•|| RAGA 06 ||•

6.7K 353 17
                                    

jgn lupa vote dan komennya biar cepet up:)

klo ada typo tandain ya.

selamat membaca

•|| RAGA ||•

Paginya saat Raga bangun, Edwin sudah tidak ada di kamar tamu. Mungkin dia sudah pergi.

"Dih itu olang gak ngucapin makasih apa udah di tolongin, di obatin sama di kasih kamal buat tidul semalam. Malah main pelgi aja, dasal manusia jaman sekalang." omel Raga.

Karena sekarang hari Minggu, Raga pun memilih bersantai saja di rumah. Mau keluar untuk main pun cuaca sedang sangat panas.

"Bibi masak apa?" tanya Raga pada Bi Eli yang sedang memasak di dapur

"Bibi lagi masak ayam goreng. Aden duduk aja di kursi, ini tinggal goreng ayam doang kok. Makanan yang lain mah udah siap di meja makan." ujar Bi Eli. Raga pun langsung saja duduk di meja makan.

Beberapa menit kemudian, ayam gorengnya matang. Raga langsung saja makan dengan lahap. Menurutnya masakan Bi Ida itu ke 2 paling enak setelah Bundanya.

  "Aden hari ini mau kemana?"

"Laga mau di lumah dulu aja, nanti kalau udah gak panas Laga mau main sepeda." jawab Laga

"Yaudah, hati-hati ya nanti. Bibi pamit mau beresin yang lain." Raga pun mengangguk.

Raga kemudian menyalakan Televisi, dia menonton sinetron suara hati istri.

Kamu tega ya khianatin aku mas. Kurang apa lagi aku?

Maaf, tapi aku sudah tidak mencintaimu lagi. Besok surat cerai akan sampai di rumah mu, kau tinggal tanda tangan saja.

MASS!!

'Ku menangissss,"

Tiba-tiba saja TV itu mati sendiri. Raga tentu saja kesal, dia sedang asik menonton TV.

"Mati lampu telnyata," gumamnya ketika menyalakan lampu tapi tidak menyala.

Karena bosan dia pun pergi keluar, niatnya dia ingin membeli makanan dari penjual yang dia temui nanti.

"Laga mau beli itu ah." Raga berjalan ke arah penjual es potong.

  Setelah itu dia pergi membeli makanan yang lain.

•|| RAGA ||•

Sedangkan di tempat lain, seorang pria sedang berdiri dekat jendela sambil menatap pemandangan di luar.

Tok Tok

"Masuk,"

Ceklek

"Apa ada perkembangan?" tanya pria yang berdiri dekat jendela

"Belum sepenuhnya tuan, tapi salah satu orang suruhan anda menemukan data Nyonya ada di sebuah Rumah Sakit di kota ini." jawab pria yang baru masuk itu.

"Cepat periksa lebih lanjut, aku ingin bertemu dengannya. Jika perlu paksa saja pihak Rumah Sakit agar memberikan data pribadi itu."

"Baik tuan, saya pamit undur diri." Pria itu pun pergi dari ruangan itu

Pria yang masih menatap pemandangan luar itu menghela nafasnya.

"15 tahun kamu pergi..aku sungguh menyesal. Ku mohon kembali lah bersama anak kita."

•|| RAGA ||•

  BRUKK

"WOYY BAWA MOTOLNYA YANG BENEL DONG!! GAK PUNYA ETIKA DALAM BERKENDALA YA LU!!" teriak Raga kesal.

Gimana gak kesal coba, dia lagi enak-enak jalan sambil makan ice cream lalu ada orang yang mengendarai motornya ngebut. Mana motor itu lewat jalan yang ada genangan airnya, alhasil Raga kena ciprat. Bajunya jadi kotor karena air itu, bahkan ice cream yang di pegangnya ikut jatuh karena kaget.

"Babi, anjing, fuck itu olang." umpat Laga. Anak itu memang jarang sekali mengumpat atau berkata kasar, dia hanya akan seperti itu jika dia sudah sangat marah.

"Es klim gue jadi kebuang pelcuma." Raga menatap nanar es krim yang sudah kotor di bawah.

"Awas aja, Itu motol nyusluk mampus."

"Eh astaga gak boleh gitu, Laga kan anak baik. Jadi jangan doain olang yang jelek." Raga mengusap dadanya.

"Hfft yaudah ah, mending pulang aja. Laga udah terlanjur kesal."

Raga langsung saja berjalan ke rumahnya yang lumayan jauh jika dirinya berjalan kaki. Memang rencananya tadi akan menaiki sepeda, tapi ternyata ban sepeda itu hilang satu.

Entah apa yang dia lakukan seminggu yang lalu hingga ban sepeda itu hilang, Raga benar-benar lupa. Jadi lebih baik besok dia tanyakan saja pada teman-temanya.

  BRUKHH

Karena dirinya asik melamun, Raga sampai tak sadar jika dia menabrak orang.

"Astaga, maafin Laga. Laga gak sengaja. Maafin Laga ya Om." Raga membantu orang itu membawa barang yang berjatuhan.

"Gak papa, lain kali kamu hati-hati okey. Jangan melamun di jalan, bahaya." Pria itu kemudian menatap Raga.

DEG

'Kenapa wajahnya sangat mirip, apa jangan-jangan.' batin pria itu

"Emm gimana kalau sebagai pelmintaan maaf dali Laga, besok Laga tlaktil Om di Taman." Pria itu akhirnya sadar dan mencoba mengartikan apa yang diucapkan anak di depannya ini.

"Boleh, baiklah besok siang Om akan datang ke sini."

"Bagaimans kalau kita kenalan dulu, nama Om Isal. Kalau kamu?"

"Laga,"

"Raga?" Raga mengangguk

"Oke Raga, sampai bertemu besok siang. Om haru pergi dulu karena ada urusan yang tidak bisa di tinggalkan." pamit Isal

"Iya om hati-hati."

Isal mempunyai alasan menerima ajakan dari Raga, karena dia ingin memastikan sesuatu. Wajah anak itu sangat mirip dengan nyonya nya dulu sedangkan mata anak itu mirip dengan tuannya. Dia sepertinya harus memberitahu ini pada sang tuan.

TBC

wahah, idenya udh mentok sampai sini. sampa ketemu di chapter selanjutnya. semoga kalian suka.

💙

RAGA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang