BAB 28

899 12 0
                                    

"Satu-satunya yang membuat hidupku berharga bagi banyak orang, termasuk adik perempuan ku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu-satunya yang membuat hidupku berharga bagi banyak orang, termasuk adik perempuan ku"

_ahmad Agam Amrullah

***

Pada saat ini Nabila masih sakit, di samping itu Agam kakanya tidak lagi melanjutkan kuliahnya di Mesir, karna ia harus kerja keras agar bisa mendapatkan uang untuk biaya perawatan adiknya.

Nabila sang adiknya, selalu meminta Dia untuk melanjutkan pendidikannya. Namun, Agam selalu menolak dengan alasan, ia harus kerja untuk Nabila sendiri dan untuk Abinya yang sedang sedikit sakit. Jadi Nabila mengizinkannya karna khawatir jika Abinya yang kerja.

Dirinya sama sekali tidak mengetahui akan kabar Abinya yang sebenarnya, karna kakaknya Agam akan memberitahunya jika di waktu yang tepat. ia juga tidak ingin membuat adiknya sedih, lalu menjadi kepikiran hingga membuat adiknya kembali drop.

"bang... kapan ya kita pulang, bila kangen abii," lirihnya.

"Sabar yaa dek, nanti kita pulang kalo kondisi kamu udah benar benar membaik," ucapnya dengan lembut sembari mengusap kepala adiknya.

"OKEE BANG AGAM , Bila janji Bila pasti cepat membaik, nanti kalo Bila udah kembali pulih, kita pulang ya ka Agam," ucapnya excited.

"Ya Allah dek, sekangen itu kamu sama Abi sampe pengen pulang, mana kamu excited banget lagi, gak tega Abang boongin kamu," batin sang kakak.

"Bangg, bang Agam? BANG AGAM KOK DIEM AJA SIH!?" kesalnya.

"Ah i-iya iya maaf," jawabnya.

"Iya iya apanya? janji nya dong, sini jari kelingking nya bang," ucapnya, lalu Agam hanya menuruti perintah adiknya agar dia senang.

"Yeyy gini dong bang."

"Hmm iya," jawabnya.

"Kak Agam makasih ya," ungkapnya.

"Hmm makasih buat?" tanyanya.

"Semuanya, makasih Abang selalu ada dan jagain aku, menghibur dan selalu support aku."

"Meskipun kakak ngeselin tapi Bila sayang sama Abang, dan Bila yakin meskipun Abang galak tapi di balik itu Abang adalah orang yang penyayang juga penyabar."

"Nggak kebayang sih kalo nggak ada Ab---"

"Shut! Abang akan selalu ada buat adik perempuan Abanh yang cantik ini, jadi jangan bahas itu lagi ya, udah jangan nangis! malu udah gede, kamu itu bukan anak kecil lagi," ucapnya membuat Adiknya sedikit malu.

"IH BANG AGAM NGESELINN!" ucapnya, sembari memukul Agam dengan bantal.

"Aduh i-iya iya ampun Nabila, sakit ni udah dong aduh," rengeknya, lalu Nabila berhenti memukulnya dan mendekati sang kakak.

"Apakah itu sangat sakit?" tanyanya khawatir.

Kemudian Agam terbangun, lalu ia juga memukul pelan adiknya, dengan bantal untuk membalas dendam.

"Sial ternyata bang Agam menipu aku."

Hingga Akhirnya mereka kembali terdiam lagi lalu mengobrol.

"Dek, aneh ya kamu itu," ucapnya membuat Nabila bingung oleh pertanyaan Kakaknya.

"Hah aneh kenapa emang?" tanyanya.

"Ya gitu menurut aku aneh aja sikap kamu suka beda beda."

"Namanya manusia pasti suka berubah, masa aku sikapnya itu itu mulu sih," kesal Bila.

"Abang juga mirip kak Rizki," ucapnya.

"Idih, mirip dari mana? di mana mana juga lebih oke Abang sih," jawabnya dengan percaya diri.

"Nggak jauh beda sih sama temennya sih," ucap Nabila.

"Apa! jadi Kamu nyamain aku sama Rizki gitu?" ucapnya tak terima.

"Ya bisa di bilang gitu," balas Bila.

"Dasar kamu ya! orang wajah tampan sejagat raya gini di samain sama Rizki."

"Dih pede banget jadi orang bang, maksudnya perilakunya bukan wajahnya," sahutnya.

"Ya udah deh, iya iya," jawabnya pasrah agar masalah sepele itu tidak panjang lagi.

"Nah gitu dong, jadi harus terima, hahaha," ucap Nabila dengan puas, melihat sang Kakak pasrah begitu saja.

"Ya udah deh, kalo gitu kita nggak akan pulang ke rumah Abi ya," ujar Agam.

"Eh iya iya deh, Abang ga sama kayak kak Rizki,  dahlah gini amat punya Kaka yang suka protes," sahutnya.

"Hah Kamu bilang apa tadi?" tanya Agam.

"Eh enggak, kalo gitu Bila mau tidur deh."  Kemudian seorang wanita cantik dengan wajah yang pucat itu segera tertidur

Beberapa menit kemudian Nabila sudah tertidur pulas, Agam mengelus kepala sang Adik yang di tutupi hijab itu.
"Satu-satunya yang membuat hidupku berharga bagi banyak orang, termasuk adik perempuan ku," batinnya.

DI JODOHKAN DENGAN WANITA BERCADAR (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang