25. Your's Mine, Girl

262 16 10
                                    

Pagi hari yang cukup cerah.

Seperti biasa, pagi-pagi sekali Ezey sudah bangun dari tidurnya. Banyak hal yang harus dia kerjakan, apalagi sebagai babysitter Bintang. Usai mandi, sholat subuh, serta mengoles eye cream di bagian bawah matanya- yang menghitam karena kurang tidur- dia kembali masuk ke kamar Bintang.

Semalam, Ezey ikut dengan Tagar ke rumah sakit setelah mendengar kabar kalau Destan dikeroyok oleh beberapa anka geng motor. Terlebih lagi, Bintang terus menangis karena rindu dengan orang tuanya. Jadilah Ezey begadang.

Karena masih pagi, Ezey memakai celana pendek dan koos putih oversize dengan rambut panjang yang diurainya masih basah sehabis keramas.

Ezey membangunkan Tagar yang masih tertidur pulas di samping Bintang.

Ezey menepuk pundak Tagar lalu berkata, "Gar, bangun, Gar!"

Tagar menguap sejenak, dan memindah posisinya jadi terlentang.

Ezey berdecak kesal. Tagar tidur lagi.

"Bangun, Gar! Habis ini, kan, kita harus nganter Bintang ke rumah om kamu, terus berangkat sek-"

"Yang halus dong banguninnya, Yang," potong Tagar dengan suara khas bangun tidur.

"Ha? Apa bedanya coba?"

"Ya udah, aku nggak mau bangun." Tagar mengambil guling dan memeluknya. Sontak Ezey merebut guling tersebut.

"Gar!"

"Makanya.. banguninnya yang halus."

Ezey menghela nafas. "Iya.. iya. Bangun ayangku."

"Kurang halus."

Ezey mendekat, berbicara sehalus mungkin di telinga Tagar, "Yang, banguun.. Yang, bangun.. Yaang, bangu-"

Cup!

Sebuah ciuman mendarat secara tiba-tiba di bibir pink Ezey.

Ezey mengerjapkan matanya berkali-kali. Belum selesai dari terkejutnya, lagi-lagi Tagar malah menarik Ezey ke dalam pelukannya. Ezey hendak berontak, tapi Tagar justru mengangkat Ezey ikut ke kasur.

"Suara kamu nggoda banget, Yang. Sengaja bikin aku sang-"

Ezey refleks membungkam mulut Tagar sebelum pacarnya itu makin melantur. "Ada Bintang, Gar."

Tagar tertawa kecil, lalu mencium rambut Ezey. "Wangi," katanya.

Ezey buru-buru berdiri. "Iya, lah. Aku, kan, mandi, lha kamu? Bau kethek tau nggak?!"

Tagar berkata manja, "Cium dulu, Yang."

"Mandi dulu!"

"Bareng."

Ezey langsung menimpuk wajah Tagar dengan guling yang tadi diambilnya. "Masih pagi udah ngelantur. Buruan bangun, terus mandi! Aku mau mandiin Bintang dulu."

Ezey segera membangunkan Bintang. Sekilas, Ezey sadar kalau Tagar melihatnya dengan cengar-cengir. Mencurigakan.

"Kenapa?" solot Ezey.

"Istri idaman aku banget. Udah pinter ngurus anak."

"Hah?!"

***

CB 200T Tagar melaju pelan membelah jalanan pagi Jakarta yang mulai berpolusi. Ezey di belakang, melingkarkan tangannya memeluk pinggang Tagar. Mereka baru saja keluar dari perumahan Dafri- mengantar Bintang ke Ratna. Rutinitas hampir setiap hari.

"Yang?" panggil Ezey.

"Hm?"

"Kenapa dulu kamu kayak nggak suka gitu sama Bintang?"

TAGARES: JAY ENHYPEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang