7. Tegas or tega?

1.9K 111 32
                                    

Dukungan dari kalian adalah penyemangat bagi author 😊

Kalau ada penyebutan yang salah mohon dikoreksi 🙏

Happy reading

{🌹}

Naresha membuka pintu kamar asrama pelan-pelan, apalagi sekarang tepat jam empat pagi. Ya, gadis itu memilih meninggalkan Arav daripada harus mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari temannya. Untungnya Arav tidak menyadarinya saat dirinya beranjak dari tempat tidur.

Ceklek~

Krekkk~

Naresha menggigit bibir, memejamkan mata erat-erat. Kenapa saat situasi seperti ini pintu kamarnya harus berbunyi. Dadanya berdebar kencang melihat Bila mulai terusik akibat ulahnya.

Naresha masuk perlahan lalu menutup pintu pelan-pelan berusaha tidak menimbulkan bunyi kembali. Namanya  juga pintu berengsel berkarat, makanya setiap akan membuka dan menutup pintu, pintu ini selalu berbunyi.

"Loh? Resh, ngapain kamu di situ?"

Naresha memejamkan mata erat-erat, suara Bila membuat otaknya mendadak ngeblank.

Naresha memutar tubuh beserta otaknya mencari jawaban terbaik.

"T-tadi gue anu ...."

"Lah, kamu belum balik ke sini sama sekali dari pulang kampus kemarin?" Tanya Bila kembali menyadari baju Naresha sama seperti kemarin.

Naresha menggaruk kepalanya yang dilanda kebingungan. Apalagi melihat Wulan dan Putri juga baru bangun, mereka juga tampak terkejut melihat penampilan Naresha.

"Eh? Resh? Loh dari mana kamu? Perasaan kemarin bajunya itu juga ya?" Tanya Putri.

"Iya, Put. Kemarin pas aku ngasih tau Resha di panggil ke ndalem masih pake baju itu."

"Gue habis selesai dari ndalem. Iya ngerjain tugas sampe bener-bener kelar makanya baru balik sekarang," kata Naresha berusaha mengecoh mereka bertiga.

Wulan menyipitkan matanya. "Masa sih. Emang nggak dimarahin Gus Arav? Emang nggak disuruh pulang?"

"Dianya sendiri yang minta gue nginep."
Naresha melirik ke bawah lalu bergumam tapi hanya dirinya sendiri yang mendengarnya.

"Iya betul, Gus Arav tegas gitu," imbuh Putri.

"Ya kan gue minjem laptopnya dia, kalau belum kelar mau gimana lagi?"

Naresha melangkahkan kakinya menuju tempat tidurnya, sedetik kemudian perempuan itu tumbang.

"Lagian di ndalem nggak cuma gue sama Gus Arav doang kok, Ummi sama Abi ada di situ."

Hampir saja gadis itu menutup kelopak mata, guncangan di tubuhnya dari seseorang begitu menggangunya.

"Apa sih? Gue mau tidur dulu!" Jerit Naresha tertahan.

"Nyari dihukum Gus Arav kamu. Bangun, Resh! Udah subuh loh ini."

"Hushh! Hushh! Sana duluan, Wul. Gue mau bobok cantik bentar. Lima menit doang." Naresha mengacungkan kelima jari tangan.

Bila, Putri yang sudah siap dengan handuk dan juga peralatan mandi dalam gayung itu berhenti di depan pintu.

"Udah ayok, Wul. Biarin aja dia, toh kita udah ngingetin," ucap Bila.

Naresha hanya memberikan acungan jempol.

{🌹}

Arav meraba kasur di sebelahnya, merasa tidak ada seseorang, laki-laki itu bangun sembari menggosok matanya.

Gus Arav Aldighari (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang