07. Tuduhan

108 80 23
                                    

Nayla mengurungkan niatnya ketika ucapan dari seorang itu.

"Kenapa?" tanya Nayla.

"Motor lo kaya gak beres." ujar lelaki yang bersama dirinya tadi. Nayla pun menautkan Alisnya.

"Lo pulang gua antar, biar motor lo anak Axlesaria yang urus."

Nayla diam saja dan turun dari motornya. "Emang kenapa dengan motor gua?"

Orang itu pun menunjukkan bekas saluran kabel yang sudah putus diarah bawah motor Nayla.

"Yaudah gua antar."

******

"Makasih ya." Nayla mengulas senyumnya.

"Sama sama, Gua cabut." setelah itu laki laki itu pergi meninggalkan halaman rumah Nayla.

"Siapa yang udah potong rem gua?" gumannya.

"Hm, katanya cuma bentar?" tanya Dion sudah berdiri didepan pintu utama.

Nayla pun menyengir kuda. "Maaf Pah." dengan menumpu tangannya didepan dada.

"Tadi siapa?" Dion melihat Nayla tadi diantarkan oleh seorang cowok.

"Oh itu, jadi motor Nay tadi rusak dia yang tolongin untuk antar pulang." jelas Nayla.

"Oh, yaudah masuk."

Nayla pun masuk dan bergegas kekamarnya, dia meletakkan jaket itu dipinggiran kursi. Setelah Nayla sudah menjalankan rutinitasnya, seperti mencuci muka, memakai skincare ia pun tertidur.

******

Sabtu mendekati weekend Nayla menyusuri lorong sekolah dengan santai, dirinya sampai disekolah terlalu pagi agar dia dijalan tak terkena macet, dan berujung dihukum.

Nayla duduk dikursinya, dia membuka ponsel-nya dan melanjutkan cerita yang dirinya buat diaplikasi orenge.

"Pagi Nay." sapa Yuna teman satu satunya yang bisa mengerti sikapnya.

"Pagi juga," balasnya.

"Oh iya antar gua ke kantin yok, belum sarapan soalnya." ajak Yuna diirungi kekehan.

"Boleh boleh." mereka berdua pun berjalan menuju kantin.

Byurr!

Belum sampai kantin kini baju Nayla sudah basah dengan tumpahan jus yang siswi didepannya pegang.

"Ups, Sorry sengaja!" tekan Dela bersama para temannya itu, siapa lagi kalau bukan Isma dan Siti.

Yuna disampingnya merasa geram dia menjambak rambut Dela. Hal ini pun menjadi pusat para siswa disana, bahkan ada yang merekam-nya.

Tak kalah Dela juga membalas jambakan dari Yuna hingga kini keduanya saling jambak. Nayla berusaha untuk melarai pertengkaran itu.

"Yuna udahh."

"Sakit, lepas, kamu kenapa sih belain cupu kelas?" tanya Dela tak menghentikan aksi jambakan itu.

"Lo itu cupu."

Seorang guru datang dengan terperengah, guru itu menarik Dela untuk melepaskan cekalan rambut Yuna. Nayla manahan Yuna agar tak terjadi aksi jambakan itu lagi.

NAYLA CHANTIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang