Part 18

12.1K 473 5
                                    

4 Tahun Kemudian...

"Apa kalian sudah berhasil menemukan keberadaannya?" tanya seorang pria dengan nada dingin.

"Maaf, Tuan. Sampai saat ini kami belum berhasil menemukan keberadaannya." jawab seseorang dengan gugup.

"Apa saja yang kalian kerjakan?! Sudah empat tahun berlalu, tapi kalian masih belum berhasil menemukannya!" teriak pria itu.

"Sepertinya nona Rachel sudah tidak berada di Indonesia. Kami sudah mencari di seluruh pulau yang berada di Indonesia. Bahkan pulau-pulau kecil dan terpencil pun sudah kami datangi. Tapi kami sama sekali tidak menemukan jejak keberadaannya."

"Apa kalian sudah mencari ke sekolah-sekolah design atau tempat apapun yang berhubungan dengan design?"

"Kami sudah mencari ke seluruh sekolah-sekolah design yang ada di Indonesia. Mulai dari sekolah terkenal sampai sekolah terpencil. Tapi tetap saja tidak menemukannya."

"Lalu apa kalian sudah mencoba mencarinya keluar negeri? Seperti ke Venice?"

"Kami sudah mulai mencarinya keluar negeri. Kami sudah mencari di Venice, Malaysia, dan Singapura. Sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda keberadaan nona Rachel. Kami akan mulai mencarinya ke beberapa negara besar."

"Baiklah, cari dia sampai ketemu. Jangan pernah menunjukan wajah kalian jika kalian belum berhasil menemukannya. Berapa pun akan saya bayar asal kalian berhasil menemukan istri saya. Sekarang kalian semua keluar!"

"Baik, Tuan."

Alex menghempaskan badannya ke kursi kerjanya. Ia kembali menatap foto pernikahannya dan Rachel yang selalu ia letakan di meja kerjanya sejak kepergian Rachel.

"Kamu berada dimana sebenarnya, Hael sayang? Sudah empat tahun berlalu, kenapa kamu masih terus bersembunyi dariku? Tidak bisakah kamu memberiku kesempatan untuk memperbaiki semua? Aku sangat mencintaimu, Rachel Queentania Fransiscus." ucap Alex.

Alex beralih menatap buku biru yang biasa dipanggil Rachel 'si blue'.
Buku itu selalu bersama Alex sejak ia menemukannya tergeletak di tong sampah.
Alex selalu membacanya saat ia merindukan Rachel dan selalu menangis setiap membaca cerita Rachel tentang dirinya.

Alex selalu merasa bersalah dan merasa dirinya sangat bodoh setiap mengingat kalau Rachel sebenarnya tidak melupakan kenangan masa kecilnya bersama Alex.
Rachel hanya berpura-pura melupakannya agar kedua orangtuanya tidak membahas tentang Alex lagi padanya.
Rachel hanya tidak mau merasa sedih dan terluka lagi mengingat Alex telah pergi meninggalkannya.

Alex menyesal karena tidak pernah memastikan perasaannya yang sesungguhnya terhadap Rachel.
Alex selalu merasa kalau dirinya menyayangi Rachel hanya sebatas rasa sayang seorang kakak kepada adiknya.
Ia baru menyadari kalau sesungguhnya ia mencintai Rachel saat ia mendapat ancaman email dari Jeni.

Namun saat itu Alex juga belum yakin pada perasaannya. Alex memutuskan untuk tetap diam dan memendam perasaannya. Alex akan memberitahu perasaannya pada Rachel saat Rachel mengakui bahwa dirinya mencintai Alex.
Sesuai keinginan Alex, akhirnya pun Rachel mengakui cintanya. Rachel mengakui cintanya pada Alex melalui buku diary kesayangannya yang ia buang dan dipungut oleh Alex.
Tapi, belum sempat Alex mengatakan perasaannya pada Rachel. Rachel sudah pergi meninggalkannya.

"Hei.. Apa yang sedang Tuan Alex pikirkan?" tanya seorang wanita.

Alex menatap tajam wanita itu. Alex tidak menyadari entah sejak kapan wanita itu sudah berada di hadapan Alex.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Jeni?!" tanya Alex dingin.

Jeni tertawa kecil melihat Alex yang masih selalu memusuhinya.

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang