Part 6

16.6K 538 5
                                    

Alex tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut dan matanya pun sampai berair. Wajah Rachel memerah seperti kepiting rebus, menahan malu dan juga menahan marah. Rachel malu karena ia hampir saja menganggap Alex akan benar-benar melakukannya, Rachel marah karena Alex selalu saja menggodanya.
Rachel mendengus kesal dan memalingkan wajahnya. Alex masih belum berhenti tertawa dan itu membuat Rachel semakin kesal.

"Berhentilah mentertawakan aku Alex! Itu sama sekali tidak lucu! Kamu menyebalkan Alexander!!" gerutu Rachel.

Alex berusaha menghentikan tawanya dan menghapus air mata di sudut matanya. "Ekspresimu begitu lucu Hael. Wajahmu langsung memucat dan kamu pasrah begitu saja. Apa kamu begitu menginginkannya sayang?" Alex menahan tawa.

"Bagaimana aku bisa melawan, kedua tanganku dipegang olehmu." Rachel mengerlingkan matanya.

"Ah, kalau memang mau bilang saja. Jangan berpura-pura begitu." goda Alex.

"Tidak, aku tidak mau."

"Jangan berbohong Rachel, aku tau kamu menginginkannya. Kalau kamu menginginkannya, akan kuberikan sekarang juga." Alex mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum mesum.

"Aku tidak mau Alex."

"Jangan berbohong Rachel."

"Aku tidak berbohong Alex "

"Aku tau kamu sedang berbohong Rachel." Alex masih menggoda Rachel dan tersenyum geli.

Tiba-tiba Rachel terdiam dan matanya berkaca-kaca. Akhirnya, air mata pun mengalir membasahi pipi Rachel. Melihat air mata dipipi Rachel, senyum Alex langsung hilang.

"Jangan menangis sayang, aku hanya bercanda. Maafkan aku sayang." Alex mengusap pipi Rachel.

Rachel menatap Alex tajam. "Bercanda? Bercandamu keterlaluan Alex. Kenapa sih, kamu itu senang sekali menggodaku?"

"Karena kamu lucu Hael, aku jadi selalu ingin menggodamu." Alex menarik hidung Rachel.

"Aaaaawwwww.... sakit Alex." Rachel memegangi hidungnya yang merah karena ditarik Alex.

"Hidungmu seperti badut." Alex tersenyum geli.

"Apa tujuanmu pulang cepat untuk menggodaku?" Rachel mendengus kesal dan membalas menarik hidung Alex sekuat-kuatnya.

"Aaaaaaaaawwwwwwwww... damn Rachel! Sakit." Alex memegangi hidungnya. Rachel hanya tertawa dan menjulurkan lidahnya.

"Aku hanya menarik hidungmu pelan, kenapa kamu menarik hidungku kuat? Untung aja hidungku tidak copot." protes Alex.

"Aku sih berdoanya tadi itu hidung copot terus mau aku buang ke tong sampah."

"Tidak lucu Hael."

"Yang bilang lucu siapa?"

Alex diam, dia tidak bisa membalas perkataan Rachel, Alex memilih untuk memalingkan wajahnya.

"Baiklah, mari kita lihat. Si tua Alex ngambek, padahal sudah tua tapi kelakuannya masih seperti anak SD."

"Aku tidak tua, Rachel."

"Kamu tua, 6 tahun lebih tua dariku."

"Tapi aku tidak setua itu, kamu saja yang masih bocah."

"Tapi kamu menikahi bocah itu."

"Dan kamu menikahi pria tua itu."

Alex dan Rachel saling membalas perkataan, mereka sama-sama tidak mau kalah. Sampai akhirnya Alex memilih untuk mengalah.

Alex menghela nafas. "Kenapa harus selalu aku yang mengalah padamu." ucap Alex seraya membaringkan tubuhnya disebelah diranjang.

"Tentu saja kamu harus selalu mengalah, kamu kan sudah tua, jadi harus mengalah."

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang