•|| RAGA 25 ||•

3.8K 221 21
                                    

Mario sedang ada di ruang rawat Edwin dan Raga, dia meminta agar mereka di tempatkan di satu ruangan.

Dokter bilang tidak ada yang serius dengan luka mereka, hanya saja Edwin harus di rawat lebih lama. Karena luka yang dia dapatkan lebih parah.

Mario sedari tadi sibuk memikirkan dimana istrinya berada sekarang. Dia berdoa semoga Rora baik-baik saja.

"Ayah," panggil Cakra

"Iya ada apa?"

"Tidak, Ayah sebaiknya makan dulu. Biar Ed dan Raga, Cakra saja yang menjaganya."

"Ayah gak lapar, nanti saja." tolak Mario, Cakra pun mengangguk.

"Oh ya, di pintu ada Dona dengan anaknya. Mungkin mereka mencari Ayah untuk meminta uang lagi." kata Cakra ketus

Mario menghela nafasnya lelah, kemudian beranjak dari sana.

"Cih, di saat seperti ini kenapa Ayah sempat-sempatnya menghampiri mereka." ujar Cakra

Sedangkan di luar Mario menatap dingin Dona dan Nia.

"Ada apa?" tanya Mario

"Kami hanya ingin menjenguk Edwin dan Raga, aku dengar mereka berdua di larikan ke Rumah Sakit karena melawan para penjahat di taman." jawab Dona

"Iya Ayah, Nia juga udah bawa banyak mainan sama baju Nia buat di simpan di sini. Nia mau ikut jaga Bang Edwin sama Raga di Rumah Sakit." tambah Nia sambil menunjuk 2 buah koper serta 1 tas besar berisi mainan dan baju.

Mario menatap tajam mereka berdua, "Ini Rumah Sakit, bukan Hotel. Lebih baik kalian berdua pulang saja, jika kalian di sini  Edwin dan Raga bisa terganggu oleh suara kalian yang tidak bisa berhenti mengoceh itu." kata Mario. Apakah Mario sudah sadar jika mereka berdua tidak baik jika terus berada di lingkup Keluarganya?

"Tap-

"Pulang, sebelum aku menyuruh seseorang menyeret kalian keluar dari sini."

Mau tak mau Dona dan Nia pulang dari sana dengan perasaan kesal dan malu karena di lihat orang-orang yang ada di koridor.

"Kemana mereka berdua Yah?" tanya Cakra setelah Mario masuk lagi ke dalam

"Sudah Ayah suruh pulang."

"Tumben banget," gumam Cakra

"Eunghh,"

Lenguhan Raga berhasil mengalihkan Mario dan Cakra.

"Raga? kamu udah sadar? ada yang sakit, bilang sama Ayah."

Raga tak menjawab pertanyaan Mario, dia malah kembali teringat kejadian di taman. Dimana Bundanya berhasil di bawa oleh orang-orang yang mereka tak kenal.

"Bundaa," Raga langsung menangis

"Sttt, Bunda pasti bakal kembali. Udah ya Raga jangan nangis, Ayah bakal bawa Bunda pulang. Ayah janji, sekarang Raga istirahat dulu ya jangan nangis lagi." Mario mengusap air mata Raga

"T-tap-

"Stt udah ya Raga istirahat dulu, Raga harus sembuh biar bisa cari Bunda."

Raga mengangguk kemudian kembali berbaring di brankar, dia melihat ke samping. Edwin masih belum sadar, dia masih tertidur.

"Bang Ed?"

"Bang Edwin bentar lagi bakalan bangun kok," kata Cakra sambil mengusap kening Raga

"Mau sama Bang Ed,"

Mario menggendong Raga dan Cakra mendorong tiang infus. Setelah menaruh Raga di brankar Edwin, Mario pergi ke keluar sebentar karena ada telpon.

"Bang Ed cepet bangun," kata Raga

RAGA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang