04. Cafe & Pasar Malam

141 83 20
                                    

Sesampainya dicafe cemara Nayla mencari meja yang sudah dijanjikan diperjalanan menuju kesini, Nayla memilih untuk menaiki taxi dikarenakan dirinya sudah lelah dan malas untuk mengendarai motor.

Nayla duduk dikursi yang sudah berada orang yang menelfonnya beberapa saat lalu.

"Akhirnya lo datang juga." ujar seseorang yang berhadapan dengan Nayla.

Nayla memutar bola matanya malas.  "To the point!" balas Nayla.

"Permisi ini pesanannya, selamat menikmati." ujar pelayan cafe itu, sebelum Nayla datang memang orang itu telah memesankan minum untuknya dan Nayla.

"Terima kasih." balas keduanya.

"Minum dulu." tuturnya kepada Nayla.

Nayla mengambil gelas yang berisi jus alpukat itu dan meminumnya.

"Kenapa?" tanya Nayla kembali.

Seolah mengerti pertanyaan Nayla orang tersebut pun tersenyum.

"Gue cuma minta tolong sama lo, gua percayain sama lo untuk jadi pemimpin sementara dan gantiin posisi gua sebaik mungkin!" ujar orang itu. Ya orang ini adalah orang yang pernah menelfon Nayla waktu lalu.

Kalau lupa di part 1 🤸‍♀

"Tapi kalau gue gagal, lo masih mau maafin gua?" tanya balik Nayla.

"Apapun konsekuensinya asal lo udah jadi yang terbaik gua akan maafin lo, meskipun lo gagal gantiin gua."

"Gua gak akan bisa marah sama lo, lo lupa gua itu siapa lo." lanjut orang itu.

"Bisa gasih ganti aku kamu aja ucapannya."

"Kamu juga pake gaya lo gua ya udah gua ikutan."

"Ishh iya iya, janji jangan marah kalau aku gagal gantiin kamu nanti." Nayla menyodorkan jari kelingkingnya. Orang tersebut seolah paham menyodorkan juga jari kelingkingnya untuk ditautkan kejari kelingking Nayla.

******

Setelah pulang dari cafe Nayla menyempatkan diri untuk membeli beberapa cemilan diminimarket dekat rumahnya.

"Ini uangnya pak." Nayla menyodorkan uang kepada supir taxi tersebut. Nayla melangkahkan kakinya untuk membuka gerbang rumahnya.

Sesudahnya sampai didalam rumah Nayla disambut dengan kakak tercintanya.

"Eh nona sudah pulangg." Arvan diiringi cengiran khasnya.

Nayla tak menggubris dia menuju lemari dapur untuk menaruh snak yang dirinya beli tadi.

"Wihh sepertinya kamu telah memborong snak minta satu dongg." Arvan yang tadi membututi Nayla.

"Gak. Gak boleh!" tekan Nayla.

"Ingatt orang pelit kuburannya sempit." balas Arvan tak mau kalah.

"Bodoamat." sesudah menyimpan snak Nayla naik keatas tangga menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar Nayla langsung menghempaskan tubuhnya dikasur king sizenya. Nayla membuka ponselnya mencari hiburan dengan membuka aplikasi tiktok.

15 menit berlalu adzan magrib telah berkumandang Nayla menyudahi aktivitasnya dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan sholat magrib.

Sesudah sholat magrib Nayla turun. Terlihat diruang tamu sudah ada kedua orangtuanya serta Arvan kakak Nayla. Nayla menghampiri mereka.

NAYLA CHANTIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang