Kejutan

57 20 0
                                    

Kamden turun dari lantai dua, menghampiri Dabin yang sedang menyiapkan sarapan. Kamden juga memeluk dan mencium pipinya Dabin dari belakang, dia sudah tidak sabar bekerja dengan makan siang dari Dabin, tidak perlu bergerak ke kantin yang masakannya itu-itu saja.

"Bekal kamu masih aku resting di sana, TAPI JANGAN NGINTIP BIAR SURPRISE!" Dabin menuntun Kamden duduk di kursi meja makan, lalu memberikan sendoknya. "Sekarang makan yang ini dulu."

"Okay, terima kasih makanannya." Kamden mengelus kepalanya Dabin sebagai bentuk apresiasi karena sudah menyiapkan sarapan sekaligus makan siangnya nanti.

Dabin tersenyum cerah di pagi hari hanya karena hal itu saja, pantas saja Seungwan selalu senang setelah masakannya diapresiasi Chanyeol. Apakah begitu gambarannya kalau Kamden dan Dabin menikah? Ah, sudahlah, jangan dipikirkan, nanti bertengkar lagi.

"Aku nanti pulang jam tujuh malam, aku bisa makan malam di rumah."

Dabin mengangguk paham. "Kamden mau dimasakkan apa?"

"Pokoknya sup."

"Oohh, suuupp, oke-okeee!" Dabin tersenyum, dia tahu akan memasak apa nanti malam.

Kamden lanjut makan, sebenarnya tidak terburu-buru, tetapi masakannya Dabin enak, lebih enak dari yang terakhir kali waktu SMA yang mengandalkan makanan setengah jadi.

"Masakan kamu enak," puji Kamden.

Blush! Pipinya Dabin pink merona mendengar pujian dari Kamden. ADUH, SUDAH COCOK JADI ISTRINYA KAMDEN INI, MAH.

12.30 PM

Sudah waktunya makan siang, Kamden pindah tempat dari ruangan Direktur ke ruang rekaman yang dihuni Jay, sahabat karibnya. Kamden mengeluarkan kotak bekal dari Dabin dan membukanya, isinya membuat Kamden terkejut, begitu juga dengan Jay. Nasinya dibentuk Pou sama Dabin. :")

Jay tertawa, bahkan sampai menunjukkan nasi berbentuk Pou itu disebelah wajahnya Kamden, 11-12 lah ya. "Ternyata pacar lo mengakui juga kalau lo mirip Pou," ejeknya.

Kamden mendecak sebal. "Sejak SMA, hadiah anniversary satu tahun aja gue dikasih boneka Pou."

"Hahaha, ngakak banget. Nih, makan dulu." Jay meletakkan kotak makannya, membiarkan sahabat karibnya itu memakan bekal dari pacarnya. Kalau Jay sendiri, mah, selalu dibawakan sama Erica.

"Lo sama Erica sudah menikah berapa tahun, Jay?" tanya Kamden, pertanyaan diluar nalar baginya, namun tidak bagi Jay.

"Hmm, gue sekarang tiga puluh satu tahun, berarti masuk lima tahun. Kenapa?" tanya Jay balik.

"Gimana kehidupan setelah menikah?"

Jay mengelus dagunya, berpikir sejenak bagaimana kehidupannya setelah menikah bersama Erica. Jay sebisa mungkin memikirkan bagusnya supaya Kamden tidak takut menikah.

"Selama lima tahun ini ya kayak pacaran biasa, cuma bedanya, kalau biasanya kita beliin pacar cuma kadang-kadang, nah, ini setiap hari. Gue tau lo nggak masalah sama itu."

Kamden mendecak sebal. "Yang lain, dong," gerutunya.

"Lo sedikit terawat. Semenjak pacar lo datang, gue bisa lihat perbedaan dari lo, biasanya datang rambut masih berantakan, sekarang bisa rapi."

Kamden mengangguk paham, benar juga apa yang dikatakan Jay. Semenjak Dabin datang, Kamden menjadi orang yang lebih rapi dan tenang karena ada yang membantunya.

"Lo kalau tanya tentang pernikahan jangan tanya sama gue, mendingan tanya sama Kade yang sudah ada juniornya."

"Ogah, yang ada gue malah takut setelah denger jawabannya dia." Kamden menghadap kearah meja kerjanya lagi, menyantap makanan yang disiapkan Dabin dengan niat dan sepenuh hati.

[✔] Awkward 2 (Na Kamden) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang