Part 5

17.2K 602 5
                                    

Untuk yang kesekian kalinya Alex menghela nafas. Dari tadi ia tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya, perkataan Jeni tadi pagi terus berdengung ditelinganya.
Alex melirik jam ditangannya, sudah hampir jam 12 siang tapi Rachel belum juga muncul.

"Alex, ayo makan siang bersama. Aku sedang ingin makan sushi, temani aku ya." entah sejak kapan Jeni sudah berada dihadapannya. Lebih tepatnya dihadapan meja kerja Alex.

"Tolong jaga sikapmu, saya ini atasanmu." jawab Alex datar.

Alex kembali menatap jam tangannya dan mengeram frustasi. "Kemana sih Rachel sekarang, kenapa sampai sekarang belum juga datang? Apa terjadi sesuatu padanya? Tapi kenapa aku jadi sangat khawatir padanya? Aarrgghh!!! Ada apa denganmu Alexander!!" gerut Alex dalam hati.

Alex beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Langkah kaki Alex terhenti saat Jeni bergelayut manja dilengan Alex.

"Apa yang kamu lakukan? Lepaskan." ucap Alex dingin.

Jeni tidak menghiraukannya dan tetap bergelayut dilengan Alex. "Jadi kamu mau makan siang bersamaku kan?" tanya Jeni begitu manja.

Alex menghela nafas panjang sebelum akhirnya ia melepaskan tangan Jeni dengan kasar dari lengannya. "Tetaplah pada batas wajarmu Jeniva. Aku tidak ingin dan tidak tertarik untuk makan bersamamu."

"Apa kamu sekarang sedang mencoba menghindariku Alex?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kamu tidak mau menemaniku makan siang? Kalau kamu memang sudah tidak mencintaiku, seharusnya kamu tidak perlu menghindariku."

"Aku tidak mencintaimu dan aku tidak menghindarimu. Aku hanya-" ucapan Alex terhenti saat mendengar suara pintu ruangannya terbuka.

Alex dan Jeni menatap kearah pintu itu, Rachel masuk dengan muka masam dan berjalan sambil menghentakkan kaki kesal menuju Alex.

"Aleeeexxxxx...."

Alex hanya diam dan mengerutkan keningnya melihat ekspresi Rachel. Apa yang terjadi padanya? Apa yang membuatnya begitu kesal? Alex bertanya-tanya dalam hatinya.

"Alex, kenapa supirmu itu lama sekali menjemputku? Aku kepanasan menunggu diluar tau, sampai kakiku sakit berdiri selama hampir 2 jam. Aku tidak mau lagi dijemput sama dia Alex. Lama-lam aku jadi ikan asin kejemur tiap hari." gerutu Rachel.

Alex tertawa kecil mendengar protes Rachel dan melihat ekspresi Rachel seperti anak kecil yang sedang ngambek.

"Iiiihh, Alex! Apa yang kamu tertawakan? Senang aku berjemur hampir 2 jam?" Rachel mengerucutkan bibirnya dan menghentakkan kakinya.

Tawa Alex semakin besar melihat tingkah Rachel. Ternyata dia memang menikah dengan anak kecil.

"Astaga, ternyata aku memang benar-benar menikahi anak kecil." ucap Alex geli.

"Dan aku benar-benar menikahi pria tua!"

Tawa Alex perlahan menghilang dan diganti dengan tatapan tajam. "Aku tidak setua itu Hael."

"Tetap saja kau lebih tua dariku. Dasar pria tua." Rachel menjulurkan lidahnya.

Alex tersenyum tipis. "Kemarilah sayang."

Tanpa ragu Rachel mendekat, Alex langsung menariknya dan mendekap Rachel. Tanpa diduga Rachel membalas memeluk pinggangnya dan menenggelamkan wajahnya dipundak Alex.

"Aleeeeexxxxx..." Rachel merengek seperti anak kecil.

"Ada apa sayang?" jawab Alex sambil mengelus kepala Rachel.

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang