21. Resmi Pacaran

486 79 33
                                    

Akhirnya impiannya tercapai.

Ezey dan Tagar kini sudah menaiki wahana sepeda gantung, mengayuh berdua.

Dari atas sana, mereka bisa melihat berbagai pemandangan di bawah, hampir semua wahana bisa dilihat oleh mata, lalu barisan pohon rindang yang menambah keasrian wahana bermain.

Namun seperti tidak berlaku bagi Ezey, yang sejak empat menit yang lalu terus saja mengoceh tiada henti pada Tagar yang mengayuh sepeda di belakangnya.

"Tagar, lo, tuh nge-prank apa gimana, sih?! Gue kira lo lupa kalau pernah nembak gue!"

"Lo juga kenapa, sih, pakai nginep di rumah bang Dafri segala? Resek banget, lo, tahu, nggak?!"

"Gar, kok, lo diem aja, sih?!" kesal Ezey.

Tagar tersenyum sendiri mendengar ocehan pacarnya itu. Sejak tadi, ia terus mengamati jarum panah yang berputar di jam tangannya.

"Tagar!"

"Diem dulu."

"Kenapa?"

"Sepuluh.. sembilan.. delapan.."

"Kenapa, sih, Gar?"

"Tujuh.. enam.. lima.. empat.."

"Ngitungin apa, sih?!"

"Tiga.. dua.."

"Gar?!"

"Satu!" ucap Tagar seraya menunjuk langit.

CIUT...

DUARR!!!!

Ezey mendongak seketika. Kembang api di siang bolong?

Seketika itu juga, handphone Ezey yang berada di saku terus saja berdenting tiada henti seperti ada puluhan pesan masuk. Ia pun segera memeriksanya. Deretan nomor tak dikenal mengirimnya chat dengan pesan sama: 'Happy birthday, Ezeyla.'

Ezey menatap haru Tagar yang tersenyum ke arahnya. Kejutan?

Belum selesai di situ, Ezey melihat puluhan cowok berjajar di bawah- depan wahana bermain sepeda gantung- dan dengan kompak memegang keras hingga jika dibaca urut dari atas membentuk kalimat:

'Bahagia selalu cantiknya Tagar.
I LOVE YOU MORE ANYTHING.'

Ezey menangis sekeras-kerasnya. Setelah tak ada kabar selama dua hari, diberi kejutan yang menyentuh hati. Kembang api, seratus chat ucapan ulang tahun, dan yang terakhir.. so sweet. Padahal Ezey kira ini hanya main-main.

Ezey lemas saking senangnya, yang membuat Tagar ketar-ketir memeganginya agar tak jatuh- meski sudah jelas ada pengamannya.

Setelahnya, mereka turun dari wahana tersebut.

Ezey terus saja menangis, bahkan lebih keras dari sebelumnya.

"Hiks.. hiks.. GILA, LO, GAR! KENAPA SO SWEET BANGET, SIH?!"

Tagar membiarkan Ezey menangis di dada bidangnya, lalu sesekali menenangkan cewek itu dengan mengelus rambutnya, sementara sebelah tangannya memegangi buket bunga Camelia.

TAGARES: JAY ENHYPEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang