07. Sepupu Dan Balas Dendam Mereka

145 17 0
                                    

_•°*°•_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_•°*°•_

Sejak tadi Niki dan Allen masih belum berhenti bertarung. Mereka terus mengelilingi perisai kubah dengan kecepatan tinggi sambil terus saling menyerang dan bertahan.

"Tombak Kegelapan!"

"Perisai Malaikat Agung!"

ZAP, ZAP, ZAP!! Boom!

Dengan penuh amarah Niki melemparkan tombak kegelapan miliknya ke arah Allen. Dan dengan penuh amarah juga Allen menghindar lalu mengembalikan tombak itu dengan lemparan yang kuat.

Rahang Niki mengatup, dia kembali melemparkan tombak yang sama berkali-kali.

Dan lagi, Allen mengembalikan serangan itu dengan sama kuat. Atmosfer yang menegangkan membuat mereka tak berhenti bertarung.

"Busur Cahaya Malaikat Agung!"

ZIING, ZIING, ZIING!

"Perisai Kegelapan!"

BOOM, BOOM! KRAKK!

"Sial.", Niki terpukul mundur akibat serangan itu. Perisainya hancur. Tapi tak akan ada kata menyerah disini.

"Lubang Hitam!"

'Apa? Dasar bocah curang!'

"Perisai Cahaya Malaikat Agung!"

Sebuah lubang hitam tercipta di hadapan Allen. Tarikannya begitu kuat. Tapi perisai cahaya sudah membungkus tubuhnya. Lubang hitam itu tidak akan mampu menelan perisai cahaya.

"Lo gak bakal bisa hancurin perisai cahaya, bodoh!"

"Who cares?!", Niki mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menarik Allen ke dalam lubang hitam.

"Dasar bocil bodoh!"

Niki tersentak kaget ketika Allen tiba-tiba berada di hadapannya. Sontak ia terbang menjauh bersamaan dengan lubang hitam yang menghilang.

Sriing!

Pangeran muda itu mengaktifkan tentakel bayangan miliknya sementara Allen bersiap dengan tombak-tombak cahaya di tangannya.

Keduanya saling melemparkan tatapan mata yang tajam, rahangnya sama-sama mengeras, pun keduanya siap untuk menyerang dan bertahan kapan saja.

Tatapan keduanya memperlihatkan amarah yang begitu besar. Dengan dendam tak terkira milik masing-masing, mereka berencana membunuh satu sama lain.

"ENYAHLAH, DASAR PEMBUNUH!!", seru Niki.

"SEHARUSNYA GUE YANG BILANG GITU, SIALAN!!"

SRIING!!

ZAP, ZAP, ZAP!!

Niki menghindari tombak itu dengan gesit, namun tetap saja dia terluka. Salah satu tombak itu menyerempet bahu kirinya.

[HIATUS] We Call Them : Anak AgungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang