Nabila Azzahra Putri, seorang gadis lembut bak rembulan yang cahayanya tertutup awan kelam, terpaksa menapaki jalan hidup yang tak pernah ia inginkan. Dalam sunyi, ia menelan kepahitan takdir-dijodohkan dengan seorang lelaki yang begitu kasar, jauh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nabila benar benar tidak mempercayai akan perubahan sikap fahri kepadanya, sangat aneh menurutnya. karna Ia merasa Fahri yang biasanya marah-marah kini menjadi baik kepadanya, ada apa dengannya? apa Dia baik baik saja? namun Ia juga bersyukur ada baiknya juga Dia berubah, karna untuk untuk pertama kalinya Dia tidak membuat moodnya menjadi buruk.
"Nabila, hari ini gue akan lembur jadi nanti Lo gak usah tungguin gue sampe pulang," ucapnya. Nesa yang melihat sikap Fahri terlihat berbeda merasa aneh. mengapa Ia menjadi baik kepada Nabila? apakah Dia sudah mengetahui apa yang telah Dirinya lakukan?
"Nabila...Lo denger gue kan?" tanya Fahri menatap serius kepada Nabila.
Wanita cantik dengan di tutupi oleh cadar Itu hanya menunduk dan menjawab ragu. "I-iya," jawabnya.
"Lo kenapa nunduk mulu sih? emang gue semenakutkan itu ya di mata Lo bil?" tanyanya kesal.
"CUKUP FAHRI. Lo ngapain tanya tanya Dia sih? udah tau Dia takut malah di tanya tanya. biasanya juga Lo siksa Dia, Lo hina Dia, Lo remehin Dia, dan Lo sakitin Dia. kenapa ? jatuh cinta Lo sama Dia?" cerocos Nesa. Dia merasa sedikit cemburu karna perilaku yang Fahri lakukan kepada Nabila.
"Jangan sampe sih, Gue berharap Lo nggak sampe suka sama cewe cupu kayak Dia," cibirnya. Ia sudah muak dan kesal karna ia merasa tidak di anggap olehnya.
Fahri terdiam mencerana perkataan kekasihnya, Ia merasa sedikit menyesal atas kelakuan Dirinya terhadap istrinya sendiri.
Dari pada Nesa terus mengomel Fahri segera pergi ke kantornya, karna ia malas menghadapi tingkahnya Nesa.
Seperginya Fahri Nesa menatap tajam dan tak suka kepada Nabila. "Heh, lo apain pacar gue hah!? Apa jangan Jangan lo pelet dia ya? ngaku lo!" tuduhnya tanpa alasan.
"Astaghfirullah, dih ga ada kerjaan banget sih ngapain juga aku melet Dia? asal kamu tau ya aku nggak mungkin ngelakuin hal seperti itu, itu termasuk musyrik jangan asal nuduh Nesa!" jawabnya dengan sejujurnya.
"Astaga, emang Lo nggak tau ya? ada loh wanita sholihah dan alim eh taunya malah Dia pelet cowo ke dukun."
"Oh emang siapa?" Nabila menatap datar nesa.
Nesa tersenyum smirik. "mau tau ya siapa dia, ya seperti yang lo tau wanita yang gue maksud adalah dia yang ada di hadapan gue sendiri," ujarnya tersenyum senang.
"Maksudnya?"
"Lo budeg ya, perlu gue jelasin ulang? maksud gue cewe yang gue maksud adalah cewe yang sedang berbicara sama gue di sini." Nabila Menatap aneh Nesa.
"APA LO TATAP GUE KAYAK GITU, NGGAK SUKA? HAHAHA yang Gue bicarain itu nggak ada yang salah sama sekali."
Nabila Menatap Datar Nesa kemudian Dia Pergi Begitu Saja Tanpa Mengatakan Apa Apa.
"Anjir maen tinggal gitu aja, ish dasar nabila ngeselin," batinnya ia mendengus kesal.