Luna 15

716 40 23
                                    

"Maaf lama!" Seru Asahi pada Junghwan yang berdiri menyandarkan punggung di pintu Lamborghini Urus warna abu metalik yang terparkir tepat depan lobi hotel. Sebenarnya kendaraan tidak boleh berhenti di depan pintu masuk utama kecuali untuk menurunkan dan menjemput penumpang, namun berhubung seluruh karyawan hotel sudah mengenali Junghwan sebagai putra dari Bos mereka maka hal itu menjadi sebuah pengecualian.

Junghwan membukakan pintu di tempat duduk sebelah pengemudi sembari sepasang mata coklatnya memperhatikan Asahi yang telah mengganti baju dengan pakaian kerja. Hal tersebut mengundang rasa heran pemuda tinggi tapi ia baru bertanya setelah mendudukkan diri menghadap kemudi dan menyalakan mesin mobil.

"Kenapa ganti baju?"

"Ne?" balas Asahi yang tidak terlalu memperhatikan ucapan adik iparnya.

"Kenapa ganti baju?" ulang lelaki lebih muda.

"Oh. Aku ingin terlihat baru pulang kantor di depan Yena," jawab gadis beta terus-terang.

"Buat apa?" Junghwan heran.

"Buat alasan saja."

"Noona tidak mau dia tahu kau sudah pindah apartemen?" sang alpha menebak.

Asahi diam sebentar baru kemudian mengangguk.

"Wae?" pemuda tinggi masih mengejar dengan pertanyaan-pertanyaan sambil tangannya cekatan memegang kemudi, membawa Lambo Urus kesayangannya melaju di jalanan.

"Tidak ada alasan khusus," desis gadis beta lalu memalingkan wajah pada kaca di sampingnya, cukup memberi kesan jika ia tak mau diganggu oleh pertanyaan lagi. Junghwan yang peka juga langsung mengatupkan mulut, membiarkan sisa perjalanan dari hotel menuju apartemen Asahi diisi dengan hanya keheningan.
.
.

"Parkir di sini saja," pinta Asahi ketika mobil baru saja melewati sebuah minimarket yang jaraknya masih cukup jauh dari tempat tujuan.

"Wae?" Junghwan kembali heran, meski begitu ia menuruti keinginan kakak iparnya dan menepikan mobil.

"Tidak apa-apa. Aku jalan kaki saja ke rumah. Terima kasih, Junghwan-ah," jawab gadis beta lalu membuka pintu kendaraan dan keluar. "Kau akan menunggu di sini 'kan?" ia bertanya sebelum menutup pintu.

"...ne." Lelaki yang lebih muda mengangguk.

"Baiklah. Aku akan menghubungimu kalau sudah selesai," ujar Asahi menyunggingkan senyum. Gadis tersebut beranjak, dengan terburu-buru berjalan menuju gang tempat bangunan apartemennya berada.

Di dalam mobil, Junghwan menghela napas sendirian. Tangannya membuka tutup laci dasbor untuk mengambil sebuah topi dan masker.

"Kau pikir apa tujuan Ruto Hyung menyuruhku mengantarmu, Noona? Cuma jadi sopir? Tentu saja tidak." Pemuda tinggi keluar dari mobil, mengunci kendaraannya, dan melangkahkan kaki jangkung mengikuti sosok Asahi yang telah membelok masuk gang.
.
.

Tap, tap, tap.

Suara tapak kaki menaiki anak tangga yang kedengaran menggema jelas di gedung apartemen sederhana dan sedikit penghuni itu, membuat Yena buru-buru berdiri sambil menggendong anaknya dari posisi yang tadi mendelosor di lantai berdebu.

Sorot mata wanita tersebut berubah melas ketika bertemu tatap dengan Asahi yang baru saja naik dari lantai bawah. Gadis Jepang juga nampak terkejut melihatnya.

"Yena-ya...?" desis Asahi seolah dia belum tahu jika sejak tadi telah ada orang yang menunggunya mondar-mandir di depan pintu rumah.

"Eonnie...!" Mata Yena berkaca-kaca dan tangannya nampak gemetar memeluk bayi yang baru berumur setahun.

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang