Kamden melihat seluruh kamarnya yang berantakan. Tidak hanya itu, penampilannya juga semakin berantakan karena selalu terburu-buru pada semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan mengurus rumahnya yang besar.
Kamden terduduk lemas, dia benar-benar membutuhkan Dabin di sisinya. Tapi, Kamden tidak tahu Dabin sekarang berada dimana. Kamden benar-benar menyesal saat ini, dia bisa gila kalau seperti ini terus. Salah satu caranya hanya mencari Dabin. Ya, Kamden bisa melakukan itu, dia hanya perlu mencari bantuan saja.
Calling Jay Chang....
"Heh, lo bolos kerja lagi?! Direktur gadungan lo, mendingan Winston Grup diambil alih Kade aja."
"Bacot, gue lemes banget, Jay. Boleh minta tolong nggak? Bantuin gue cari Dabin, please."
"Yeeuu, si tolol akhirnya menyesal. Iya, gue bantu, lo hari ini libur aja dari pada semuanya kena semprot sama lo."
"Sialan. Yaudah, makasih."
Kamden mematikan telefonnya, karena Jay menyebutkan nama kembarannya, dia baru sadar kalau dirinya mempunyai kembaran disini. Apakah Kamden harus mengunjunginya? Sepertinya iya, sesekali dia harus mengunjungi saudara kandungnya.
🏠🏠🏠🏠
Ding dong....
Pintu rumah Kade terbuka tidak lama setelah Kamden menekan bel. Kamden langsung menangis karena yang membuka pintunya itu adalah Mamanya sendiri. Kamden memeluk Mama dan menangis kencang seperti anak kecil yang habis dimarahi Papanya karena membuat kesalahan.
Mama menuntun Kamden supaya duduk sekalian memanggil Kade yang sedang libur bekerja. Kade yang dipanggil langsung datang bersama Kylie yang berada di gendongannya. Kade menghela nafasnya dan duduk sambil tetap memangku Kylie.
"Apa lagi nih bocah? Masalah Dabin lagi?" tanya Kade, nada bicaranya agak malas karena sering mendengar kalau Kamden dan Dabin bertengkar.
Kamden mengangguk, lalu menceritakan semuanya mulai dari A-Z. Selama Kamden menceritakan semuanya, Kade menutup kedua telinganya Kylie karena ceritanya tidak pantas didengar anak kecil.
Mama mengangguk paham, jujur agak terkejut mendengar bagian akhir ceritanya, tapi dia tidak boleh marah, itu bisa membuat Kamden lebih sedih.
"Kamden, Mama kan pernah bilang kalau kamu lagi takut sama sesuatu, ketakutan itu bakalan ngikutin kamu terus. Kayak sekarang ini, Kamden takut menikah sama Dabin, ketakutan itu terus memenuhi pikiran sampai akhirnya jadi rumit, kan? Nggak cuma di Kamden sama Dabin, bahkan ada orang lain yang namanya besar jadi ikutan terlibat. Untung banyak yang memaafkan Jeonghyeon, kalau nggak, pasti Dabin merasa bersalah seumur hidupnya."
Kamden meremas jarinya, benar juga apa yang dikatakan Mama, selama ini Kamden tidak merasa bersalah pada Jeonghyeon, tetapi Dabin. Dabin yang baru saja mengalami keguguran, tinggal sendirian di negeri asing ini dan memikul beban sendirian... Kamden tidak sanggup membayangkan betapa beratnya Dabin selama ini.
"Kamden, lo menjalankan dunia pernikahan itu nggak sendirian, lo punya Dabin yang ada di sisi lo setiap harinya. Kalaupun nantinya ada masalah, gue yakin kalian bisa selesaiin karena kalian sama-sama pinter. Intinya, lo jangan mikirin nggak enaknya dulu deh, dijalani aja, pasti semua bakalan terlewati begitu aja kayak skripsi lo."
Mama terkekeh, ada-ada saja Kade ini, masih sempat-sempatnya menaruh bubuk candaan ditengah-tengah menasihati.
"Lo kelihatan capek, istirahat dulu gih sambil mikirin caranya nyari Dabin. Nggak mungkin lo nongol di Nat Geo secara tiba-tiba," suruh Kade.
Kamden hanya mengangguk, dia menuruti sarannya Kade. Ternyata tidak buruk juga curhat bersama Kade, seharusnya dari dulu saja. :")
Ketika di dalam salah satu kamar rumahnya Kade yang sepi, Kamden tiba-tiba mendapatkan notif dari Jay. Dilihat dari notifikasi sih lagi minta maaf. Lah? Jay tidak bisa membantunya? Tidak boleh, Kamden harus berpositif thinking terlebih dahulu!
____________________________
Jay Chang
• Kam, gue minta maaf sudah
sembunyiin ini.
• Sebenarnya selama ini gue sama
Caca kontakan terus sama Dabin.
• Dabin ada di asrama Nat Geo.
• Gue belum bilang sama Dabin
kalau lo nyari dia. Gimana? Lo ada
rencana apa nggak?HEH? LO BENER-BENER, DAH! •
Gue pengen ketemu sama Dabin di •
Aquarium of the Pasific.
Gue bakalan langsung lamar Dabin disana. •• Kapan?
Besok malam. :") •
• Okay, gue urusin ini.
• Lo buruan beli cincin buat Dabin.OH, YA, PASTI. •
GUE BERANGKAT, NIH. •
MAACIW BANTUANNYA. :3 •• 😇😇😇😇😇
• Jujurly, gue mau muntah bacanya.____________________________
Kamden mengambil jaketnya lagi dan bergegas pergi dari rumahnya Kade. Mama yang panik langsung menghampiri Kamden, lah, ternyata sudah mesem-mesem.
"Kamden mau beli cicin buat Dabin. Dadah, Mama, Kade Hyung, Kak Kassy, Kailin, Kylie!" Kamden berpamitan ke semua saking senangnya.
Mama memijat dahinya, capek lihat kelakuan anak keduanya itu, kadang diem, kadang random sampai bikin geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Awkward 2 (Na Kamden)
FanfictionKasih Kode ke Kamden itu susahnya minta ampun, yah, walaupun sebenarnya Kamden mengatakan hal yang membuat Dabin harus menunggunya dengan sabar.