"Profesor, semua murid sudah dikumpulkan di aula termasuk murid-murid yang telah dicuri jiwanya. Sekarang Asta dan Aiden sedang mengurus jenazah para murid yang tewas.", seorang siswa melapor kepada Profesor Erebus.
"Baik. Terimakasih, Jo."
Setelah siswa itu pergi, Profesor Erebus menghampiri para Putra dan Putri Agung di sudut aula. Raut wajah mereka menunjukkan kekhawatiran yang tak biasa.
"Kita butuh strategi untuk menghindari para Dementor sementara Kadytha dan Yukina membuat ramuan pembasmi dan Kepala Sekolah Zy dan beberapa yang lain menemui Penyihir Utara."
"Strategi?"
"Iya, Putri Allen. Saat ini para murid level 9 Apprentice sedang membuat perisai bersama Profesor Kotaro. Perisai yang mereka buat tidak akan bertahan lama. Kita butuh perisai yang lebih kuat, yang sangat kuat."
Mereka saling tatap satu sama lain kemudian beralih menatap Allen.
"Astaga, jangan gue lagi."
"Ya, kalo bukan elo siapa lagi, neng? Lo mau kita pake perisai Jake? Yang ada kemakan habis jiwa kita.", kata Jay.
"Sembarangan!", tangan Jake yang bergerak hendak menimpuk kepala Jay terhenti ketika melihat Sunoo dan Beomgyu yang membawa Heeseung masuk ke dalam aula."Bang Heeseung?!"
Seisi aula menoleh, mereka langsung berkerumun. Pasalnya, selama tiga hari terakhir tidak ada satupun murid yang diizinkan menjenguk si Putra Mahkota klan Bumi. Jadi ini kesempatan bagus bagi mereka untuk melihat langsung kondisi Heeseung.
"Menyingkirlah, anak-anak.", titah Profesor Erebus.
Murid-murid yang tadi berkumpul langsung menjauh begitu mendengar perintah Profesor Erebus yang menyeramkan.
Luna berbisik kepada Kirei, "Kelihatan kayak orang mati gak, sih?"
"Iya. Pucat banget, kayak kagak ada darah ngalir dalam tubuhnya.", balas Kirei berbisik.
'Jangan bicara sembarangan. Gue bisa denger.'
Gleg!
Itu telepati dari Sunoo yang dikirim kepada mereka.
'Kenapa kita ghibah gak pake telepati aja, ya?'
'Entah. Lo sih, tadi yang mulai.'
'Lah? Kok gue?'
'Udah, ah. Capek gue. Ghibah mulu lo.'
Profesor Erebus memeriksa kondisi Heeseung. Tak lama kemudian dia terdengar menghela nafas panjang.
"Kondisinya masih sama, tidak ada perubahan apapun sejak tiga hari lalu."
"Profesor, apa ada sesuatu yang bisa buat bang Hee membaik?", tanya Sunoo.
"Mungkin,.. Putri Allen akan tau.", ucap Profesor Erebus seraya menatap Allen janggal.
Sadar akan tatapan janggal itu, Allen bergegas pergi dari sana. Tentu saja hal itu membuat mereka heran.
"Tunggu. Ada hubungan apa antara Allen dan kondisi bang Heeseung?", bingung Jake.
"Saya juga tidak tau, Pangeran Jake. Anda bisa langsung tanyakan pada Putri Allen jika mau."
Niki mengepalkan tangannya dengan kuat. Aura kegelapannya keluar perlahan, rahangnya mengeras.
"N-niki?", panggil Jay ragu.
"Hei, kenapa?"
"Pangeran Niki?"
Tiba-tiba Niki pergi begitu saja meninggalkan aula. Sepertinya dia menyusul Allen.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] We Call Them : Anak Agung
Teen FictionDeretan petualangan yang menanti mereka tak terkira panjangnya. Secara tak tertulis, mereka dilahirkan untuk memecahkan banyak masalah, teka-teki, dan membuktikan banyak ramalan yang ada. Yang namanya kehidupan, 'People come and go' tidak bisa diba...