14. Kontrol

439 59 129
                                    

Benar juga kata iklan Good Day Coffee yang bilang: realita nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi.

Awalnya, Tagar membuat rancangan tugas Ezey selama menjadi perawatnya, namun semuanya tak berjalan sesuai rencana. Tiga hari yang lalu pun mereka sempat bertengkar. Bahkan, Tagar kira Ezey akan membencinya usai kejadian itu, tapi ternyata mereka masih berbaikan. Syukurlah. Sebenarnya, Tagar merasa heran memilih Ezey sebagai perawatnya. Banyak kekurangan yang ada di dalam diri Ezey. Hanya saja, jika masalah pemberian perawatan terhadap kesehatan Tagar, Ezey cukup lihai. Meski begitu, di luar itu Ezey tetaplah ceroboh, bahkan Tagar harus tetap mengawasinya.

Berbagai kekurangan dan keanehan Ezey, itulah yang justru membuat Tagar tertarik. Karena latar belakang, asal-usul, kalung Ezey, atau perihal lain?

Sore hari.

Tagar pikir, sebentar lagi adalah jam pulang SMA Harmora. Ini hari Sabtu, yang seharusnya bagi sebagian sekolah umum menjadi hari libur, tapi lain bagi Harmora karena merupakan sekolah swasta favorit di Jakarta.

Hari ini pula, merupakan jadwal kontrol Tagar. Kakinya lumayan membaik, meski sempat membengkak setelah jatuh di kamar mandi.

Tagar memesan taksi online. Awalnya, Tagar tak sudi menaiki mobil sejenis dengan taksi yang telah membuatnya duduk di kursi roda selama dua minggu itu. Tapi, hanya agar bisa menjemput Ezey. Tagar tak peduli. Bukan dengan maksud lain, karena selepasnya mereka akan langsung menuju ke rumah sakit.

Taksi berhenti tepat di depan gerbang utama SMA Harmora. Banyak siswa-siswi yang bersiap pulang lalu lalang. Kehadiran Tagar- yang bukan berada di mobil mewah- juga tak akan disadari.

Tagar melihat sekeliling. Tagar juga memakai masker agar tak ada yang mengenalinya. Toh, dia masih anak baru.

Lagi dan lagi, Ezey yang ditunggu malah asik bercanda tawa dengan keempat sepupu Tagar. Lantas, ke mana dua sahabat lama cewek itu, hingga membuat Ezey terus bersama dengan Dafri, Atar, Shaqra, dan juga Kenan. Curiga-curiga, jangan-jangan Ezey menggunakan ilmu pelet. Tunggu, kenapa pula Tagar merasa kesal jika Ezey bersama dengan cowok lain? Ini, bukan rasa cemburu, bukan?

Tentu tidak.

Tagar membuka ponsel, mencari nama Ezey di barisan kontaknya. 'Cewek Aneh', begitulah caranya menamai Ezey.

Tagar dengan jelas melihat Ezey mengangkat teleponnya di seberang tempat parkir. Hari ini, jadwal Ezey diantar pulang oleh Atar. Dan Ezey menunggu Atar mengeluarkan motornya. Seperti tuan putri.

"Eh, halo. Gar, ada apa? Gue udah mau pulang, nih."

"Masuk," perintah Tagar.

"Hah? Masuk apanya? ke mana?"

"Taksi depan gerbang."

Ezey menoleh ke tempat yang dimaksud Tagar. Benar saja, di cana sudah ada cowok bermasker di dalam taksi yang menatapnya. Ezey mematikan telepon, lalu menghampiri taksi tersebut.

"Masuk! Pulang barang gue!"

"Eh? Ta-tapi..

"Nurut! Gue bos lo, kan?"

Ezey melongo. Selalu seperti ini.

Atar yang baru keluar dari gerbang sekolah menatap heran. la kenal betul seseorang yang berbicara dengan Ezey itu adalah Tagar.

"Gar? Lo?"

"Gue jemput nih cewek, sekalian kontrol gue ke rumah sakit,"

"Owh.. oke, kalo gitu gue sama yang lain duluan dulu, ya."

"Ya."

Beberapa siswi yang melihat Ezey dijemput oleh cowok itu merasa syirik. Saling berbisik, atau dalam bahasa gaulnya 'ghibah'.

TAGARES: JAY ENHYPEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang