Luna 5

594 57 47
                                    

🔞
.
.
.
.
.

"Doyoung-ah, kalau dalam 10 menit kau tidak turun, akan ku tinggal!" seru Junkyu sebelum menutup pintu apartemen, berbarengan dengan suara adiknya yang menjawab 'ne~' lantang.

Seorang diri, Junkyu berjalan melewati lorong sepi bangunan elit tempatnya tinggal. Gadis tersebut menuju lift untuk turun ke area parkir di lantai basement yang malam itu suasananya sunyi dan suram sebab hanya diterangi oleh pijar dari beberapa lampu neon.

Junkyu mengesah, hal seperti inilah yang paling dia benci setiap ingin pergi keluar apalagi di malam hari. Entah sudah merupakan kebiasaan atau bagaimana, bangunan apartemen kalangan atas mayoritas akan lebih sepi (penghuni dan suasana) dibanding tempat tinggal masyarakat kebanyakan. Walaupun sistem keamanan juga lebih canggih dan di setiap sudut tempat  terpasang CCTV, namun hal-hal yang mungkin tidak dapat ditangani oleh teknologi itu kemungkinannya tetap akan ada.

Tidak boleh! Tidak boleh berpikir yang aneh-aneh! Kalau takut, nanti malah kejadian! Positive thinking! Positive thinking! Junkyu menggelengkan kepala menepis bayangan-bayangan tak mengenakkan yang barusan sempat menciutkan nyalinya untuk mencari mobil di area parkir yang luas. Dengan jemari menggenggam kunci mobil kuat-kuat dan sambil mengumpulkan tekad, gadis tinggi tersebut kemudian mengambil langkah pertama keluar dari lift lalu langsung melesat lari menuju tempat kendaraannya terparkir.

Pip! Dengan terburu, Junkyu mematikan alarm mobil. Dia sudah hampir membuka pintu bagian pengemudi ketika sekilas sebuah aroma tajam sampai pada dirinya seolah terbawa angin membuat sekujur tubuh wanita itu membeku dalam sekejab.

Sebuah wangi yang biasa ada pada daun mint tercium, bercampur dengan udara dalam helaan napas Junkyu. Aroma alam yang sangat khas seperti ini tidak semua orang memilikinya dan apabila ada yang hawa keberadaannya menyamai wangi ciptaan alam, maka bisa dipastikan orang itu adalah alpha.

Harum daun mint menguar semakin kuat yang berarti pemiliknya juga sedang berada cukup dekat dengan lokasi gadis omega berada. Tak ada niat intimidasi dari hawa keberadaan itu meski tetap saja, hal tersebut membuat Junkyu--sebagai seorang omega--merasa was-was, terlebih kondisinya sekarang juga sedang sendirian.

Ada apa? Apa yang dia inginkan dariku? Siapa...!? Isi kepala Junkyu berkecamuk dalam gelombang kecemasan.

Tap.

Terlalu fokus pada aroma keberadaan sang alpha, membuat Junkyu tidak menyadari jika telah ada tapak kaki orang di sekitarnya. Gadis itu terkesiap manakala mendengar langkah sepatu terhenti dan nampak ada bayangan orang di belakangnya yang terpantul di kaca mobil.

Junkyu masih terdiam kaku. Dengan susah dia menelan air ludah sementara otaknya sedang memutar banyak skenario pemecahan masalah jikalau nantinya benar-benar terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kim Junkyu."

Panggilan barusan seperti komando bagi Junkyu untuk langsung memutar badannya 180 derajat. Dengan mata sudah berkaca-kaca dan ekspresi didominasi rasa terkejut, panik, takut, parno, serta khawatir, gadis tinggi menatap nanar pada seraut wajah yang justru membalasnya dengan sebuah senyuman lembut.

"Lama tidak ketemu," ucap seorang lelaki sambil tangannya menyodorkan sebuket bunga pada Junkyu yang masih terdiam kelu.

"...Y-Yedam?" agak lama, gadis tersebut akhirnya bersuara.

"Eum, ini aku. Bang Yedam," angguk Yedam mengiyakan kata-kata Junkyu. "Jangan melihatku seperti hantu begitu," lanjutnya saat menyadari arti tatapan penuh paranoid yang menyelimuti netra gadis lebih tua.

"Oh? Siapa ini?" sebuah celetukan tiba-tiba membuat kepala Junkyu dan Yedam menoleh ke arah yang sama. Nampak Doyoung mengerjabkan mata sambil jarinya menuding pada laki-laki yang memegang buket bunga.

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang