•|| RAGA 13 ||•

4.2K 248 3
                                    

jgn lupa vote dan komennya :)

selamat membaca

•|| RAGA ||•

"Inget ya, kamu jangan dekat-dekat sama Nia karena dia sekarang satu Sekolah sama kamu. Jangan makan pedes, jajan yang bener. Inget Abang pantau kamu, ada teman-teman kamu juga yang selalu lapor ke Abang dan Bang Edwin." ujar Cakra.

Mereka berdua kini sedang ada di mobil, tadinya Edwin yang akan mengantar Raga ke Sekolah tapi dia punya kelas pagi di kampusnya.

"Iya Abang, tapi kenapa Nia halus satu Sekolah sama Laga sih?"

"Ayah yang memindahkan Nia ke sini." jawab Cakra

"Yaudah, Laga masuk dulu takut telat. Assalamualaikum." Raga menyalimi Cakra kemudian keluar dari mobil

"Waalaikumsalam," Mobil Cakra pun meninggalkan Sekolah Raga

Di koridor Raga berjalan dengan riang dan sesekali menyapa orang yang di lewatinya.

"RAGAA!!" teriak Galih dari belakang

"Masih pagi Galih, jangan teliak. Laga enggak budeg kok." ujar Raga

Galih terkekeh dan mengacak-acak rambut Raga. "Iya iya, maafin gue hm?" Raga mengangguk

"Yaudah yuk ke kelas," Galih merangkul bahu Raga dan mereka berdua berjalan menuju kelas mereka yang ada di lantai 2.

Saat sampai di kelas ternyata Marva dan Ilan juga sudah terlebih dahulu sampai.

"Berangkat sama siapa Ga?" tanya Marva

"Sama Bang Cakla."

"Terus pulangnya nanti?"

"Laga di jemput sama Ayah." jawab Raga

"Lu ngerjain apaan Lan?" tanya Galih

"Gue lagi ngerjain PR matematika yang bulan lalu." jawab Ilan

Raga mengernyit, "Itu kan PL bulan lalu, kenapa Ilan balu ngeljain sekalang. Lagian PL nya kan udah di peliksa sama Bu Gulunya."

"Hehe, gue pas itu gak ngumpulin. Jadi gue kerjain aja sekarang, takut itu Guru meriksa buku murid."

Mereka bertiga menggelengkan kepala, "Di kelas sebelah katanya ada murid baru, cewe. Bener ya?" tanya Galih

"Iya benel, itu Nia." jawab Raga

"Nia," Marva, Ilan, dan Galih kembali mengingat apa yang Edwin bilang kemarin di chat. Mereka harus menlindungi Raga dari anak yang bernama Nia itu.

"Lu nanti jangan dekat-dekat sama itu orang ye, mending sama kita aja." ujar Ilan

"Iya, Bang Cakla sama Bang Ed juga udah bilang sama Laga buat main sama kalian aja di Sekolah dan jangan deket-deket sama Nia." ujar Raga jengah, Ayolah dirinya sudah mendengar perkataan yang sama dari malam.

Tak lama bel masuk pun berbunyi, semua murid yang ada di kelas langsung kembali duduk di kurisnya sendiri dan menunggu guru yang mengajar masuk.

Tak terasa, bel istirahat pun berbunyi. Mereka berempat pergi ke kantin, jika kalian menanyakan dimana Ezra. Dia masih belum masuk Sekolah karena masih ada urusan Keluarga katanya.

"Laga kayak biasa ya Ilan."

"Gue juga," Ilan dan Galih membeli makanan yang akan mereka makan. Mereka duduk di tempat biasa, yaitu di pojok yang memang jarang di tempati oleh siswa lain.

Marva tengah memberitahu pada Edwin jika Raga saat ini sedang berada di kantin. Edwin pun kembali mengatakan agar jauh-jauh dengan Nia. Sebelum itu, Marva, Ilan, dan Galih memang sudah mengetahui wajah Nia. Karena Edwin sudah mengirimkan foto itu pada mereka. Mereka juga sudah mengenal Cakra, karena kemarin malam mereka janjian untuk bertemu di cafe dengan tujuan membicarakan sesuatu.

Marva menatap Raga yang kini tengah memainkan botol kecap dan saus tomat yang ada di meja. Melihat anak itu saja membuat Marva ingin melindungi Raga. Dia berjanji akan menjaga Raga.

"Malva kenapa?" tanya Raga sambil menatap Marva

Marva yang sedari tadi menatap Raga hanya tersenyum, "Gak papa kok,"

"MAKANAN DATANG!" teriak Ilan yang langsung di beri jitakan di jidatnya oleh Marva

"Gak usah teriak-teriak bikin malu aja." ujar Marva karena memang seisi kantin memperhatikan mereka berempat karena teriakan Ilan.

"Hehe maaf maaf, silahkan di lanjut lagi kegiatan kalian masing-masing."

"Lu yang teriak kok gue yang ikutan malu anjir." kata Galih sambil menutup wajahnya dengan tempat sendok

"Udah udah, mending makan. Nanti makanan kalian hilang loh kalena Laga makan habis." ujar Raga yang kini memegang garpu untuk menusuk baso.

"Iya cil."

BRUKK

"Awws sakit." rintih seseorang yang tidak sengaja jatuh di dekat mereka berempat. 

"Ya ampun Nia, kamu gak papa!?" seru Kia sambil membantu Nia berdiri

"Kalian punya masalah apa sih sama Nia sampai dia jatuh kayak gini." teriaknya kesal

"Udah Kia, Nia gak papa kok." ujar Nia dengan suara yang di imut-imutkan

"Jangan main tuduh sembalangan dong. Olang Nia jatuh sendili, malah nyalahin kita yang lagi enak-enak makan." ujar Raga yang masih sempat-sempatnya memasukkan satu bulatan bakso kecil pada mulutnya.

"Tapi tadi kamu naruh kaki kamu buat ngalangin jalan Nia, jadi Nia jatuh karena itu." jelas Nia terbata

Raga mengernyit, "Laga gak ngelasa naluh kaki Laga buat ngalangin jalan kamu Kok. Iya kan? Kaki Laga aja tadi di taruh di atas sepatunya Galih."

"Iya kok, kakinya Raga gue tarik biar diem di atas  sepatu gue. Lu jangan nuduh kayak gitu deh. Gak ada buktinya juga." tambah Galih

"Iya, gue juga lihat nih murid baru jatuhin diri sendiri." sahut salaha seorang siswa

"Dih masih murid baru aja udah main fitnah orang lain. Apalagi kalau udah lama Sekolah di sini. Kayaknya semut yang gak lewat depan dia juga bakal di marahin." kata seorang siswa

"Tampang nya aja polos, ehh ternyata ppb."

"ppb apaan?"

"polos-polos babi."

"Buset."

Terlanjur malu, Nia pun pergi dari kantin di susul dengan Kia di belakangnya. Ilan, Raga, Galih, dan Marva tertawa melihat mereka berdua pergi dari kantin dengan wajah memerah.

"Mampus tuh malu, seenaknya aja main fitnah." kata Galih lalu tertawa kembali

"Dasar Nia."

"Kok Ilan tau kalau yang tadi itu Nia?" tanya Raga

"Bang Edwin udah kasih tau muka itu anak ke kita bertiga." Raga mengangguk saja

"Dia kalau di rumah Ayah lu kelakuannya kayak gitu juga gak?" tanya Galih

"Gak, dia malah beltingkah sok belkuasa di sana. Apalagi kalau udah ada Ayah, dahlah kalian pasti tau kok." kata Raga yang kini melanjutkan makannya kembali

Setelah makanan mereka habis, mereka langsung saja kembali ke kelas.

TBC

maaf ya part kli ini pendek, maaf juga kalau ga nge-feel hhe, saya ketiknya buru-buru karena lagi sibuk juga. tadinya mau up besok aja, tapi tkut aja dari kalian ada yg nunggu cerita RAGA update hehe :)

oke, sampai jumpa di part selanjutnya

RAGA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang