03. Hukuman

131 89 29
                                    

Anyeong 🤸‍♀👋
Wihh gimana nih kabarnya?
Kembali lagi dengan MINI squad 🤣
-Squad keinget jaman jametzz dulu difacebook😂
Sudah sudah ayo lanjutin baca cerita MINI
Enjoy gaisss 😍

Happy reading 🤩💙

"Loh, namaku mana." tanya Nayla bingung melihat namanya tak ada didaftar kertas tugasnya.

"Ya kan lo kemarin ga datang, jadi lo terima resikonya!" balas Dela dengan sinis.

"Betul." timpal Isma.

"Tapi kan gue udah kerjain sepuluh, pas kan soalnya juga empat puluh." ujar Nayla masih tak terima dengan kelakuhan teman barunya itu.

"Ya pokoknya kita gamau nulis nama lo!" kekeuh Dela seolah tak akan menulis nama Nayla dikertas itu. Bahkan jawaban Nayla yang kemarin lusa saja tidak diganti yang artinya itu benar jawabannya, tapi kenapa dirinya tak diakui, apa karena kemarin dirinya tak ikut kerja kelompok? Tapi seharusnya kalaupun itu alasannya dia kan sudah mengerjakan sepuluh soal itu, ntah lah.

"Salah sendiri kemarin ga berangkat." Siti. Ayolah kemarin Nayla tak ikut karena sang Mamah mengajaknya untuk kekampus Arvan, Nayla sudah menolaknya tapi Atika tetap untuk mengajak Nayla untuk menemaninya.

"Ya gabisa gitu dong, gue udah kerjain soal ini sampai ini." tunjuk Nayla kepada angka sepuluh sampai dua puluh itu.

"Bodo amat lo mau gimana pun, kita bertiga udah sepakat gak akan nulis Nama Lo dikelompok kita!" tekan Dela. Nayla kembali ketempat duduknya dengan gemuruh dihati serta sesak didalam dada, dirinya ingin menangis sekarang.

"Lumayan dapat jawaban gratis, harusnya waktu itu dikerjain sama dia aja kita bisa santai." ucap Dela dengan berlirih agar tak terdengar Nayla.

"Idenya siapa dulu dong." ucap Isma berbangga diri.

******

Jam pelajaran dimulai yakni pelajaran Matematika. Guru Matematika datang 5 menit yang lalu.

"Gimana kabarnya anak anak?"

"Baik pak." kompak seluruh murid.

"Alhamdulillah. Jadi gimana tugas kelompoknya, sudah selesai?" tanya guru Matematika itu, panggil saja Pak Yanto.

"Sudah dong." jawabnya terutama murid Cewek yang ada dikelasnya, sedangkan Nayla hanya menunduk saja.

"Silahkan dikumpul." instruksi pak Yanto, perwakilan kelompok maju untuk mengumpulkan pekerjaan mereka.

Setelah terkumpul Pak Yanto mulai mengoreksi dan memasukkan nilai dibuku absennya. Beberapa menit Pak Yanto mulai menyebutkan absen satu persatu dan menyebutkan nilai dari tugas kelompok tersebut.

Sesampainya dihuruf N Pak Yanto melirik semua murid.

"Atas nama Nayla Chantika?" ujar Pak Yanto. Nayla pun mengangkat tangan "S-s saya pak."

"Kenapa kamu tidak mengerjakan tugas yang bapak berikan. Sini kamu!" terang Pak Yanto dengan yang mendengarkan suaranya pasti ketakutan ditambah raut wajah yang tampak merah padam seperti banteng:(.

Nayla berjalan kemeja guru "Bisa jelaskan apa yang membuat kamu tidak mengerjakan tugas yang saya berikan!" tegas Pak Yanto. Nayla hanya bisa menunduk dalam tak berani menatap wajah gurunya itu.

"A-ap-apa saya bisa mendapatkan kesempatan dua kali untuk mengerjakan tugas tersebut pak?" tanya Nayla hati hati.

"Oke saya kasih kesempatan dua kali dengan syarat kamu mengerjakan dua kali lipat soal soal itu!" gila aja nih guru Nayla suruh mengerjakan delapan puluh soal matematika, wahh gak kebayang. Soal satu aja gak kelar kelar dalam satu hari sedangkan ini delapan puluh soal.

NAYLA CHANTIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang