Luna 11

558 46 17
                                    

Jam kantor baru saja dimulai. Satu per satu pegawai mendudukkan diri di kursi masing-masing, menghadap komputer yang telah menyala sambil sesekali menyeruput kopi panas yang baru saja diseduh di pantry. Di blok meja tempatnya bekerja, Asahi juga nampak sibuk mengurus setumpuk berkas yang harus selesai di-input hari ini. Dengan teliti gadis itu menyortir dokumen, merapikannya, lalu akan mengerjakan dari yang punya deadline paling awal.

"Kalau kalian memang menganggur, bagaimana jika membantuku sedikit?" celetuk Asahi pada dua orang karyawan yang menempati blok meja di sampingnya dan sedari tadi kompak memelototkan mata menatap dia dengan masing-masing mulutnya juga cemberut.

"Kau bicara pada kami?" tanya Junkyu dengan nada ketus. Di dekatnya, Jaehyuk turut menatap tajam pada Asahi.

"Menurutmu?" balas wanita yang lebih muda sembari memandang bergantian pada dua rekannya. "Kenapa sejak tadi kalian melihatku begitu?" ia heran.

"Omo~ Jaehyuk-ah, lihat~" Junkyu ganti bicara pada Jaehyuk namun tatapan matanya masih sinis mengarah ke Asahi. "Dia pura-pura polos. Lihat aktingnya itu~" Cara bicara gadis omega serupa emak-emak yang sedang menyindir julid tetangganya.

"Eum~" pria beta menganggukkan kepala, mulutnya ikut mencibir, "Memang benar yang orang-orang bilang. Muka polos tidak bisa dijadikan jaminan."

Asahi berdecak, "Kalian mau ngomong apa? Katakan saja langsung, jangan berbelit-belit."

"Duuh~ lihat gayanya yang sok lugu itu, Junkyu-ya~" Jaehyuk masih melanjutkan julid. "Kasih dia paham, Bestie."

Asahi mulai keki. "Aku akan cuek kalau kalian tidak bicara to the point," dia memberi peringatan.

"Kemana kau kemarin?" akhirnya Junkyu mengutarakan alasan dia dan Jaehyuk merajuk pagi-pagi.

"Cuti."

"Aku tahu kau cuti...!" sentak gadis omega.

"Maksudku, kenapa kau tiba-tiba cuti? Padahal selama ini kau saaangat jarang mengambil jatah cuti. Kau bahkan masih masuk kerja di malam Natal dan malam tahun baru, tapi kemarin kau mendadak cuti. Apa yang kau lakukan...!?" Junkyu melotot. "Jangan bilang kau bersenang-senang sendirian, jalan-jalan sendirian, healing sendirian!" dia menuduh.

"Kalau mau cuti, setidaknya kau harus mengajak kami," sahut Jaehyuk. "Kita 'kan sudah bersumpah akan jadi BBKSM (Besties Budak Korporat Sampai Mampus) yang solid! Jadi, kalau mau mangkir kerja juga harus sama-sama...!"

Perlahan Asahi menghela napas panjang. "Maafkan aku," desisnya. "Urusannya sangat mendadak--"

"Urusan apa?" sambar Junkyu. "Kau benar-benar pergi liburan? Kau pergi healing?!"

"Tega sekali jalan-jalan sendirian sementara kami di sini gumoh sama laporan!" Jaehyuk turut mencecar.

Secara bergantian Asahi menatap Junkyu serta Jaehyuk yang menampakkan ekspresi wajah terluka dan terkhianati. Dalam hati gadis beta mengagumi betapa teman-temannya sangat pandai dalam mendramatisasi semua hal namun ia tetap memilih diam. Sebab tidak mungkin Asahi terus-terang membeberkan alasan dirinya mendadak mengajukan cuti ke kantor adalah karena Haruto menahan dia di rumah dan menidurinya seharian.

Sebenarnya sudah sejak lama Asahi tahu jika alpha-nya itu memang tipikal yang sangat suka bercinta dan untuk mengimbangi, ia tak cuma melindungi diri dengan alat kontrasepsi namun juga membiasakan membujuk Haruto agar tidak terlalu gampang mengikuti hawa nafsu. Dengan kata lain, dia berusaha 'melatih' pemuda tersebut supaya lebih bisa mengontrol hormon apalagi jika tiba-tiba 'kebelet' di waktu yang tidak pas seperti kemarin pagi.

Walau kadang harus merajuk, seringnya Haruto bisa mengerti jika waktunya tidak tepat untuk bercinta dan dia akan memilih tidak melanjutkan hasrat, namun entah kenapa kemarin kasusnya sedikit berbeda. Lelaki itu jadi lebih dominan dibanding biasanya, bahkan sampai memaksakan mating secara sepihak pada Asahi yang kemudian membuat gadis beta hilang akal sehat dan menjadikan dia secara tidak sadar terus-menerus melayani keinginan sang alpha.

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang