Jalan-jalan

58 16 0
                                    

Dabin membuka pintu balkon kamar, cahaya matahari, udara segar, dan sejuknya angin pagi masuk ke dalam kamar. Dabin membangunkan Kamden yang masih berada di dunia mimpinya dengan mengelus kepalanya dan memanggil namanya.

Kamden mengedipkan matanya, yang berarti otaknya menerima respon panggilan dari Dabin. Kamden tersenyum, setelah itu duduk untuk mengumpulkan nyawanya. Ketika nyawa sudah terkumpul, Kamden mencium sekilas bibirnya Dabin.

"Pagi, Kamden," sapa Dabin di pagi hari sambil mengelus pelan tengkuknya Kamden. "Mandi dulu, gih. Ini bathrobenya."

"Mager...."

Dabin be-rolling eyes, dengan hati yang terpaksa, dia memakaikan bathrobe ke tubuhnya Kamden, disaat menalikan tali pinggangnya, Dabin menalinya dengan erat sampai Kamden memutuskan kabur ke kamar mandi.

10.00 AM

Jalan kaki mengelilingi Souk Madinat Jumeirah adalah impiannya Dabin sejak SD, semenjak menonton Running Man episode di Dubai, sekarang bisa terwujud karena Kamden. Dabin sangat senang, buktinya sekarang sedang mengagumi pasar yang sangat modern tanpa meninggalkan kesan tradisional.

Di Souk Madinat Jumeirah, Kamden dan Dabin melihat banyak hal yang menarik seperti ATM emas, cinderamata gambaran yang terbuat dari pasir, dan lain-lainnya.

Di tengah perjalanan, mereka dihadapkan rute yang mengarah ke pasar rempah dan pasar emas, Kamden mengajak pergi ke pasar emas terlebih dahulu, karena itu yang menurutnya menarik. Dabin mah iya-iya saja, dia sudah pernah melihatnya walaupun lewat layar saja.

Kamden melongo melihat banyaknya aksesoris yang terbuat dari emas, ukurannya ada yang kecil, ada juga yang besar, semuanya mewah, seperti yang dia lihat di film sejarah dari India yang judulnya Mahabharata. :")

"Nggak heran ya namanya pasar emas," celetuk Kamden.

Dabin tertawa, otaknya berpikir sebelumnya Kamden berekspetasi bagaimana kok bisa sampai tidak mengira kalau isinya akan seperti ini.

"Kamden, ayo balik lagi, aku pengen ice cream."

"Okay...." Kamden merangkul Dabin, mereka berdua putar balik ke pasar cinderamata, disanalah orang yang menjual ice cream yang Dabin mau.

Jaraknya tidak jauh dari rute antara pasar emas dan pasar rempah, sehingga mereka bisa membeli ice cream dalam waktu yang cepat.

Kamden memesan ice cream sunde untuk dirinya dan cone untuk Dabin, tidak lupa meminta tambahan topping emas supaya Dabin lebih senang. Bagi Kamden, apa sih yang enggak buat Dabin?

"Wow, thank you...." Dabin menerima ice creamnya, sebelum pergi dia memakan satu suapan, rasanya benar-benar vanila.

"Ayo lanjut jalan-jalan," ajak Kamden setelah membayar ice cream.

Mereka berdua lanjut jalan-jalan ke arah luar, lebih tepatnya menuju dermaga abra. Dabin mengajak Kamden menaiki abra ride untuk mengistirahatkan kakinya sebentar, kakinya sudah lelah berkeliling menggunakan high heels. Salah sendiri, sih. :(

Sekali lagi, Kamden mengiyakannya, lagi pula semuanya harus dicoba mumpung ada kesempatan berada disini. Kamden duduk disebelahnya Dabin, tak lama abra ride bergerak membawa mereka berkeliling melewati sungai buatan.

"Habisini mau kemana?" tanya Kamden.

"Mau ke pantai, mau main air, hehehe." Dabin memeluk pinggangnya Kamden supaya diperbolehkan bermain air, soalnya Kamden ini agak sensitif kalau Dabin mau mainan air.

"Boleh, tapi nggak sampai basah, ya," ucap Kamden memperingati Dabin. Baru saja dibicarakan. Bagaimana ceritanya main air tapi nggak basah? :")

Pantai Jumeirah 🌴

Melupakan peringatan dari Kamden, Dabin buru-buru melepaskan high heelsnya, lalu merendam kakinya di air laut yang berada di pinggir pantai. Kamden hanya bisa menghela nafas pasrah, dia memutuskan untuk memotret Dabin yang sedang bermain air. Hasil jepretannya bagus, apalagi ini pakai kameranya Kade, sudah tidak bisa diragukan lagi hasilnya.

"Kamdeeeeennnn!" Dabin lari menghampiri Kamden, lalu memeluknya sampai terjungkal kebelakang. "Ayo main di pinggir pantaaaii," ajaknya.

"Iyaaa iyaaa, ayooo." Kamden tidak ada pilihan lagi selain menurutinya. Kamden meletakkan kameranya disebelah sepatunya dan high heels milik Dabin, lalu pergi dimana Dabin berdiri.

Baru saja sampai nih ya, Dabin sudah loncat-loncat tidak jelas sampai airnya menyiprat hingga lututnya. Kamden mah sabar saja ya, celananya masih banyak kok di villa.

"Kamden kok diem aja? Bosen, ya?" tanya Dabin dengan nada kecewa, padahal harusnya hari ini bersenang-senang.

"N-Nggak, kok. Aku suka aja lihat kamu lagi bersenang-senang." Kamden memeluk Dabin yang matanya sudah berkaca-kaca, dia tidak bermaksud seperti itu.

"Kamden boleh ngajak pulang kok kalau bosen."

"Nggak, Dabin. Aku nggak bermaksud kayak gitu. Aku minta maaf, jangan nangis, please." Kamden menangkup wajahnya Dabin dan menempelkan dahinya dengan dahinya Dabin, dia benar-benar tidak mau Dabin menangis di momen seperti ini, kalau bisa seterusnya tidak menangis.

"Hmm, peluk dulu."

"Iya, sini peluk." Kamden memeluk Dabin tanpa ragu supaya lebih cepat tenang. "Jangan nangis, ya. Aku nggak mau kamu sedih," bujuknya.

"Euumm, aku nggak papa, kok...." Dabin melepaskan pelukannya, gerakan lincahnya menyipratkan air ke badannya Kamden dan kabur tak jauh dari dimana Kamden berdiri.

Kamden mengejar Dabin untuk balas dendam, setelah itu terjadilah perang air sampai mereka berdua basah kuyup. Mereka berdua bermain sampai tidak terasa kalau mataharinya sudah mulai terasa sangat panas.








[✔] Awkward 2 (Na Kamden) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang