•|| RAGA 34 ||•

3.5K 211 6
                                    

"LEPASKAN CUCU-CUCUKU!!"

"Opa?"

"Wahhh bantuannya sudah datang, serang mereka." ujar pria yang tadi memukuli Ezra

"Sialan, habisi mereka semua." suruh Mario.

Para anggota Keluarga laki-laki pun ada di sana ketika mendapat signal yang Ezra berikan. Untuk, Tina dna Bila mereka menemani Rora di Rumah Sakit karena di sana juga rawan.

"Sebenarnya apa maumu? setauku Keluarga Rasendriya tak pernah membuat masalah dengan kalian." kata Tom

"Memang kalian tidak membuat masalah, kami hanya di suruh oleh seseorang untuk menghancurkan kalian terutama anak ini dan Ibunya." kata Pria itu kemudian menendang tubuh Ezra yang sudah tak sadarkan diri sengan luka di sekujur tubuhnya.

"Ezra," Tom membalik tubuh Ezra hingga menghadapnya

"Tadinya target ku bukan dia, tapi karena anak itu bersikeras melindungi adiknya maka jangan salahkan aku jika dia terluka parah seperti itu."

"Bedebah kau."

Marsyel dan yang lainnya sudah berhasil menumbangkan para pria itu. Pria yang tadi menendang Ezra pun merasa posisinya sudah terancam. Dirinya pun mengeluarkan 2 buah bom asap dan melemparkannya pada mereka, keluarlah asap tebal. Para pria itu langsung saja melarikan diri dengan membawa Raga yang sudah mereka bius.

"Sialan mereka kabur." umpat Cakra setelah asap itu hilang

"Ezra bangun nak." kata Marsyel sambil berusaha menyadarkan Putranya

"Brengsek akan aku balas mereka semua." desis Marsyel ketika melihat kondisi Putranya yang penuh luka seperti ini.

"Marsyel ayo kita bawa Ezra ke Rumah Sakit. Edwin, Eron, Cakra lacak keberadaan mereka. Kalian tau maksud Opa kan?" mereka bertiga mengangguk

Marsyel langsung saja menggendong tubuh Putranya di ikuti Tom di belakang. Eron, Cakra, dan Edwin langsung menjalankan tugas mereka.

"EZRAA!?" teriak Bila yang baru saja membeli makanan di luar dan melihat Marsyel yang sedang memggendong Ezra

"Mas, Ezra kenapa?" tanya Bila

"Mansion di serang, Ezra dan Raga menjadi korbannya. Dan...

"Dan apa?" desak Bila

"Raga berhasil di tangkap mereka."

Bila menutup mulutnya, "B-bagaimana ini? apa yang harus aku bilang pada Rora mas?"

"Ezra terluka dan Raga di bawa mereka." Marsyel memeluk istrinya.

"Tenanglah, kita berdoa semoga Raga segera di temukan dan Ezra baik-baik saja."

Tom mengepalkan tangannya emosi, dia lengah ternyata mereka sudah mulai bergerak. Tom harus segera turun tangan mengenai ini, 2 cucu nya terluka gara-gara mereka.

•|| RAGA ||•

  Di Mansion, Para cucu Tom sedang membereskan jasad para Maid Dan Bodyguard.

"Makamkan mereka dengan layak," titah Eron

"Bang, bukannya Ayah ada di Mansion? tapi kenapa dia tidak menolong Ezra dan Raga tadi?" kata Cakra heran

"Iya, tapi Ayah gak mungkin seperti itu. Pasti terjadi sesuatu pada Ayah, cepat kita cari ke lantai atas." ujar Eron

Mereka bertiga langsung saja bergegas pergi ke lantai atas. Meskipun sikap Mario bajingan yang lebih membela Dona dan Nia, tapi Mario tetaplah Paman dan Ayah mereka. Mereka juga khawatir jika sesuatu terjadi padanya.

BRAKK

"AYAH!!"

Mereka bertiga menghampiri Mario yang sudah terbaring di lantai dingin dengan luka tembak di perutnya.

"Ayah, Ayah bangun," kata Edwin berusaha menyadarkan Mario

"Kita bawa ke Rumah Sakit."

Mereka bertiga menggendong Mario dan segera membawanya ke Rumah Sakit dimana Rora dan Ezra berada.

Setelah sampai mereka langsung menyuruh Dokter untuk segera menangani Mario.

"Isal, cepat cari tahu siapa yang sudah menembak Ayah." kata Cakra sambil menghubungi Isal lewat telpon.

"Ada apa ini?" tanya Marsyel yang tak sengaja melihat mereka setelah dari Kantin

"Ayah kami temukan tak sadarkan diri di kamar dengan luka tembak di perut." jawab Edwin

Marsyel mengusap wajahnya kasar, "Marioo," geramnya

Tak lama Dokter pun keluar dan mengatakan jika kondisi Mario sekarang sudah baik-baik saja. Mereka berempat langsung saja masuk, dan dapat di lihat jika Mario sudah sadar.

"Apa yang sebenarnya terjadi di kamar Ayah?" tanya Cakra langsung tak mempedulikan sang Ayah yang baru saja bangun

"Sabar Cakra, Ayah mu baru sadar." ujat Marsyel tak habis pikir

Mario menatap mereka dengan penuh penyesalan, mereka berempat heran dengan tatapan Mario.

"Kenapa Yah?" tanya Edwin

"Siapa yang udah nembak Ayah?" lanjutnya

"Dona," jawab Mario singkat

"Dona!?" kaget mereka

"Ya, Dona. Dia yang menembak Ayah dan orang di balik penyerangan Mansion."

"Sialan wanita itu, tak tahu diri. Udah numpang gratis, malah ngelunjak." umpat Edwin

"Dan setelah dia berbicara seperti itu, tiba-tiba ada yang memukul kepala Ayah dari belakang lalu Dona langsung menembak Ayah. Ayah sungguh menyesal karena terlalu mempercayai mereka selama ini, dan Ayah melakukan kesalahan fatal pada Raga tadi."

"Apa maksud Ayah?" tanya Edwin bingung

"Ayah..Ayah melakukan kekerasan pada Raga karena Nia bilang jika dia di bully olehnya. Raga sempat membela diri dengan mengatakan bukan dia yang membully Nia, tapi Ayah tak percaya dan berakhir Ayah mencambuknya di Gudang." jelas Mario dengan suara bergetar

Sungguh dia sangat menyesal selama ini, orang yang dia jaga dan percaya selama ini ternyata pengkhianat. Mario akan membalas mereka dengan balasan yang setimpal.

"AYAH UDAH GILA!? RAGA ITU ANAK AYAH, ANAK KANDUNG!! KENAPA AYAH LEBIH MEMBELA SI NIA ANJING BABI SIALAN GOBLOK BRENGSEK ITU!! AYAH GAK PUNYA PERASAAN!!" bentak Edwin

"Maaf. Ayah tau Ayah salah, maka dari itu Ayah menyesal..sangat menyesal."

"Ya, memang sudah sepantasnya kau menyesal dengan perbuatan kau sendiri. Sudah Kakak peringati bukan? tapi kau hanya menganggap angin perkataan Kakak." kata Marsyel

"Aku tau, Maafkan aku."

"Om tau? karena penyerangan yang sudah di rencanakan Dona, adik-adik ku harus menanggungnya. Ezra di pukuli habis-habisan oleh anak buahnya dan sekarang dia sedang kritis. Lalu Raga? dia berhasil di tangkap Om. Kami juga menyesal karena tidak datang tepat waktu." ujar Eron

"Maaf kan Ayah, Maafkan aku Kak. Aku berjanji akan menyelamatkan Raga dan membalas mereka semua yang sudah berbuat seperti ini pada Keluargaku." ujar Mario

"Jangan hanya berjanji, kami hanya perlu bukti. Kami juga akan membantu Ayah, walaupun sikap Ayah yang gak patut di contoh, tapi kita Keluarga. Bukankah Keluarga harus saling menolong."

Mereka mengangguk, "Istirahat lah dan cepat sembuh. Kita tak bisa berlama-lama membiarkan Raga berada di tangan mereka."

Mario mengangguk, Mereka berempat pun berjalan keluar dari sana. Namun, Marsyel menghentikan langkahnya.

"Aku hanya ingin memberitahu, Rora sudah di temukan. Aku harap kau meminta maaf juga padanya," ujar Marsyel yang sukses membuat tubuh Mario menegang.





















TBC

kerasa ga sih feel nya?
mohon maaf nih ya, jia hampir lupa buat update hari ini. untung aja hari ini saya ada buka wp, jadi ingat deh dan bisa up hari ini hehe. jangan di julitin ya, mohon maaf nih 😁💙

RAGA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang