H-1 Pernikahan

55 16 0
                                    

Semua yang dibutuhkan untuk acara pernikahannya Kamden dan Dabin sudah siap, kira-kira dua bulan lebih mereka menyiapkannya, tidak terasa besok sudah acaranya. Gugup? Tentu saja, tapi mereka bisa mengatasinya dengan pergi ke Sauna. Katanya Chanyeol, Seungwan, Jeonghyeon, dan Hanbin tidak apa-apa, kok.

Oh iya, besok ada Boygroup Imagination yang datang di acara pernikahan mereka, loh, itu berkat orang dalam -Hanbin dan Jeonghyeon- yang mengundangnya. Katanya tidak perlu dibayar, asalkan dibelikan tiket pesawat sama hotelnya aja, baik hati sekali memang. :")

"Aku baru tau kalau di Amerika ada Sauna Korea." Dabin meminum Sikhyenya lagi, rasanya enak sekali karena sudah lama tidak meminumnya.

Kamden hanya menatap Dabin yang sedang minum Sikhye, tatapannya itu loh bikin Kamden gemes. Wah, Dabin ini memang lupa umurnya, ya.

"Dabin, jujur ya, kamu pernah bosen sama aku nggak?" tanya Kamden serius.

"Sebenarnya aku dulu nggak berharap banyak waktu baru pacaran sama Kamden, tapi ternyata Kamden perlakuin aku beda banget dibandingin sama mantan aku dulu. Kamden mau antar jemput aku, kalau aku sakit dijenguk terus, bahkan Kamden nganterin aku sampai di ruang operasi. Waktu kita LDR, aku lagi ngeluh masalah kuliah aku, Kamden nggak marah, malah beliin aku mekdi. Pokoknya, aku nyaman banget, nggak mau lepasin Kamden sampai kapanpun. Aku beruntung banget bisa sama Kamden! Mana bisa aku bosen sama Kamden!" Dabin memeluk Kamden agresif seolah Kamden tidak boleh direbut siapapun. Ya, memang benar, sih. :")

"Makasih jawabannya, aku juga beruntung banget bisa sama Doktor Dabin." Kamden mencium keningnya Dabin, setelah itu mendapatkan pukulan dari Dabin karena sudah memanggilnya dengan sebutan 'Doktor'. "Btw, kamu kapan ngeluh masalah kuliah?" tanyanya.

"Aku nggak sebut kuliah, mankanya kamu nggak 'ngeh'." Dabin menjulurkan lidahnya, membuat Kamden ingin menggigitnya. "Boleh nambah Sikhye sama beli mie dingin?" tanyanya.

Kamden mengangguk, "Boleeeh. Sebentar ya, aku pesenin," ucapnya sambil mengelus kepalanya Dabin, lalu pergi memesan makanan.

Dabin tersenyum melihat Kamden pergi memesankan makanan yang diinginkannya. Duh, Dabin waktu LDR-an sama Kamden ini mandiri, sekarang kok jadi manja lagi. :")

20.00 PM

Untuk menghabiskan waktu malam, semua keluarganya Kamden dan Dabin berkumpul bermain kartu remi di ruang tamu, yang kalah hukumannya adalah ToD dari orang yang kartu akhirnya paling kuat. Dari tadi yang pilih tantangan, tantangannya aneh terus perasaan, Dabin yang sering kalah jadi ingin berhenti main. :")

Siapa yang paling jago? Tidak disangka-sangka Mamanya si kembar yang paling jago, Dabin dan sekeluarga beserta tetangganya tercengang mengetahuinya, benar-benar diluar prediksi BMKG.

"Mama, tolong jangan yang aneh-aneh, pleaasseee!" Dabin memohon ke calon Mama mertuanya. Ciaaa, sekarang panggilnya 'Mama', bukan 'Aunty' lagi.

"Nggak kok, kali ini Mama bebasin Dabin," ucap Mama sambil mengocok kartunya, lalu membagikannya ke Chanyeol, Seungwan, Kamden, Kade, Kassy, Dabin, Hanbin, dan Jeonghyeon.

Kali ini Kamden yang unggul terus, dia lagi beruntung mendapatkan kartu yang bagus, AS, Joker, K, Q, dan J pun ada. Karena tidak ingin Dabin kalah lagi, Kamden mengintip kartunya Dabin, setelah tahu, dia mengeluarkan semuanya yang bagus terlebih dahulu sampai pada akhirnya Dabin yang menang karena mengeluarkan yang bagus di akhir.

"Akhirnya kemenangan keduaaaa!" Dabin menguyel-nguyel pipinya Kamden. "Jawab yang jujur, sebutkan tiga alasan Kamden mencintai Dabin!"

Waduh, kejujuran macam apa ini, Kamden kan mencintai Dabin tanpa alasan. :")

"Dabin cantik, lucu, gemesin!" jawab Kamden.

Dabin langsung memukul punggungnya Hanbin saat itu juga. "Noohh, gue cantiikkk!" sombongnya.

"Beda mata ya, anjiirr!" Hanbin merangkul brutal lehernya Dabin, para orang tua disana yang melerai mereka sampai menyuruh Kassy supaya berpindah tempat duduk. Begitulah kalau sepupu yang suka berantem duduknya bersebelahan. :")

"Ribut mulu main ini, mendingan maskeran aja, deh," ajak Seungwan, matanya Dabin langsung berbinar-binar mendengar kata 'masker'.

Keributan berakhir disitu, mereka asyik menikmati sheetmasknya sendiri di ruang tamu. Ini adalah cara yang bagus, apalagi Dabin yang wajahnya besok di-makeup, wajahnya harus segar dari rumah.

02.00 AM

Kamden terbangun karena haus, dia melepaskan pelukannya Dabin secara perlahan, tidak lupa menaikkan selimutnya supaya Dabin tetap hangat.

Kaki panjangnya Kamden melangkah menuju dapur yang terletak di lantai satu, di sana Kamden dikejutkan dengan Jeonghyeon yang sedang berdiri di belakang jendela yang terbuka. Jeonghyeon pun terkejut sampai menoleh kebalakang hingga memperlihatkan rokoknya.

Kamden menghela nafas lega karena itu bukan hantu, dia tidak jadi mengambil air mineral, melainkan satu permen chupa chups milik Dabin, dia memberikannya ke Jeonghyeon.

"Matiin rokok lo, Dabin besok bisa marah kalau besok ada bau rokok," suruh Kamden sambil menyodorkan permennya. "Gue tau lo galau, tapi jangan lakuin hal yang nggak disukai sama Dabin," omelnya.

Jeonghyeon mematikan rokoknya, membuangnya ke tempat sampah dapur, lalu kembali lagi ke tempat dimana dia merokok tadi. Jeonghyeon memakan permennya sebagai pengganti rokok, rasa asam dan manis juga bisa mengembalikan rasa senangnya.

"Jagain Dabin baik-baik, ya. Gue lihat Dabin seneng aja, gue bisa lega sama bahagia."

"Pasti, kok. Maafin gue, ya."

Jeonghyeon terkekeh. "Ngapain lo minta maaf? Takdirnya memang sama lo, kok," ucapnya menggunakan suara pelan.

Kamden hanya bisa menepuk bahunya Jeonghyeon untuk menenangkannya. Kamden merasa bersalah, tetapi disisi lain, ucapannya Jeonghyeon benar kalau Dabin memang ditakdirkan bersama dirinya.

"Gue tahu masa lalu lo sama Dabin, secara tidak langsung lo nyerahin Dabin ke gue."

Ah, sial, Kamden mengingatkan kesalahan terbesarnya Jeonghyeon....






[✔] Awkward 2 (Na Kamden) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang