10. Surat Kontrak

570 88 141
                                    

Hari keenam minggu pertama awal semester.

Ezey memutuskan untuk masuk sekolah bersamaan dengan Shaqra dan Atar. Ingin tahu mereka naik kendaraan apa? Yaitu.. naik kendaraan beroda empat yang memiliki banyak peminat di ibukota: angkot. Sedangkan Dafri dan Kenan menunggu di rumah sakit. Perawat di sana banyak, namun mereka tak akan bisa mengatasi sifat keras kepala Tagar.

Berita kecelakaan rupanya belum tersebar di seantero Harmora. Buktinya kalangan para penggemar cowok itu tak sekalipun heboh membicarakan dan tetap menjalani kegiatan seperti biasa, Senin pagi yang diawali dengan upacara bendera.

Ezey, Shaqra, dan Kenan meletakkan tas mereka di teras kelas lain karena khawatir mereka akan dihukum karena telat mengikuti upacara.

Baru saja melebur ke barisan X MIPA 1, Ezey sudah ditodong berbagai pertanyaan dari Bianca yang ternyata menyelonong masuk ke barisan kelasnya.

Bianca yang menyadari Ezey berbaris tak jauh darinya menghampiri dan langsung marah-marah, "Sumpah, Ze! Gue panik tahu, nggak, sih?! Di chat nggak dibales, ditelfon nggak diangkat. Dua hari ngilang ke mana aja, lo, hah?! Mati?!" tanya Bianca berteriak.

Ezey tahu, itu adalah ungkapan kekhawatiran . Setega-teganya seorang Bianca, sahabat manakah yang tak merasa cemas dan khawatir kala menghadapi Ezeyla Indanaoree Arletta?

Ezey mengidikkan bahu acuh. Bianca tak tahu, perihal yang menimpa dirinya dalam dua hari yang lalu. Gila! Ezey bahkan nyaris masuk ke penjara jika Tagar sungguh-sungguh melaporkannya ke polisi akibat kecelakaan tempo hari.

Bianca kesal karena pertanyaan yang dilontarkannya tak kunjung dijawab. Bianca mulai menduga hal-hal yang tidak-tidak, "Lo nggak ngelakuin hal-hal aneh, kan? Sejenis.." Dari tatapannya, mencurigai kalau sahabatnya itu melakukan hal tak senonoh karena sulit dihubungi.

Ezey menatap Bianca malas.

Bianca menyambung kalimatnya, "Open BO?"

Ezey refleks memukul Bianca. "Njir, mulut lo! Ya nggak, lah!"

Bianca mengelus punggungnya yang sakit.

Untuk sesaat banyak siswa yang melirik aneh ke arah mereka. Tapi bukan Ezey dan Bianca kalau tak balas melirik tajam seolah-olah tak mau ada orang lain yang ikut campur.

"Bi, lo ngapain, sih, ikut barisan kelas gue? Inget, lo, tuh, kelas IPS 5. Barisan lo di sono, noh, jauh dari anak IPA. Ngapain ngeluyur sampai sini?!"

"Bodo! Jangan nge las, anying! Jawab pertanyaan gue!" balas Bianca.

Ezey menjawab malas. "Nanti aja, lah, gue cerita. Lagi nggak mood gue."

"Lu, mah, moodnya kayak rollercoaster, Zey," sahut Shaqra.

Ezey menatap Shaqra kesal. "Diem aja, Lo, Ceker Ayam!"

"Tuh, kan, Bi, bestie Lo ini emang aneh banget. Makanya, kita-kita yang bergaul ama dia ikutan pusing kayak naik rollercoaster," sahut Atar. Atar sudah akrab dengan Bianca sejak awal. Apalagi, Bianca adalah tipikal cewek barbar dan friendly. Tapi jangan salah, meski memiliki banyak teman lawan jenis, Bianca bukan cewek yang mudah untuk ditaklukkan. Hal itu dibuktikan dengan Atar yang ditolak ketika menembak Bianca kemarin malam.

Ezey makin merasa bad mood. Ia pun keluar dari barisan.

"Zey, mau ke mana, lu?!" tanya Atar. Meski sering bertengkar, ia selalu mengawasi Ezey.

"Mau boker, males gue ikut upacara."

***

"Lo mau jadiin Bibi mantan Lo yang ke berapa ratus, hah?!" marah Ezey begitu Bianca melapor kepadanya tentang Atar.

TAGARES: JAY ENHYPEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang