•|| RAGA 01 ||•

15.6K 498 15
                                    

hi, selamat datang di cerita baru saya. cerita ini masih dengan genre brothership. buat pembaca baru haiii selamat datang di cerita saya, semoga kalian suka sama cerita ini. Dan panggil saya Jia okay? jangan thor/author😔.

Jangan lupa buat follow akun wp saya, follback? DM aja okayy. oh ya di akun saya juga sudah ada beberapa cerita yang sudah di publish dan sebagian sudah tamat.

Jadi, selamat membaca. jangan lupa vote dan komennya ya.

•|| RAGA ||•

Di sebuah Mansion terdapat Keluarga Rasendriya yang hidup dengan damai dan bahagia. Kepala keluarga itu bernama Mario Rasendriya dan Istrinya bernama Aurora Rasendriya. Mereka berdua di karuniai 2 buah hati berjenis kelamin laki-laki. Anak sulung berumur 9 Tahun bernama Cakra Rasendriya dan anak Kedua berumur 5 tahun bernama Edwin Rasendriya.

Kabar baik pun terdengar bahwa Aurora tengah mengandung anak ketiga mereka. Umur kandungannya sekarang sudah 7 bulan. Mario, Cakra, dan Edwin sangat antusias menunggu anak dan adik mereka lahir nanti. Kini Keluarga kecil itu sedang berada di halaman belakang. Mereka tengah melakukan piknik kecil.

"Ayah, apakah ikan bisa tenggelam?" tanya Edwin yang kini tengah melihat ikan goreng yang sudah tersaji di piring.

"Tidak Ed, ikan itu tidak bisa tenggelam karena mereka memang sudah di takdirkan untuk hidup di air." jawab Mario sambil mengelus rambut putra keduanya.

"Tapi kata Eron, ikan juga bisa terbang. Apa itu benar juga Ayah?" Ezra adalah sepupu mereka

"Eron benar, ada satu spesies ikan yang bisa terbang nama ikannya itu adalah ikan terbang." jawab Mario agar rasa penasaran Edwin terbayar puas.

"Berhentilah mengoceh, kau membuat adik bayi menendang perut Bunda. Katanya dia sungguh terganggu dengan suara melengking mu itu." ujar Cakra yang kini tengah mengelus perut besar Ibunya.

"Adik bayi tidak mungkin seperti itu, itu hanya kata-kata karanganmu saja. Lagi pula saat aku besar nanti suara ku akan berat tidak melengking seperti sekarang." kata Edwin

"Tau dari mana kau huh?"

"Tentu saja dari Paman Isal." Isal adalah tangan kanan Mario dan dia cukup dekat denga kedua anak itu.

"Baiklah anak kecil."

"Heyy aku tidak kecil, aku itu sudah 5 tahun." bantah Edwin sambil menunjukkan ke 4 jarinya

Mario, Aurora, dan Cakra tertawa melihat kelakuan Edwin.

"Itu 4 Ed, kalau 5 itu begini." Mario mengangkat satu jari kecil milik Edwin

"Tidak Ayah, 5 itu seperti ini." Edwin menunjukkan ke empat jarinya

"Kau itu keras kepala sekali. Lebih baik kau jangan sering membolos Sekolah agar bisa menghitung dengan baik. Masih kecil sudah banyak absensi tanpa keterangan kau ini." kata Cakra

Edwin merebahkan kepalanya di paha Mario, "Aku tidak mau Sekolah lagi."

"Kenapa tidak mau Sekolah?" tanya Aurora

"Sekolah itu membosankan Bunda, kita harus bangun pagi lalu segera berangkat ke Sekolah. Dan saat pulang kita harus mengerjakan PR. Pokoknya aku tidak mau Sekolah." kata Edwin

Aurora mengelus rambut Edwin, "Ed tidak boleh seperti itu. Seharusnya Ed bersyukur bisa pergi ke Sekolah lalu belajar. Di luar sana banyak sekali yang ingin seperti Ed, bisa Sekolah bertemu dengan teman-teman dan juga guru. Bahkan beberapa dari mereka saat seumuran dengan Ed mereka tidak Sekolah karena terhalang oleh ekonomi. Jadi Edwin harus bersyukur karena bisa pergi ke Sekolah." nasihatnya

RAGA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang