Luna 2

561 58 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"KANPAIII~~~"

Sorakan dengan tiga tangan masing-masing mengangkat kompak segelas besar bir keemasan di udara, melengkapi riuh suara bincang-bincang orang-orang yang malam itu memenuhi deretan tenda-tenda warteg pinggir jalan yang memang di jam-jam segini, selalu ramai oleh pembeli yang rata-rata merupakan karyawan yang baru saja pulang kantor.

"Minum lagi, Asahi. Minum lagi. Minum lagi! Aku yang bayar, tenang saja!" Junkyu memotivasi temannya yang baru selesai menegak setengah dari isi gelas di tangan yang tadi penuh oleh bir.

Langit belum lama menghitam, sejatinya masih ada beberapa sudut di cakrawala yang punya bias jingga. Jam kantor juga baru saja dibubarkan tapi Kim Junkyu sudah menyeret-nyeret Asahi yang petang itu terpaksa menutup harinya dengan momen kurang mengenakkan. Proposal yang dia ajukan--sesuai perkiraan--ditolak oleh Manager. Masih ditambah, dia juga mendapat bonus omelan serta makian yang membuat miris seisi kantor yang mendengarnya.

Tak ingin rekan sejawat terjebak dalam perasaan sedih, kecewa, dan malu, Junkyu langsung membawa Asahi ke warteg untuk minum-minum serta mengendorkan sedikit saraf di kepala dengan bantuan alkohol. Bertiga dengan Jaehyuk yang kemudian bergabung, kedua wanita itu memesan botol demi botol bir dan membiarkan kepala mereka tenggelam dalam candu sesaat yang mampu melepaskan penat di kedua pundak.

"Jangan ditahan, Sahi-ya. Lepaskan semuanya! Keluarkan semuanya! Kau tidak perlu menahan diri! LOSS-KANN...!" Junkyu mengoceh tak karuan. Di sebelahnya, Jaehyuk cuma tersenyum sambil sesekali mencomoti cumi kering yang jadi hidangan pendamping acara minum-minum mereka.

"Aaarrgghh...!" Asahi membanting gelas bir yang dia pegang ke permukaan meja. Cukup keras, namun tidak sampai membuat kaca tebalnya retak. "BanGSAATTT...!"

"Mantap~" Jaehyuk memuji umpatan barusan sementara Junkyu langsung mengacungkan kedua ibu jari tangannya.

"BAGOESSS...!" wanita chubby memberi apresiasi atas keberanian temannya dalam mengekspresikan diri.

"Kenapa ada manusia banGSSAT seperti dia di dunIA INIII...!?" Asahi mengeluarkan keluh-kesahnya. "APA SALAHKUUU...!?"

"Kau tidak salah, DIA YANG SALAH," sahut Jaehyuk mengangkat gelas birnya untuk dibenturkan pelan ke gelas Asahi. Bersulang sebelum minum.

"Aku harap Manager kita dapat skandal dan bisa diganti secepatnya," celetuk Junkyu.

"Bukannya skandal dia sudah cukup banyak?" sambar Jaehyuk. "Diskriminasi pegawai, hanya menerima proyek dari omega dan menolak ajuan dari beta. Melakukan pelecehan pada omega secara tidak langsung. Praktek bullying, mengucapkan kata-kata yang melukai harga diri dan penyalah-gunaan kekuasaan serta wewenang. Kalau kita kumpulkan semua buktinya, itu cukup untuk mendepak dia dari divisi kita dan bahkan mungkin membuatnya dipecat."

"Masalahnya, tidak ada yang berani membuat bukti itu," keluh Junkyu. "Manager kita tidak bodoh. Semua kamera CCTV dia sabotase dan setiap kali ada yang merekam waktu dia marah-marah, pasti akan langsung dihentikan lalu disita ponselnya."

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang