Sebuah peristiwa yang merubah segalanya
"Siapa yang tega melakukan semua ini, merubah wajah aku menjadi wajah orang lain. Apakah aku sanggup memulai hidup baru dengan wajah orang lain" Althan Altario G aka Alden Gabriel Matthew
"Bagaimana mungkin gw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"nah ini rumah nak alden menurut informasi dari anak saya" ucap wanita paruh baya
Alden melihat rumah mewah didepannya (kita ubah nama althan jadi alden)
"ayo kita kesana" wanita paruh baya itu membawa alden menuju rumah itu
"ada keperluan apa ya ibu sama l-loh den Al!? ini beneran den Al!?" kaget pak arman, penjaga rumah sekaligus pengasuh Alden dan Ashton
"den Al akhirnya pulang, ibu sama bapak udah nyari kemana mana, ayo ayo masuk" ucap pak arman
tok tok tok
Cklek
"iya ada a-apa, den Al!! ibu! ibu! ini ada den al!!" bi wati yang membuka pintu terkejut lalu memanggil yasmin. terlihat yasmin berjalan cepat keluar mendengar seruan bi wati
"A-alden anak bunda. hikss" yasmin langsung memeluk alden dengan erat
"akhirnya kamu pulang, kamu gak apa apa kan? bunda seneng hiksss" yasmin terus menangis sambil memeluk alden
Alden hanya terdiam kaku, ia merasa asing dengan semua ini
"Aku baik baik aja bu" jawab alden dengan kaku
"i-ibu? ini bunda, kenapa? ada apa dengan kamu nak" tanya yasmin bingung sembari menangkup wajah alden
"maaf sebelumnya perkenalkan saya sari, saya menemukan alden disungai dekat rumah saya, lalu saya bawa ke rumah sakit. dan alden dinyatakan hilang ingatan karena benturan keras pada kepalanya" jelas sari, wanita paruh baya suruhan pria misterius
Yasmin yang mendengarnya sangat terkejut, begitupun dengan bi wati dan pak arman
"ya ampun alden hikss" yasmin kembali memeluk alden dan kembali terisak
"aku baik baik aja kok bun, bunda tenang aja" ujar alden sambil mengusap bahu yasmin
"maaf saya ada urusan, saya permisi pulang bu" pamit sari pada yasmin
"terimakasih sudah menemukan dan merawat anak saya, saya akan ganti berapapun biayanya" ucap yasmin
"tidak usah bu, saya ikhlas. saya permisi" wanita tersebut pulang dengan terburu buru keluar rumah
"halo bos, saya sudah melaksanakannya" setelah cukup jauh dengan rumah itu, dia langsung menelfon seseorang
Alden dibawa masuk oleh yasmin diikuti bi wati sama pak arman
"apa kamu mau istirahat?, kamu udah makan belum biar bi wati bikinin makanan kesukaan kamu? eh iya ini bi wati sama pak arman orang membantu kita" tanya beruntun yasmin pada alden sambil memperkenalkan kembali bi wati dan pak arman
"den al alhamdulillah baik baik aja, bibi sama pak arman khawatir sama den al" ucap bi wati dan anggukan pak arman
"aku baik baik aja kok" jawab alden dengan tersenyum manis
deg
Semuanya terkejut melihat alden tersenyum, karena ia jarang senyum apalagi tersenyum manis
"k-kenapa?" bingung alden sengan gugup
"tidak apa-apa kamu istirahat aja, nanti bunda telfon ayah sama kakak kamu untuk makan malam" ujar yasmin
"ayo den al bibi anterin kekamar" sahut bi wati
Alden pun menganggukan kepalanya dan mengikuti bi wati
cklek
Alden memasuki kamar yang didominasi warna abu dan putih. Terdapat banyak foto-foto yang terpajang indah dikamar ini
'kenapa semuanya terasa asing, apa karena aku hilang ingatan' batin alden
ia kemudian mengambil kamera yang berada diatas nakas samping tempat tidur, lalu mengambil dan meneliti kamera tersebut
"huftt pusing" alden metelatakan kameranya lalu tertidur
***
"mas akhirnya alden ketemu hikss t-tapi.."
Yasmin langsung memeluk sang suami ketika baru saja pulang kerja
"tapi apa?" darwis mengernyit
"alden hilang ingatan karena kecelakaan itu hikss"
"gapapa kita bisa konsultasi ke rumah sakit, yang penting sekarang alden kembali" jawab darwis sembari memeluk erat yasmin
"aku mau kita memulai lembaran baru kebersamaan kita mas" ujar yasmin dipelukan sang suami
"iya, mulai sekarang kita harus selalu bersama anak kita, aku janji akan berbuat adil kepada mereka juga akan meluangkan waktu kerja untuk kebersamaan kita" ujar darwis sembari mengelus rambut yasmin
"ada apa ini bun?" tanya ashton ketika baru pulang melihat kedua orangtuanya berpelukan didekat pintu
"Ashton! akhirnya alden kembali, kamu harus baikan sama, bunda ga mau anak bunda pada gak akur, apalagi sekarang alden hilang ingatan, bunda mau kita semua selalu bersama sama" ujar yasmin menangkup wajah ashton
"ayo kita makan malam" ajak yasmin lalu merangkul tangan darwis dan ashton
Mereka pun pergi menuju meja makan
tuk tuk tuk
Langkah kaki seseorang membuat semua yang duduk di meja makan mengalihkan perhatiannya
"alden sini, ini ayah sama kakak kamu" ujar Yasmin
Darwis lalu mendekati alden dan memeluknya erat
"maafin ayah ini semua salah ayah" ucap darwis menatap sendu alden
"hmm i-iya" alden tersenyum kikuk
"yaudah ayo kita makan, kamu duduk disamping kakak kamu" titah yasmin
Mereka pun makan malam dengan hikmat
***
"tunggu!!"
Alden yang ingin membuka pintu kamarnya terhenti saat mendengar seruan itu, lalu ia menoleh terlihat asthon berdiri didepan pintu kamarnya. kamar alden dan asthon bersebelahan
"bisa kita bicara sebentar?" ajak ashton
Alden pun mengangguk, mereka pun pergi menuju balkon
"apa bener lo amnesia, bukan akal akalan lo kan!?" tanya ashton
"hmm maksudnya? aku ngga ngerti" bingung alden
"gapapa" asthon berlalu pergi
Sepertinya dia beneran amnesia, penampilan dan gaya bicaranya juga berbeda. pikirnya
Alden terdiam bingung ia pun ikut pergi ke kamarnya