Part 25

10.3K 307 83
                                    

"Aku rasa sudah cukup sampai disini permainan bodohmu."

"Ada apa denganmu? Bukankah sebelumnya kamu yang paling bersemangat dengan semua ini?"

"Awalnya memang benar, tapi setelah aku mengetahui semua kebenarannya, aku rasa sudah cukup."

"Kamu tau bagaimana perasaanku."

Parker menarik nafas kemudian menghembuskannya perlahan. "Karena aku tau, itu sebabnya aku tidak ingin kamu terus melakukan hal bodoh yang akan membuatmu benar - benar kehilangan cintamu, Raa."

"Dia tidak akan menyerah, jika dia memang benar - benar mencintaiku."

"Akan ada saatnya seseorang lelah berjuang. Saat perjuangannya tak dihargai, perlahan tapi pasti ia akan pergi. Dia sudah membuktikan perjuangannya. Bertahun - tahun dia mencari keberadaanmu. Ketika akhirnya dia berhasil menemukan keberadaanmu, tanpa berpikir panjang dia langsung datang ke negara ini hanya untuk menemuimu."

Rachel menghembuskan nafas kasar, "tapi aku sudah tersesat terlalu jauh, Park."

Parker bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Rachel. Diusapnya lembut dan penuh sayang puncak kepala Rachel. Gadis yang sangat ia sayangi dan ia lindungi selama ini. Gadis yang berhasil membuatnya merasakan kembali kebahagiaan menjadi seorang kakak.

"Belum terlambat, sebelum kamu benar - benar kehilangan segalanya." Ucap Parker sambil terus mengusap puncak kepala Rachel.

"Kamu memang yang terbaik, Park." Ucap Rachel seraya memeluk Parker.

Parker mengecup puncak kepala Rachel, "besok, pagi - pagi sekali dia akan pergi."

Terkejut dengan apa yang baru saja Parker ucapkan, Rachel segera melepaskan pelukan mereka.

"Apa maksudmu?"

"Tadi siang aku bertemu dengan Alex. Aku menemuinya untuk memastikan tentang Jeni dan dia bilang kalau besok pagi - pagi sekali dia akan pulang ke Indonesia. Dia sudah menyerah untuk memintamu kembali padanya. Dia sudah merelakan kamu dan aku bahagia."

"Kenapa kamu tidak katakan yang sebenarnya pada Alex? Kalau hubungan kita hanya sebuah sandiwara."

"Bukan hakku memberitahu Alex tentang semua kebenarannya. Kamulah yang  berhak mengatakan semuanya pada Alex."

"Kenapa dia menyerah semudah itu? Apa dia tidak benar - benar mencintaiku?"

Rachel tak lagi mampu membendung tangisnya. Isak tangisnya pecah memenuhi seisi butik bersamaan dengan luruhnya tubuh Rachel.

Parker mendekat kemudian berjongkok di hadapan Rachel. Dihapusnya air mata Rachel kemudian ia menangkup wajah gadis itu dengan kedua tangannya.

"Dia mencintaimu. Sangat mencintaimu. Karena terlalu mencintaimu, dia ingin melihatmu bahagia. Walaupun harus kehilangan dirimu."

"Apa yang harus aku lakukan, Park? Apa aku akan benar - benar kehilangan cintaku?" tanya Rachel sesenggukan.

Parker tersenyum penuh arti, "kamu tau benar apa yang harus kamu lakukan."

Seolah mengerti arti perkataan Parker, Rachel menghapus air mata yang mengalir di kedua pipinya dan tersenyum penuh semangat.

"Park?" panggil Rachel.

"Yes, little girl?"

"Tidak. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih."

Tidak, sekarang bukan waktu yang tepat. Lagi pula yang terpenting sekarang adalah Alex. Soal hubungan Parker dan Jeni, itu bisa ia tanyakan setelah urusannya dengan Alex selesai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang