10 Tamu

1.9K 105 30
                                    

Author Note: Dukunganmu adalah semangat bagiku

Mohon maaf bila ada kesalahan penyebutan, vina siap menerima kritik dan saran asalkan anda sopan

Sekali lagi saya tegaskan, cerita ini dari awal sampai akhir nanti, tidak ada sangkut pautnya sama visual yang dipakai. Semua ide dalam cerita ini hasil pemikiran Vina!

Oiya, jangan panggil Author, Thor semacamnya. Vina tuh mau deket sama klean aseqqq slebew

Selamat malam takbiran cintaaa, jangan lupa komen yang banyak untuk bab ini☺️

Happy reading

{🌹}

"Aku harap, dia masih mau bertahan."

Naresha Adira

Gus Arav Aldighari by jovinasepta_

{🌹}

Setelah menunjuk santriwati dan santri untuk mengikuti lomba kaligrafi mewakili Pondok Pesantren Aldighari, ketiganya sedang menunggu seseorang yang menjadi tamu sekaligus panitia pelaksana.

Ndalem, disinilah Bila berada. Gadis itu menompang dagunya sembari tengah tenggelam dalam pesona Gus Arav didepannya. Dia bingung, kenapa Gus-Nya itu diciptakan begitu sempurna? Selain tampang dan agama yang menjadi daya tarik, cara pria itu publik speaking begitu bagus. Tak heran kalau Gus Arav dapat beasiswa menyelesaikan S1 di Mesir.

Bila mengerjap beberapa kali, berdasarkan informasi yang diterima, masih tidak ada pertanda bahwa Gus Arav akan melanjutkan pendidikannya kembali atau langsung menikah. Tiba-tiba pikiran random bagaimana kalau Gus Arav sudah menikah dengan gadis luar sana dan sengaja ditutupi? Yang pasti kalau itu terjadi, semua santriwati akan patah hati berjemaah.

"Assalamualaikum ya akhi ya ukhti!"

Bila langsung menoleh mendengar suara Naresha. Di ambang pintu, gadis berkerudung pashmina hitam dililitkan dileher itu tengah melambaikan tangan lalu bergeser memperlihatkan seseorang berbaju koko putih dipadukan serban putihnya dan sarung hitam bercorak.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam," sahut serempak.

Arav tersenyum, buru-buru menghampiri tamu yang tengah ditunggunya lantas berjabat tangan.

"Hai, Gus!" Sapa gadis di samping Gus Adan tengah melambaikan tangan kearah Arav.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Gus Arav ternyata menoticenya.

Naresha mengangguk-angguk, dalam hati ia mengakui akting suaminya bagus, sudah seperti aktris papan atas.

"Nganterin Pak Kiai ini." Naresha menunjuk Gus Adan.

"Afwan, saya anaknya Kiai, harus panggil Gus," timpal Gus Adan merasa panggilan statusnya tidak sesuai. Faktanya, Gus Adan sangat menekankan ke orang-orang harus memanggilnya dengan embel-embel Gus.

Mata Naresha mendelik. "Ha? Perasaan banyak noh, anak Kiai tapi nggak protes kalau nggak dipanggil Gus."

"Itu mereka, bukan saya."

"Dih, butuh pengakuan banget yak?"

"Naresha! Sudah-sudah! Jangan ribut. Sana kamu kembali ke kelas."

"Loh? Suka-suka gue lah." Mata Naresha tak sengaja melirik Bila. Seketika mata gadis itu berbinar.

Gus Arav Aldighari (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang