•|| RAGA 35 ||•

3.7K 202 11
                                    

Ceklek

Mario berjalan perlahan menuju brankar Rora yang sedang tertidur. Mario memaksakan diri untuk pergi ke ruang rawat istrinya untuk meminta maaf.

Mario mengelus perlahan rambut panjang Rora yang indah.

"Maafkan aku," ujarnya sambil menunduk, tak terasa air matanya jatuh tepat ke pipi sang istri

"Minta maaf untuk apa?" tanya Rora. Dia memang pura-pura tertidur, namun saat Mario mengucapkan maaf dia sangat terkejut.

"Untuk kesalahanku selama ini, dan maaf juga karena aku melukai Raga lagi."

"Apa yang kau lakukan pada putraku hah!? Kau melukainya karena Nia dan Ibunya? IYAA!? JAWAB AKU!?" sentak Rora

"Iya, aku minta maaf. Dan karena aku, Raga di culik karena penyerangan di Mansion semalam."

"Penyerangan? apa maksudnya?" tanya Rora bingung.

Mario mengulas senyum manis, "Nanti Bila akan menjelaskannya pada mu. Tapi aku mohon kamu jangan panik, aku berjanji akan membawa Raga kembali dari mereka. Pegang janjiku."

"Tak usah berjanji jika kau tidak bisa melakukan janji mu itu. Lebih baik buktikan saja," kata Rora

"Ya, aku akan buktikan. Apa kau bisa memberiku kesempatan kedua? kita mulai semuanya dari awal lagi dan kali ini tanpa adanya pihak lain di Keluarga kita." ujar Mario bersungguh-sungguh

"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang sebelum kamu memang benar membuktikan ucapan mu itu." jawab Rora

"Akan ku buktikan."

Mario pun memeluk istrinya, "Kali ini aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama lagi."

"Iya," Rora membalas pelukan suaminya.

"Ku mohon, bawa Raga dengan selamat. Tidak baik Raga berada di tangan Dona, dia orang berbahaya." kata Rora

"Kau tau?"

"Ya. Aku tak sengaja mendengar ucapan mereka saat aku di sekap dulu. Dia ingin menyingkirkan ku dan Raga. Aku takut Raga terluka karena mereka." isak Rora

"Tidak, jangan menangis. Aku akan membawa Raga kembali, pegang ucapanku. Sekarang istirahat lah, urusan Raga dan Dona biar kami yang mengurusnya."

Rora mengangguk, "kau tertembak?" tanya Rora

"Ya, tidak parah. Aku masih bisa berjalan."

"Syukurlah,"

•|| RAGA ||•

Raga mulai mengerjapkan matanya, dia seperti asing dengan ruangan ini. Ruangan kecil dengan beberapa meja dan kursi yang sudah rusak dan juga keadaan di sana yang gelap.

Lalu dirinya di ikat, yang dirinya ingat hanya wajah Ezra yang sudah tak sadarkan diri lalu Keluarganya datang dan bom asap yang mengelilingi mereka. Setelah itu dirinya tak ingat apapun, dan saat terbangun malah berada di tempat asing ini.

"Bunda, tolongin Laga." gumamnya.

Ceklek

"Hai Raga,"

Raga menolehkan kepalanya ketika mendengar suara yang di kenalnya.

"Nia?"

"Ya, aku Nia. Kenapa, kau terkejut? pasti terkejut kan." Nia kemudian tertawa dengan keras

'suara ketawanya kayak kunti,' batin Raga

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Raga

"Hm? kenapa aku di sini? kenapa ya?" Nia mengusap dagunya seakan sedang berpikir

"Tentu saja aku di sini karena aku akan membuatmu menderita," lanjutnya tepat di telinga Raga

BUGH

"Sialan kau Raga,"

Raga tersenyum miring karena berhasil menendang perut Nia, untung saja kakinya juga tak ikutan di ikat jadi dia bisa menghentikan ocehan Nia.

"KALIAN YANH ADA DI LUAR CEPAT MASUK!!" teriak Nia

Beberapa orang dengan topeng masuk setelah mendengar teriakan Nia.

"Kalian semua pukul dan cambuk dia, karena dia sudah berani sekali menendangku." titahnya

Mereka langsung daja menuruti permintaan anak bos mereka. Sedangkan Raga hanya menampilkan wajah datarnya, dia tak ada niatan untuk melawan karena jika belum melawan pun pasti dia sudah kalah duluan.

BUGHH

CTAAS

Pukulan dan cambukan terus menghantam tubuh Raga yang mungil. Raga hanya mendesis lirih, luka dari cambukan Ayahnya saja belum mengering ini malah di tambah, lebih parah lagi. Raga pastikan dia akan membalas semua perbuatan yang di lakukan mereka.

Dia juga sudah tahu jika Dona lah dalang dari semua ini. Tubuh Raga ambruk setelah di beri pukulan pada punggungnya.

"Berhenti, kalian semua bisa keluar." kata Nia

Setelah orang suruhannya keluar, Nia menghampiri Raga kemudian berjongkok di depan tubuh yang sudah penuh dengan luka itu.

Nia mencengkeram dagu Raga agar menghadap ke arahnya.

"Ini belum seberapa, kita tunggu saja apa yang akan oleh Ibu ku pada mu. Oh ya, bagaimana kalau kita bermain-main dengan Ibu tersayang mu itu?" tanya Nia sambil memasang wajah bertanya

"Jangan sampai kau melukai Bunda ku jika kau masih ingin hidup," desis Raga

"Uhhh takut banget," ejek Nia sambil memasang wajah seakan dirinya ketakutan. Dia kemudian menjambak rambut Raga.

"Dengar. Aku tak takut dengan ancamanmu itu, meskipun kita seumuran aku tak selemah dirimu Raga. Maka dari itu jangan sampai kau berusaha kabur dari sini jika tidak ingin Bunda mu terluka."

Nia kemudian menghempaskan kepala Raga dan berlalu dari ruangan itu. Raga berusaha agar menjaga kesadarannya. Tapi tubuhnya saat ini sangat sakit sekali, dia berdoa semoga saja Keluarga bisa menolong dirinya.

"Bundaa sakit." ucapnya lirih sebelum kehilangan kesadaran.

•|| RAGA ||•

Sedangkan di tempat lain, Anggota Keluarga Rasendriya sedang bersiap untuk menyelamatkan Raga. Mereka sudah berhasil melacak dimana lokasi anak itu.

"Kau yakin ingin ikut Mario?" tanya Tom sambil menatap Putra keduanya

"Ya Ayah, aku ikut untuk menyelamatkan Raga dan membalas semua ulah ini pada Dona." jawab Mario mantap

"Bagus ini baru Putraku, kalau yang kemarin sepertinya bukan." ujar Tom sambil menepuk bahu Mario

  "Tapi Opa, apa Opa tidak curiga." celetuk Eron

"Maksudnya?"

"Jadi gini, bagaimana Dona bisa membobol keamanan Mansion padahal penjagaannya sangat ketat bukan? Eron curiga jika dia di bantu oleh orang lain yang kekuasaannya sama seperti kita juga." jelas Eron

"Aku setuju dengan Eron, bukan kah itu sangat mustahil. Secara Mario sangat menjaga Mansionnya agar tetap aman." tambah Marsyel

"Apa Ayah mempunyai musuh lain? atau pun Keluarga ini punya musuh lagi?" tanya Cakra

"Opa jamin jika Keluarga Rasendriya tak punya musuh, karena kami sangat di segani dan di takuti oleh orang lain." kata Opa

"Ada satu orang yang membenci ku." ujar Mario

"Siapa?"

"Diaz." jawab Mario

"Diaz adalah musuhku sejak di bangku SMA dulu. Dia juga lah Ayah dari Nia, dia pria yang menghamili Dona dan kabur dari tanggung jawabnya," lanjutnya yang membuat semua orang yang ada di sana terkejut.




















TBC

gmn sama part ini?
jangan lupa vote dan komennya woyyyy.

RAGA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang