23. Kembalinya Axlesaria

38 9 1
                                    

Setiap sudut sudah terjaga oleh anggota Axlesaria, penjahat yang menculik Nayla itu mulai keluar untuk menyerang.

Bughh

Bughh

Bughh

Arvan melayangkan pukulan bertubi-tubi pada lawannya itu, satu orang telah tumbang Cowok itu membantu anggotanya.

Yapp betul, ketua Axlesaria adalah Arvan, ia yang selama ini sudah memperintah adiknya untuk mengambil alih geng motornya itu dan menjadikan adiknya ketua sementara, kenapa harus adiknya? Jawabannya tunggu seiringnya waktu cerita ini berjalan ya gayss hihi.

Seorang pria berusia sekitar 35 tahun itu bangkit dan mengeluarkan pisau dari dalam bajunya, pria itu lantas mengambil ancang-ancang agar bisa melukai sang lawan.

"Arghh." rintih Franz akibat pisau yang menancap di lengan tangan kirinya. Cakra menoleh kearah sumber asal pisau itu, dengan cepat ia menghampiri dan membuat pria itu tak sadarkan diri.

Arvan masuk kedalam tempat gelap itu, ia mengedarkan matanya untuk mencari adiknya berada, beberapa saat ia menyusuri manik matanya kali ini berhasil menangkap gadis di dalam jeruji besi di depan sana.

"Nay, Nayla." panggil Arvan.

Sebuah balok kayu yang amat begitu besar kini terangkat, "Kak awas."

Bughh

"Arghh." penjahat yang akan memukul Arvan kini sudah tak sadarkan diri. Arvan menggeledah setiap saku dari penjahat tersebut.

"Nah ini." dengan segera ia membuka gembok dan membantu Nayla melepas ikatan tali yang melilit di tangan dan kakinya.

"Ayo." Arvan memapah tubuh Nayla dengan hati hati.

"Kak tolong Fifi sama Lisa juga." ujarnya dan pergi sendiri keluar.

"Nayla jangan keluar!" titahnya dan di turuti oleh sang adik.

"Diluar banyak penjahat, tetap sama gua sini!" mau tak mau gadis itu mendekat dan membuntuti kakaknya.

Mereka berdua pun mencari keberadaan sahabatnya, hingga saat ini mereka berdua menemukan dua orang itu diikat di salah satu tiang dan mulut yang di lakban.

"Kak itu." kedua saudara itu membantu kedua gadis itu.

"Kamu gapapa?" tanya Nayla khawatir.

"Aku gapapa."

"Kita keluar lewat pintu samping." Arvan pun bergegas pergi dan menggandeng tangan Nayla.

"Bos." salah satu anggotanya itu mengkode 'aman' dan keempat orang itu langsung keluar dan menuju mobil jaya yang telah di bawa tadi.

"Kalian bertiga masuk jangan ada yang keluar!." perintahnya dan segera membantu anggotanya untuk melawan penjahat yang ada.

******

Kedua saudara itu telah sampai di halaman rumahnya, Cakra menghentikan mobil milik Jaya dan segera ia membukakan pintu untuk Nayla.

Gadis itu segera turun, namun di tahan oleh Cakra. "Aku mau turun."

Tanpa berlama-lama ia segera menggendong gadis itu ala bridal style, sontak Nayla menahan nafasnya sedangkan Arvan hanya menggelengkan kepalanya.

"Ehem." dehem Arvan sebelum kedua bucin itu masuk kedalam rumahnya.

Keduanya pun menoleh, Nayla segera turun dari gendongan Cakra dan menyengir kuda.

NAYLA CHANTIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang