Mohon dukungannya dengan memberi vote dan komentar.
Jangan lupa dikoreksi bila ada typo.
Happy reading 🌹
{🌹}
Naresha menggaruk kepalanya, sejak tadi yang seliweran depan mata hanya santri santri dan santri. Bagaimana sekarang? Mata gadis itu berkeliling tapi hanya dirinya yang perempuan sendiri. Risih? Ya pasti lah. Naresha merasa tidak nyaman dengan tatapan dan siulan sebagian santri. Catat! Hanya santri-santri yang sedikit bandel.
Naresha melirik masjid yang masih sepi, gadis itu menarik kopernya pelan-pelan. Setelah mendudukkan tubuhnya, ia masih bingung. Bolehkah berharap untuk saat ini Gus Arav muncul tiba-tiba sebagai pahlawan kesiangannya?
"Bodoh bangettt lo, Resh!!" Naresha memukul kepalanya sendiri.
Menghembuskan nafas pelan, tak sengaja matanya menatap seorang santri yang rapi berjalan ke arah tempat wudhu. Dengan cepat Naresha berdiri, berlari menghampiri orang itu.
"Bentar-bentar, Mas!"
Orang itu berhenti, Naresha pun ikut berhenti di depannya.
"Kenapa cowok-cowok disini kebanyakan nundukin wajah sih?"
"Afwan, ada keperluan apa?"
"Eh? Anu ... Gue bingung ini mau cari kamar yang masih kosong tapi kok nggak ada santri cewek yang berlalu-lalang?"
"Afwan, ini bagian laki-laki."
"Terus yang cewek dimana?"
"Di bagian selatan."
Naresha mangut-mangut. "Owalahhh, oh iya salam kenal ya, Afwan." Naresha mengulurkan tangannya.
"Nama lo Afwan kan?"
"Nama saya Adam bukan Afwan. Maaf saya harus wudhu."
Naresha memundurkan tubuhnya. "Eh iya-iya, makasih dah ngasih tau."
Naresha menarik kembali kopernya, tapi dari arah belokan dia dikejutkan dengan keberadaan Gus Arav yang tiba-tiba muncul.
"Astaghfirullah Gus! Resha kaget." Naresha mengelus dadanya.
"Kamu ngapain disini?" Gus Arav melihat jam tangannya.
"Udah mau dzuhur loh nggak mau sholat?"
"Anu, Resha kesasar hehe."
Tuk.
Gus Arav menyentil kening Naresha. "Keras kepala sih kalau dibilangin."
"Ihhh apaan sih Gus, main nyentil-nyentil dahi Resha. Sakit tauuu!" Keluhnya sembari mengelus kening.
"Sini aku cium biar sembuh."
Naresha mendorong dada bidang Gus Arav. Kepalanya tolah toleh mengamati sekitar.
"Udah sana! Nanti kalau ada yang liat bisa buyar semua penyamaran aku!"
"Sholat! Jangan sampe nggak sholat!" Arav menjewer telinga gadis didepannya.
Naresha memegang tangan Arav. "Ampun-ampun! Iyaa nanti Resha sholat!!"
"Jangan nanti-nanti! Sekarang!"
"Iyaaa, Gussss!! Mau narok koper dulu."
Gus Arav melepaskan jewerannya. "Bagus, aku tunggu di masjid."
{🌹}
Setelah menemukan kamar yang kosong berkat bantuan seorang santriwati yang kini menjadi teman sekamarnya, Naresha berbaring menatap langit-langit kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Arav Aldighari (On Going)
Spiritüel||Story 4 Jovinasepta_ || Genre: Spiritual || Ekhem follow dulu sebelum baca biar berkah!!! || Naresha Adira gadis dua puluh tahun pemilik sifat bandel, cerewet, suka mabuk-mabukan dan jarang sholat justru dipertemukan dengan laki-laki paham agama...