20. Terbukanya Segel Siren dan Segel Hercules

159 19 5
                                    

Hari terakhir di Klan Atlantos. Barang-barang sudah dikemas kembali. Nanti malam mereka akan pulang ke Klan Bumi. Tapi sebelum itu sepertinya ada hal yang sangat penting sampai Lycan si penyihir selatan datang ke penginapan mereka.

"Pangeran Heeseung memintaku untuk datang kemari untuk suatu hal penting."

"Bener bang?"

"Iya. Lycan bakal ceritain kehidupan kalian di masa lalu."

Heeseung mempersilahkan Lycan masuk dan memintanya duduk di sofa yang sudah disiapkan. Para Putri Agung sudah tau soal ini, jadi mereka sudah menyiapkan banyak cemilan dan minuman.

Heeseung duduk tepat di sebelah Lycan. Juga Sunoo di sisi satunya. Satu persatu mulai datang dan mengambil posisi duduk yang nyaman.

"Semuanya sudah berkumpul?"

"Udah." jawab Niki yang terakhir datang. Lycan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Setelah Niki sempurna duduk, barulah Heeseung berbicara untuk menjelaskan,

"Jadi, mumpung kita lagi ngumpul sama-sama, aku panggil Lycan kesini untuk ceritain tentang kehidupan kalian sebelumnya."

"Dan beberapa rahasia penting yang mungkin menyayat hati, terutama para Putri Agung."

Ketujuh gadis itu sontak saling bertatapan. Lycan menunduk menyeka sudut matanya, "Bukan hanya tentang kehidupan masa lalu. Tapi aku akan menceritakan sebuah rahasia terbesar yang ada di dimensi sihir, yang bahkan Pangeran Heeseung yang disebut-sebut tahu segala rahasia di dimensi ini tidak tahu tentang yang satu ini. Aku akan ceritakan. Semuanya."

Heeseung mengernyitkan keningnya, "Rahasia apa yang tidak aku tau? Dan kenapa?"

"Rahasia tentang penerus takhta seluruh Klan. Anda tidak tahu karena hal ini sudah dirahasiakan sebelum anda lahir dan sudah dua puluh tahun tidak ada yang pernah membahas tentang ini. Mungkin mereka lupa. Tapi aku tidak. Aku tidak akan pernah melupakan hari memilukan itu."

Setiap dari mereka dibuat semakin penasaran, termasuk Heeseung. Lycan berdeham untuk kemudian memulai ceritanya.

"Ratusan tahun lalu, aku adalah Perdana Menteri kerajaan Elf. Dan saat itu Rajaku adalah Raja Hyve dan istrinya, Ratu Kiryra." Lycan menatap Heeseung dan Allen bergantian.

"Aku bersyukur ingatanku di kehidupan yang lalu tidak dilenyapkan. Itu membantuku dalam menyimpulkan setiap masalah dan mengaitkannya dengan beberapa peristiwa di masa lalu. Dan aku adalah saksi dari berbagai kejadian penting di masa lalu dan sekarang. Aku adalah saksi pertama pernikahan Raja Hyve dan Ratu Kiryra. Aku adalah saksi kematian Raja Christ."

Deg!

"Aku adalah saksi terbunuhnya Putri Sean."

Deg!

"Aku adalah saksi kelahiran Pangeran Hyveesa. Aku adalah saksi penindasan bangsa peri oleh Raja Ne-iko. Aku adalah saksi terpenggalnya Raja Joan. Aku adalah saksi ketika Raja Jeegar menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Ratu Yurina. Aku adalah saksi Putri Wony dan Raja Sonrio memulai kisah cinta mereka. Aku adalah saksi ketika Raja Junrao dan Ratu Jifany mati-matian melawan serbuan bangsa manusia. Dan aku adalah saksi ketika Putri Elisa dan Putri Yoko bertahan di gerbang Negeri Healer."

Terdiam. Begitu banyak kejadian memilukan di masa lalu yang disaksikan oleh Lycan.

"Raja Hyve adalah Pangeran Heeseung, Ratu Kiryra adalah Putri Allen. Raja Joan adalah Pangeran Jake, Raja Christ adalah Pangeran Sunoo. Raja Jeegar adalah Pangeran Jay, Ratu Yurina adalah Putri Kirei. Putri Sean adalah Putri Einyd, Putri Yoko adalah Putri Luna, Putri Elisa adalah Putri Kadytha. Raja Junrao adalah Pangeran Jungwon, Ratu Jifany adalah Putri Ken. Raja Sonrio adalah Pangeran Sunghoon, Putri Wony adalah Putri Skaya. Dan Raja Ne-iko adalah Pangeran Niki."

[HIATUS] We Call Them : Anak AgungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang