Part 2

22.8K 742 4
                                    

Alex's POV

Aku tersenyum pada Rachel, dia tidak membalas senyumku dan memalingkan wajahnya.

"Oh iya Om, tadi Om bilang Rachel sudah melupakanku? Kenapa bisa begitu Om? Bukankah dulu dia sangat menyukaiku?"

"Om juga tidak tau Al, mungkin saja Hael terlalu sedih karena berpisah dengamu. Setelah kepergianmu, Hael tidak mau berbicara sepatah kata pun selama beberapa hari. Setelah mengunci mulutnya selama beberapa hari, Hael kembali seperti biasa. Tapi Hael tidak lagi membahas atau menyebut namamu. Om dan tante juga memutuskan untuk tidak membahas tentangmu lagi dengan Hael. Om takut Hael akan kembali sedih."

"Lalu? Apa karena hal itu Rachel melupakanku?"

"Sepertinya saat itu Rachel sangat kehilangan dirimu. Setelah Hael mau berbicara lagi, Om dan tante merasa Hael sangat berbeda. Seperti ada yang hilang dari dirinya, ia seperti kehilangan perasaan untuk menyayangi."

Aku dan Om Anton hening. Aku tidak tau apa yang harus aku katakan pada Om Anton.

"Papa, Alex, ayo kesini. Rachel ingin bicara." tante Vaya memanggilku dan Om Anton. Kami menghampiri tante Vaya, disana ada kedua orangtuaku, Grandma, Oma Rachel, dan juga Rachel.
Aku duduk disamping Rachel, ia tidak mempedulikan aku.

Rachel's POV

"Apa yang ingin kamu bicarakan Rachel sayang?" tante Kezya bertanya padaku.

"Ngg.. ini tentang pernikahan." jawabku sedikit ragu.

"Apa kamu sudah memutuskan kapan kamu akan menikah?" mama bertanya dengan lembut.

"Ya, Hael sudah memutuskan kapan Hael akan menikah."

"Kapan?" kali ini Alex yang bertanya padaku. Aku tatap Alex dengan tatapan dingin, ia membalas tatapanku dengan senyuman yang membuatku ingin muntah.

"Seminggu lagi. Beri aku waktu seminggu lagi untuk menyelesaikan semuanya."

"Kenapa selama itu?" Alex kembali bertanya padaku.

"Aku butuh seminggu untuk menyelesaikan tugas design terakhirku dan perpisahan dengan teman-temanku."

"Apa tidak bisa dipersingkat?" perkataan Alex benar-benar membuatku jengkel.

"Saya hanya meminta waktu seminggu. Saya juga ingin menikmati masa lajang saya selama seminggu ini. Tidak bisakah anda memberi saya waktu?" nada bicaraku sedikit meninggi.
Aku bisa melihat ekspresi Alex dan semua orang terkejut.

"Rachel, kamu tidak boleh kasar gitu dong sama calon suami kamu."

"Maaf Oma, Hael tidak bermaksud berbicara kasar."

"Baiklah, aku mengerti. Aku akan berikan waktu satu minggu sesuai keinginanmu Rachel Theresia Sydney."

"Maaf, nama saya Rachel Queentania Sydney." aku sengaja menekan namaku.

"Hanya itu saja yang ingin aku sampaikan. Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, aku ingin tidur." tambahku sambil menatap satu persatu kearah orang yang ada dihadapanku, kecuali Alex. Aku berdiri, belum saja aku melangkahkan maju kakiku, Alex menarik tanganku.

"Tunggu dulu, ada yang ingin aku bicarakan."

"Katakanlah, saya sangat lelah."

"Pernikahan kita tidak akan dilakukan seperti biasa. Aku ingin mengadakan pesta besar dan aku ingin kamu mengundang temanmu."

"Anda bisa lakukan sesuai keinginan anda, tapi maaf saya tidak akan mengundang satu pun teman saya."

"Kenapa begitu?"

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang