak. Tapi keempat remaja ini sungguh serius dengan latihan mereka.

"Ken, nanti kamu harus lebih fokus. Mereka bisa nyerang darimana aja.", Asta mengingatkan.

"Iya, kak."

"Lawan kita siapa, sih?", tanya Allen yang sedang melemaskan kedua tangannya.

"Tuan rumah. Hydrotesa Magic School.", Aiden yang menjawab. Dia menenggak minuman yang disediakan panitia pelatihan.

"Wah, mereka pasti udah banyak latihan. Eh, ini ada finalnya gak, kak?", tanya Ken.

"Enggak. Mereka langsung nilai satu-satu di setiap ronde. Yang dinilai itu kekompakan, formasi, serangan, pertahanan dan besarnya energi.", kata Aiden lagi.

[HIATUS] We Call Them : Anak AgungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang