05. Rumah Sakit

114 77 15
                                    

Brakkkk

Dion yang tak bisa mengontrol gas mobil itu akhirnya menabrak pembatas jalan, bunyi decitan yang begitu nyaring membuat warga sekitar mendekat melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Papah mamah." lirih Nayla lemah, tak kuat dengan rasa pening dikepalanya membuat Nayla tak sadarkan diri.

******

Bau khas rumah sakit dengan segala obat obatan yang menyeruak, suara Elektrokardiograf  yang terdengar hingga membuat seseorang menyadarkan dirinya.

Atika perlahan membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk diindra penglihatannya, perlahan juga Atika menoleh kesamping kiri yang terdapat dua anaknya dan suaminya belum sadar.

Atika mencoba untuk bangkit dengan tenaga yang tersisa namun,  rasa pening itu muncul kembali hingga Atika ambruk diatas brankarnya.

"Selamat malam ibu sudah sadar." ujar suster rumah sakit itu.

"Tolong bantu saya berdiri!"

Suster itu menahan pergerakan Atika "Sebaiknya jangan banyak bergerak dulu ya buk."

"Saya mau liat kondisi anak suami saya!" kekeuh Atika.

"Sabar ya buk."

Tak membutuhkan waktu lama Nayla tersadar dari pingsannya. Ia menoleh kesamping dimana ibu dan suster itu berada.

"Mamah." lirih Nayla.

Atika pun menoleh "Naylaa."

Nayla bangkit dari brankar rumah sakit dan mendekat kearah ibunya. "Mamah istirahat saja."

Nayla yang hanya mengalami pingsan dan beberapa luka kecil tak mengalihkan untuk menenangkan ibunya.

"Liat papah Nay." lirih Atika disertai isakan tangisnya.

Melihat kondisi dion yang terpasang selang oksigen serta Elektrokardiograf membuat perasaan Atika dan Nayla tak tenang.

"Papah pasti baik baik saja mah."

"Pah Mahh." kembali suara lirihan terdengar, Arvan hanya menatap kedua perempuan disana. Tubuh yang lemah tak berenergi berusaha bangkit dan memeluk mamahnya.

"Kakak." Nayla menuju brankar Arvan.

Tangan Arvan menghapus air mata yang mengalir dari adek perempuannya. "Kakak gak papa?" tanya Nayla.

"Kakak gak papa, Papah mana?" tanyanya, Nayla pun melirik dan diikuti oleh Arvan.

"Papah belum sadar kak." isaknya.

Suara Elektrokardiograf semakin nyaring dan dada yang diangkat seperti ia kesulitan untuk bernafas membuat Arvan Nayla dan Atika panik.

Nayla keluar mencari dokter yang ada, setelah ketemu dia berlari kembali keruangan. Dokter itu mengecek kondisi Dion dengan teliti.

"Gimana dok?" tanya suster yang berada disamping dokter itu.

"Pindah ke ruang ICU!" dokter itu keluar.

NAYLA CHANTIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang