Part 7

14.2K 521 7
                                    

Rachel, Cherly dan Even sedang bersantai disebuah cafe. Saat ingin ke toilet, tanpa sengaja Rachel melihat Alex dan Jeni di cafe yang sama. Mereka terlihat sedang berbicara serius.

Rachel's POV

Alex? Kok dia ada disini dan bersama siapa dia?
Oh Tuhan, dia bersama Jeni? Apa yang mereka lakukan disini? Hari ini kan hari minggu, tidak mungkin mereka membicarakan masalah pekerjaan.
Bahkan memang tidak terlihat sedang membahas pekerjaan. Apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka serius sekali? Dan kenapa Alex terlihat kesal?

Aku semakin penasaran dengan apa yang mereka bicarakan, aku sedikit melangkah mendekat kearah mereka duduk. Samar-samar aku bisa mendengar percakapan mereka cukup jelas dari sini.

"Sudah cukup Jeni. Hentikan semua kekonyolan ini." Alex sepertinya sedang menahan marah.

"Kekonyolan? Kamu bilang ini konyol? Kita sudah berteman sejak kecil Alex. Kamu dan aku sudah saling mengenal."

"Lalu apa?"

"Kita berdua sangat cocok Alex. Kamu mencintaiku dan aku pun mencintaimu Alex. Belum terlambat untuk kita bersama."

"Harus berapa kali aku mengatakannya Jeni, sudah terlambat. Kamu terlambat menyadari perasaanmu, dan sekarang aku sudah MENIKAH."

"Belum terlambat Alex, aku tau kamu tidak mencintainya dan kamu juga belum menyentuhnya. Kamu bisa menceraikannya dengan mudah."

"Aku sudah bilang padamu, pernikahan bukanlah mainan bagiku. Aku dan Rachel sekarang sudah menikah. Dia istriku, dan aku suaminya. Dia tanggung jawabku sekarang. Dan satu lagi Jeni, aku memang pernah mencintaimu. Tapi sekarang tidak."

"Dan kamu mencintainya?"

"Jawab aku Alex!"

"Belum, aku belum mencintainya. Tapi aku berusaha untuk mencintainya."

"Aku akan merebutmu kembali Alex. Kamu milikku. Bagaimana pun caranya aku akan mendapatkanmu lagi."

Ya Tuhan, apa yang baru saja aku dengar? Alex mencintai Jeni? Dan Jeni mencintainya? Apa seperti ini perasaan Alex saat mendengar percakapanku dan Radit waktu itu? Kenapa rasanya sesak dan begitu sakit?

Selama ini Alex membohongiku. Dia bilang tidak ada wanita yang ia cintai dan dia bilang kalau dia dan Jeni tidak ada hubungan apapun, dan kenyataannya?
Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus berpura-pura tidak tau, sedangkan aku mendengarnya sendiri saat ini.
Apa aku harus menunggu Alex sendiri yang mengatakannya padaku? Alex tidak mungkin mengatakannya padaku.

Oh Tuhan, ada apa dengan diriku? Kenapa dada ini begitu sesak dan kenapa kakiku lemas sekali? Apa aku mencintainya? Tidak, mungkin aku hanya kecewa karena dibohongi Alex. Aku tidak sanggup lagi menahan air mataku.

"Rachel! Lo kenapa?" Even datang menghampiriku. "Astaga Rachel! Kenapa lo nangis?"

Tak lama kemudian Cherly pun datang. "Katanya mau ke toilet, tapi malah disini."

"Oh ya ampun, lo nangis? Kenapa lo Raa?" Cherly terkejut melihatku.

"Gue.., gue gak papa kok." jawabku serak.

"Lo sakit Raa? Muka lo pucet banget." Cherly begitu khawatir.

"Cuma agak gak enak badan aja kok."

Kakiku benar-benar lemas sekali. Aku kehilangan keseimbanganku dan terjatuh.

Alex's POV

"Sudah cukup Jeni. Hentikan semua kekonyolan ini." aku berusaha sekuat tenaga menahan emosi.

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang