2. Petaka

2.7K 147 5
                                    

harap vote dan komentar sebanyak-banyaknya agar author tetap semangat ya cintaa
Gratis kok☺️

{🌹}

Kepala Naresha nyembul di balik pintu kamarnya, situasi rumah yang sepi apalagi membuatnya semakin semangat untuk keluar malam.

Naresha bukan anak yang begitu baik, ia hanya seorang gadis yang merasa dikekang makanya Naresha nekat keluar diam-diam.

Nekat melangkahkan kakinya keluar kamar, ia sempat melirik bajunya yang dikatakan sedikit terbuka. You know lah, kemana ia akan pergi. Meskipun punggungnya masih belum sembuh total entah kenapa ia begitu candu melakukan hal-hal yang dilarang dalam agamanya.

Bagus!!! lampu ruang tamu gelap gulita. Naresha mencoba membuka pintu perlahan. Namun, pergerakannya berhenti, kepalanya sontak menoleh ke asal suara. Naresha menatap penuh hati-hati.

"Siapa anjir jam sepuluh malem masih telponan di dapur?" Gumamnya.

Suara kaki semakin mendekatinya, buru-buru gadis itu bersembunyi dibalik sofa. Seseorang itu terdegar sambil tertawa kecil. Naresha jadi penasaran, dia sedikit menyembulkan kepalanya. Sialnya, orang itu justru membelakanginya.

Mata Naresha bergerak tak terarah, ia memutar otaknya supaya bisa keluar rumah dan menepati janjinya.

"Udah dulu ya, nanti saya kabari."

"Yes!!!" Naresha mengepalkan kedua tangannya.

Mengamati orang itu yang tengah memasuki salah satu kamar. Naresha berdiri, ia kembali melangkah dan membuka pintu perlahan, berusaha tidak menimbulkan bunyi sedikitpun.

{🌹}

Dentuman musik begitu keras, sorotan lampu menyoroti salah satu gadis yang tengah bersulam dengan teman-temannya. Kepalanya menggeleng-geleng tak tentu arah, rambut hitamnya menutupi sebagian wajahnya.

"BERSULANG" Teriak gadis mengawali dentingan suara gelas.

Ting!!!

Naresha, gadis tidak ada kapoknya itu berjalan sempoyongan ke arah meja bar, setelah mendudukkan bokongnya, pipi gadis itu sengaja di letakkan diatas meja.

Naresha meraba tasnya mengambil benda pipih di daalamnya, matanya menyipit melihat jam yang tertera di layar ponselnya menunjukkan tengah malam. Gadis itu tertawa ternyata dirinya sudah berada di tempat ini kurang lebih cuma dua jam sialnya minumannya sudah mengambil alih kesadarannya.

Kepala gadis itu menoleh mengamati teman-temannya sedang menikmati musik, matanya terasa berat dan kepalanya seakan ingin pecah.

"Satu gelas!"

Naresha langsung meneguk minumannya.

Bruk!!

Tubuhnya tepar di atas meja, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk-nepuk pipinya. Mengerjapkan mata perlahan ia tertawa kecil melihat temannya masih dengan kesadaran penuh.

"Ayok pulang! Lu ngapain sampe tepar gini? Nggak kapok dapet cambukan?"

"Gue cuma minum satu? Dua? Lima?" Kata Naresha sambil menghitung dengan jari.

"Banyakkkk."

"Ayo balik bego!"

"Gue males Angleee!!!"

Angle gadis berambut hitam bergelombang itu menarik paksa tangan Naresha, lalu menyeret paksa keluar bar. Angle mendorong bahu Naresha hingga masuk ke dalam mobil.

{🌹}

Naresha memasuki kamar sembari sempoyongan, beberapa kali ia menggeleng berharap bisa menyingkirkan sakit kepala sialan ini. Sebelum menaikin kasur, gadis itu membuka bajunya hingga menyisakan celana pendek dan tangtop hitamnya. Keadaan yang gelap dan kepala yang begitu sakit membuatnya tidak peduli AC nya hidup apa tidak yang terpenting untuk sekarang ini hanya ingin cepat-cepat rebahan.

Gus Arav Aldighari (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang