BAB 22

1K 29 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Kini mereka telah sampai di tempat tersebut, namun mereka berhenti sejenak.

"Awa...serem banget yah? ini di culik orang apa hantu sih?" pinta Nayla.

"A-aku juga takut Nay, mana kayak gelap banget tuh tempat," ucap Zahwa.

"Oke sekarang kita harus tenang, jangan berpikir negatif dulu. udah jangan bahas itu lagi, sekarang kita harus cepet cepet cari si Nesa di tempat itu," ucap Nayla.

Zahwa menuruti apa yang di katakan Nayla, saat ini mereka telah di dekat gubuk itu, akan tetapi mereka sedang bersembunyi.

Hari sudah menjelang sore sehingga Nayla mempercepat aksinya agar tidak lama.

"Awa, kita harus hati hati! ternyata di luarnya ada penjaganya duh mana banyak lagi," peringat Nayla.

"I-iya Nay, coba diem deh kamu denger suara gak?" tanya Zahwa.

"Hah denger suara? nggak, emang apa wa?"

"Shut, pelan pelan kita harus bisik bisik aja, dengerin aja percakapan di dalam deh," ucap Zahwa.

"Sayang, gimana kalo Fahri gak ke sini? rencana kita buat dapetin uang 1 miliar gak jadi dong," ucap cewe itu.

"Tenang sayang, aku tau dia pasti lagi cari uang 1 miliar itu."

"Duh tapi kalo nggak gimana?"

"Nay, itu kayak suara Nesa kayaknya deh, coba kamu rekamin Nay," bisik Zahwa.

"Oh iya wa." lalu Nayla mengeluarkan ponselnya kemudian ia merekam suara percakapan itu.

"Udah pasti dia kasih, lagian mana mungkin fahri diem aja? dia kan sayang banget sama kamu, jadi aku yakin dia bakalan kasih kita 1 miliar itu kok," ucap lelaki itu memberi keyakinan.

"Iya deh aku yakin."

"Nah gitu dong jangan cemas ya, kita juga kasih waktu sama Fahri dalam 3 hari ya kan? jadi ini hari terakhir."

"Tapi... pokonya Fahri harus segera kasih uang itu ya! soalnya aku juga udah cape sama dia, mana mau aku sama cowo brengsek kayak singa gitu, kalo bukan karna uang haha," ujar cewe itu.

"Ga salah sih, pacar aku pinter banget sih."

"Iya dong."

"Ya udah kamu tidur dulu, nanti kamu kecapean sayang."

Kemudian Nayla selesai merekam, percakapan tersebut. "Gila yah wa, ternyata Nesa sebusuk itu, aku kira dia beneran di culik, taunya di rencanain sama pacarnya," bisik Nayla.

"Udah aku duga sih, lagain Fahri main nuduh aja sama kita," ucap Zahwa.

"Jadi kita harus gimana Nay?" tanya Awa.

"Untuk saat ini kita pergi dulu dari sini, nah kita diskusikan di sana," jawab Nayla, lalu menggenggam lengan Zahwa kemudian menjauh dari tempat itu.

"Jadi gimana Nay? kamu punya rencana apa?" tanya Zahwa.

"Oh ya tadi aku sempet foto dan video juga, jadi itu bisa di jadiin bukti, nanti kita ke tempat itu lagi, cuman kamu harus bawa benda itu buat kita pukul cowo cowo yang lagi ngejaga pintu itu, kita pukul mereka dari belakang, setelah itu baru kita samperin Nesa ke dalam, gimana? setuju ga rencana aku?"

"Bagus tuh idenya, aku setuju," jawab Zahwa.

"Jadi kamu ngerti kan rencana kita?" tanya Nay lagi.

"Ngerti sih ngerti, cuman..."

"Cuman apa?" Nayla mengerutkan dahinya.

"Aku takut, kalo ujung ujungnya kita yang di sekap," lanjutnya.

"Udah, tenang aja insya Allah rencana kita berhasil, oh ya sebelum itu kamu laporin dulu ke polisi, jadi nanti kalo ada yang berbahaya kita nggak akan apa apa oke?" ujar Nay.

"Ya udah ayo kita ke sana, aku udah hubungin polisi barusan."

Lalu dengan berhati-hati, mereka berjalan pelan pelan menuju tempat tersebut.

"Nay jadi kita langsung pukul cowo ini?" bisik Zahwa pelan.

Nayla mengangguk lalu dengan sekali pukulan cowo itu langsung tumbang.

Karna para lelaki itu terbaring pingsan, kemudian mereka masuk ke dalam ruangan itu.

"Shut, jangan berisik ya wa, kayaknya itu pacarnya Nesa jadi kamu diem di sini dulu, aku yang akan beraksi ke sana." Zahwa mengangguk pelan.

"Sayang gimana ini hari terakhir loh? udah malem juga, kok Fahri belum kasih uangnya ya?"

"Sabar aja, aku yakin dia pasti akan segera mentransfer uang itu."

"Oke, aku percaya sama kamu."

Kemudian Nayla memukul lelaki itu dengan keras, sehingga membuat kekasih Nesa itu terbaring, namun malah cowo itu terbangun lagi.

"Lo siapa hah? berani beraninya Lo ke sini!"

Mereka tidak mengenali Nayla, karna Nayla menutup mulutnya bukan dengan cadar, melainkan dengan masker dan di atas kepalanya dia memakai sebuah topi. Dirinya sengaja tidak memakai pakaian gamis dan cadar, karna ia pikir pasti Nesa akan mengenalinya.

Nayla melawan lelaki itu dengan sekuat tenaganya, hingga akhirnya cowo itu terbaring lagi namun ia susah bangun, ia merasa menjadi lemah.

"Gila tuh cewe kuat juga, gue bisa kalah kalo gini mah," batin cowo itu.

Dan pukulan terakhir yang paling sakit juga Nayla berikan lagi kepada pria itu, karna kerasnya pukulan itu ia terbaring lemah dan pingsan.

___________________________________





DI JODOHKAN DENGAN WANITA BERCADAR (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang