Dabin menyiapkan sarapan ala orang Korea untuk Kamden. Dabin pikir Kamden akan libur selama beberapa hari ini seperti yang dikatakan ketika dirinya baru sampai, ternyata... lagi-lagi hanya ucapan palsu yang keluar dari mulutnya Kamden.
Saking kesalnya memikirkan hal itu, dentingan suara alat makan yang ditimbulkan Dabin sedikit keras. Kamden menyadari kalau Dabin sedang marah, tapi... karena apa? Perasaan kemarin baik-baik saja.
"Dabin kenapa?" tanya Kamden sebelum menyantap suapan terakhirnya.
"Kamden nyebelin, katanya waktu itu bisa libur beberapa hari, waktu sudah tau kalau aku pindah kesini, malah lanjut kerja lagi, padahal aku butuh bantuannya Kamden biar bisa beradaptasi disini," gerutu Dabin.
Kamden mengerutkan keningnya, "Dabin kan sudah dewasa, kalau cuma adaptasi bisa sendiri, dong."
"Ah, maaf, aku baru sadar kalau masih pacarnya Kamden, harusnya aku nggak minta banyak-banyak."
Kamden membanting sendoknya sampai hampir mengenai Dabin. "Aiih, jangan bahas pernikahan kenapa, sih? Kamu bicarain itu malah semakin bikin aku overthinking terus sampai lupa mempersiapkan diri. Kalau kamu pengen yang ada kepastian, sama Jeonghyeon aja sana."
"Kok jadi bahas Jeonghyeon?!" bentak Dabin.
"Pembahasan kita memang ada sangkut pautnya sama Jeonghyeon yang masih suka sama kamu!" Tanpa memikirkan perasaannya Dabin, Kamden pergi bekerja dengan perasaan marah.
Dabin meneteskan air matanya, dia melanjutkan sarapannya sambil terisak-isak, baru pertama kalinya Kamden melakukan hal sekasar itu padanya, tentu saja itu membuatnya terkejut.
"Kamden jahat sama Dabin...." lirih Dabin ditengah makan dan menangis.
Karena tidak bisa berbuat apapun dan disini cuma menumpang, Dabin tetap mencucikan piring bekas makanannya Kamden dan membersihkan seluruh rumahnya. Yah, walaupun ngerjakannya setengah hati, yang penting Dabin sudah balas budi!
19.00 PM
Rasa marahnya Dabin sudah mereda, kini dia sedang menunggu Kamden pulang di ayunan yang berada di taman rumahnya Kamden. Dabin ingin segera minta maaf dan berbaikan, tidak baik lama-lama bertengkar, apalagi sudah dewasa begini.
Baru saja lima menit menunggu, Dabin melihat ada mobil asing yang berhenti di depan rumahnya Kamden. Dabin sembunyi dan mengintip, Kamden keluar dari mobil itu bersamaan dengan seorang wanita. Lebih mengejutkannya lagi, Kamden menempelkan pipinya ke pipi perempuan itu, cipika-cipiki gitu, loohh.
Dabin tidak berani berdiri dan menoleh kearahnya Kamden sampai tidak tahu kalau sang pemilik rumah sudah masuk kedalam. Dabin mengusap air matanya, dia benar-benar lemas melihatnya, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"DABIN?!" panggil Kamden dengan suara panik. Dabin menoleh kearah Kamden, disaat itu tatapan mereka bertemu. Kamden menghampiri Dabin, lalu memegangi kedua bahu sang pacar. "Sejak kapan kamu disini?" tanyanya.
Dabin menepis kedua tangannya Kamden dengan mudah. "Aku nungguin kamu pulang, tapi malah lihat kamu cipika-cipiki sama cewe lain."
"Dabin, mobil aku mogok, terus Michelle nawarin aku tumpangan. Lagian cipika-cipiki sudah jadi hal yang biasa kalau disini, itu bisa jadi ungkapan rasa terima kasih."
Tidak ada jawaban, hanya ada air mata yang keluar dari kedua mata indahnya Dabin. Kamden langsung memeluk Dabin disaat itu juga, bukannya semakin tenang, Dabin malah semakin menangis kencang.
"Dabin takut sama Kamden, hiks. Tadi pagi, Kamden serem, hiks, hiks."
"Aku minta maaf, Dabin. Tadi pagi aku sensitif banget...." Kamden melepaskan pelukannya, berganti ke menangkup kedua pipinya Dabin dan mencium semua bagian wajahnya. "Dabin, asal kamu tau, aku itu nggak mau bikin kamu sedih, apalagi setelah pernikahan yang kita jalani seumur hidup. Tolong, tunggu aku sampai bener-bener siap. Aku janji nggak bakal bikin kamu sedih."
Dabin menangis kencang lagi, dia tidak sukanya setelah mendengar ini akan mengerti perasaannya Kamden, namun beberapa hari kedepan akan muncul lagi sifat kekanak-kanakannya itu.
"Cup... cup... Kamden beli mekdi tuh sebagai permintaan minta maaf, ayo dimakan dulu." Kamden menuntun Dabin ke dalam rumahnya yang mevvah, dari jauh sudah terlihat kalau sudah ada mekdi yang tertata rapi diatas meja.
Kamden memberikan Big Mac spesial untuk Dabin yang sedang ngambek karena melihat dirinya cipika-cipiki sama cewe lain, hahaha. Kalau dipikir-pikir, di Korea itu memang bukan hal yang biasa. Kamden ceroboh sekali. :")
____________________________
kamden_winston
kamden_winston Bringing back your good mood♡ @dasha_park
hanbin_park MEKDI US ADA AYAM? 😱
•kamden_winston Kebanyakan nggak ada.kadejna Bertengkar part berapa? 😂
•kamden_winston Part kesekian, hahaha.jaychang63 Mr. A+ ternyata dapet F kalau masalah beginian.
•kamden_winston HEEEHHH! 😇🔪____________________________
Aduh, followers stargramnya kalau komentar pada nggak bener semua. Lebih baik Kamden ikut makan juga, perutnya kelaparan karena seharian tidak makan.
"Dabiiiin, hari jum'at boleh minta tolong masakin buat bekal makan siang?"
Dabin mengerutkan keningnya kebingungan. "Jum'at? Kenapa nggak besok aja?" tanyanya.
Kamden menggeleng. "Aku libur sampai hari jum'at."
Dabin tersenyum malu-malu, walaupun tiga hari, itu sudah lebih dari cukup! Setelah hari jum'at, Dabin akan beradaptasi sendirian sampai hari senin, hari pertamanya bekerja di Amerika!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Awkward 2 (Na Kamden)
FanfictionKasih Kode ke Kamden itu susahnya minta ampun, yah, walaupun sebenarnya Kamden mengatakan hal yang membuat Dabin harus menunggunya dengan sabar.